NovelToon NovelToon
IRREGULAR

IRREGULAR

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Anime / Tamat
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Echo Gardener

Ketika penggemar webtoon <Tower of God>, Arkan, tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh Neon Argarither dan menjadi bagian dari karakter webtoon <Tower of God> itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echo Gardener, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Phantaminum's POV

Sekarang aku sedang duduk sendirian di bangku yang dingin pas dengan hatiku yang sudah dingin, sedingin Neon yang menolakku untuk tidak mengikutinya.

Sejak aku duduk di sini, entah sudah berapa banyak orang melemparkan koin dan lembaran uang ke arahku, bahkan karena banyaknya uang yang telah ku terima.. ada juga orang baik yang membantu mengumpulkan uang yang sudah beberapa kali bertebaran tertiup oleh angin dan menempatkannya di sebuah kardus box bekas, dan mereka menaruhnya tepat di depanku.

Aku tidak tahu alasan apa orang-orang itu untuk melemparkan sejumlah uang mereka ke arahku. Apa memang ini sebenarnya adalah tren baru di lantai ini? Kalau ya, berarti tren ini sangat mengesalkan, karena beberapa koin terlempar mengenai wajah tampanku.

Aku juga tidak tahu alasan apa Neon mengusirku dari tempat penginapan sebelumnya untuk tidak pergi bersamanya menaiki kereta khusus Regular, dan aku dengan setengah jiwaku yang tersisa ini mau tidak mau harus menuruti perkataannya.

Tapi aku mulai menerimanya setelah mendengar Neon berkata seperti itu pada Esentia dan juga Enryu.

"Hahaha! Ternyata bukan hanya aku saja yang diusir oleh Neon!"

Tidak beberapa lama, rasa bosan mulai menyerangku yang sedang duduk melihat ke para makhluk lemah dengan terusnya melemparkan koin mereka itu ke arahku, aku berniat untuk membunuh mereka semua, tapi sayangnya itu akan membuat keributan di sini dan Neon tidak menyukai kalau adanya keributan dalam rencananya. Rencana yang dibuat Neon itu harus dijalankan dengan sempurna.

"Sungguh mengesalkan.."

Berterima kasihlah pada Neon, wahai kalian yang bernapas di lantai ini. Jika bukan karena Neon, lantai ini mungkin sudah menjadi lautan darah.

"Haa.. tanpa Neon perjalanan ini jadi sangat membosankan."

Aku bangkit berdiri dari tempat duduk dan mulai berjalan mengelilingi stasiun yang sudah lama tidak ku lewati ini bersama Neon dan para dedemit waktu itu.

Nostalgia?

Oh, tentu tidak.

Buat apa bernostalgia dengan para dedemit itu, pssh—lagian juga aku yang selalu bersama Neon, bukan mereka, hahaha!

Dan sekarang aku sudah berada di Stasiun Kota Kereta ini yang merupakan tempat pertemuan yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Kereta Neraka?

Sudah lama sekali aku tidak menaikinya. Pasti akan ada cecunguk FUG di dalamnya.. tidak, mereka lebih seperti virus yang tersebar di mana saja.

"Hmph, untungnya aku tidak seperti mereka."

Dipikirkan juga.. sedikit menyedihkan melihat para bocah Regular yang susah payah mendapatkan tiket ekspres tidak berguna itu hanya untuk mati di tangan mereka.

Lagi pula, hanya aku dan Neon saja yang diberikan hak izin penuh untuk melakukan apapun di Menara ini. Tidak peduli mau kita turun-naik Kereta Neraka ini, ataupun keluar-masuk Menara.

Karena kita adalah kebebasan itu sendiri.

Dan karena itu, bocah tomat serta bocah barbar bernama Mazino jadi sangat iri denganku.

"Hahahaha!"

Aku tertawa dengan lepas, tidak peduli ada berapa banyak tatapan aneh yang mengarah padaku.

Kalau kata Neon, kita itu ibarat seperti tamu VVIP di dalam Menara ini.

Berbeda dengan Enryu, Esentia dan sisanya. Mereka perlu mendapatkan tiket ekspres itu untuk bisa turun-naik Kereta Neraka.

Aku jamin dari dua orang itu, yang akan mencuri paling banyak tiket tidak berguna itu adalah Enryu. Itu pastinya karena bocah tomat itu tidak tahu berapa kali Neon akan turun-naik Kereta Neraka ini, hahaha!

Tanpa ku sadari, aku diberhentikan oleh keramaian yang sudah menutupi jalanku.

"Siapa yang berani-beraninya menutupi jalan orang tua keren dan tampan ini? Mau mati cepat, huh?" gumamku.

Karena penasaran, aku berjalan ke arah keramaian tersebut. Dan saat sampai pada intinya, aku melihat sebuah poster seorang gadis berambut biru membawa tongkat mic sedang berpose di dalamnya.

Siapa gadis badut itu? Orang terkenal, kah? Tapi kenapa aku tidak mengenalnya? Huh, persetan dengan ini semua.

Tiba-tiba saja, seseorang di sampingku berteriak memanggil nama dari gadis badut itu dengan raut wajah senang dan juga dia melambaikan tangannya ke arah poster.

Dasar orang aneh. Melambaikan tangan ke sebuah poster.. benar-benar aneh.

"Hei, apa gadis di poster itu sangat populer?" tanyaku pada pria di sebelahku.

Aku melihat wajah terkejut dari pria itu. Wajah jeleknya sangat mengesalkan, ingin ku tinju rasanya dengan tanganku ini.

"K-Kau.. benarkah kau tidak tahu siapa orang yang ada di poster itu?" tanyanya sambil menunjuk ke sebuah poster.

Aku mengangguk singkat.

"D-Dia adalah Ha Yura! Sang Idola Regular Kelas-D! Dan besok adalah waktu konsernya yang akan diadakan di Aula Tengah!" jawabnya dengan mata berbintang.

Ekspresinya itu seperti aku pernah lihat.. tapi di mana? Dan siapa?

"Ha Yura? Tidak kenal tuh." kataku, sambil mengorek telingaku dengan jari kelingking tangan kiriku.

"Kau tidak mengenal Ha Yura?! Tunggu dulu," pria itu melihatku dari atas ke bawah dan ke atas lagi, dan coba tebak dia melakukan apa setelahnya? Dia mendengus untuk menahan tawanya!

"Memangnya ada yang lucu padaku, huh?" menahan untuk tidak membunuh seseorang.

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku baru saja mengerti kenapa kau tidak mengenali Ha Yura." katanya sambil menepuk bahuku dengan senyum jelek terpampang di wajah jeleknya.

Tau apa dia memangnya, hah?! Dia cari mati! Dia benar-benar cari mati, kan?!

Kalau saja ini bukan karena aku takut menyebabkan masalah, karena jika ketahuan maka artinya aku akan menggagalkan rencana sempurna Neon. Orang jelek di depanku ini akan ku jadikan makanan penutup hewan peliharaanku.

"Kau punya keberuntungan yang bagus hari ini, Nak."

"Benarkah itu? Tapi sepertinya memang begitu, karena hari ini aku akan bertemu dengan Ha Yura secara langsung!"

Phantaminum: "..." Persetan dengan Ha Yura! Neon nomor 1!

...****************...

Enryu's POV

Banyak orang-orang bodoh yang mau mencuri tiketku.

Aku melihat ke tumpukan mayat di bawahku, tepat di dalam gerbong kereta khusus para Regular Kelas-D yang akan pergi menuju ke Stasiun Kota Kereta, tempat pertemuan kami nantinya.

"Apa tiket yang ku miliki ini akan cukup nantinya?"

Melihat belasan tiket di genggaman tanganku.

"Ku harap tiket-tiket ini cukup." kataku sambil memperbaiki wig kribo hitam yang diberikan guru sebelumnya.

Beberapa hari sebelumnya, kami sudah sepakat untuk menyamar, entah karena alasan apa sepertinya guru sangat suka menyamar.

Aku menyamar dengan wig kribo hitam yang sedang ku pakai ini, kacamata hitam, dan juga kumis putih. Dengan pakaian kaos putih, jaket hitam, celana hitam, dan sepatu hitam-putih.

Semua yang ku kenakan diberikan langsung oleh guru.

Menurutku pribadi, penampilanku saat ini sangat tidak bagus seperti penampilanku yang biasanya. Tapi setidaknya penampilanku ini tidak seperti orang tua sialan itu dengan penampilan gembelnya, hahaha!

"Itu sangat cocok dengan jati diri orang tua sialan itu!"

Lalu si alga biru itu juga di dandani oleh guru seperti seorang pria lemah, pfft—!

"Pria lemah yang tidak bisa berbicara pula, hahahaha!"

Mengingat penampilan kedua orang itu membuatku ingin tertawa lagi.

Ok, lupakan dua orang itu. Untuk penampilan guru.. aku tidak tahu penampilannya yang sekarang seperti apa, sebab aku sendiri, alga biru, dan orang tua sialan itu sudah diusir lebih dulu sebelum kami melihat guru melakukan penyamarannya.

...****************...

Esentia's POV

Tiba-tiba suasana yang tadinya tenang menjadi tidak tenang berkat pemburu tiket yang mau memburu mangsanya.

Aku hanya duduk tenang menyaksikan mereka bertarung untuk menyerang dan mempertahankan tiket tersebut.

Apa aku perlu melakukan tindakan untuk mengambil tiket mereka? Tapi rasanya sangat kasihan membuli para Regular lemah itu.

"Kau punya tiket, kan?" tanya si pemburu tiket pada pria di hadapannya.

"Bagaimana kau tahu? Ini bahkan bukan Kereta Neraka. Dan kita bahkan tak memakai tag." jawab pria itu sedikit terkejut.

"Yah, kau tak perlu tahu soal itu, cukup kau berikan tiketmu itu padaku."

"Bajingan!" teriak murid dari pria itu.

"Hentikan! Dia juga punya tiketnya. Kau bisa mati kalau bersikap gegabah." jelas pria itu melihat muridnya.

"Pintar kau. Menempatkan dirimu sebagai beban."

"Beban?! Apa maksudmu?!" teriak murid pria itu tidak terima.

Aku tidak mau mendengar percakapan mereka lagi.

Sangat membosankan. Kalau aku jadi mereka, aku tidak akan banyak basa-basi dan akan menyerangnya duluan.

Dengan begitu, aku meniadakan suara di sekelilingku dengan shinsu transparan. Hanya Ranker tertinggi yang bisa merasakan keberadaan shinsu ini, karena ini adalah salah satu teknik shinsu yang diajarkan langsung oleh Dewa Shinsu itu sendiri.

Setelah menunggu dengan lama, aku menghilangkan shinsu dan melihat pria itu memegang hp si pemburu tiket yang sudah tewas di tempat.

Aku berdiri dari kursi kereta, sontak saja aksiku mengagetkan pria tersebut.

"Siapa kau?!" tanyanya sambil mengarahkan senjatanya tepat ke wajahku.

Bagaimana ini? Neon menyuruhku untuk tidak mengeluarkan suara apapun dari mulutku. Aku tidak tahu alasannya Neon menyuruhku seperti itu untuk apa, tapi aku menurutinya karena dia adalah panutanku sendiri.

Aku mulai mengeluarkan hp baru pemberian Neon dari dalam saku dan menulis namaku di layar tersebut.

Pria itu menatapku dengan tatapan tidak percaya, kemudian dia seperti memikirkan sesuatu yang sulit dan akhirnya mulai mengetikkan sesuatu di hp si pemburu tiket.

Beberapa menit kemudian, muridnya datang memberitahukan kalau di gerbong lain ada seorang yang aneh. Pria itu bertanya pada muridnya tentang siapa orang aneh itu sambil menyimpan senjatanya kembali, lalu menoleh ke arahku dan mengajakku untuk ikut bersamanya ke gerbong orang aneh itu berada.

Sebenarnya apa yang pria itu ketik di hp si pemburu tiket sampai bisa menurunkan penjagaannya terhadapku?

Tratak! Tratak!

Setibanya di gerbong lainnya, aku melihat seorang pemuda.

"Siapa kau?" tanya pria itu pada pemuda yang dengan dinginnya menatap kami.

"Apa kalian.."

Sepertinya aku seperti pernah melihatnya, tapi siapa dan di mana aku pernah melihatnya?

"..punya tiket?"

1
Jeanette
Gk nyanga sekecewa ini
Nanika: cpt bgt
total 1 replies
Fahrein Hearts
Lah tamat?
Fahrein Hearts: Gak boleh tamat!!!!
total 1 replies
Aceela
Endingnya wow sekali🗿
αℓℓєα
cepet bgt tamatnya kak
Nora
"tidak terlalu kuat" 🗿
Ariana
Penasaran sama bab selanjutnya
Jeanette
what happen aya naon?
Reynold Gerald
Why?
αℓℓєα
Knp tuh🤨
Jeanette
Phantaminum sama Enryu tuh haha
Noel Marsh
AAAAA LUCU ENRYU NYA😭🫰
Nora
Buruan kak plis bgt Kereta Neraka
Ariana
lanjutkan babnyaaaaaaa
Nanika
Hoaqin bakal diajak juga kan?
Reynold Gerald
Gk sabar Phantaminum sama Enryu ketemu Neon—eh salah, maksudnya, Leon
Nora
Plis jgn ada plot twist ya kakak
Anonymous
lanjut
Reynold Gerald
bener tuh nggak mungkin bgt😤
αℓℓєα
Seru dan bagus 👍
αℓℓєα
next akak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!