NovelToon NovelToon
Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mutiah Azzqa

Mia Maulida seorang wanita berusia 36 tahun dengan dua orang anak yang beranjak remaja menjalankan multi peran sebagai orangtua, isteri dan perempuan bekerja, entahlah lelah yang dirasa menjalankan perannya terbersit penyesalan dalam hati kenapa dirinya dulu memutuskan menikah muda yang menjadikan dunianya kini terasa begitu sempit, Astaghfirullahal'adzim..lirihnya memohon ampun kepadaNYA seraya berdoa dalam hati semoga ada kebaikan dan hikmah yang dirasakan di masa depan, kalaupun bukan untuknya mungkin untuk anak anaknya kelak.

Muhammad Harris Pratama seorang pengusaha muda sukses yang menikah dengan perempuan cantik bernama Vivi Andriani tujuh tahun lalu, nyatanya kini merasakan hampa karena belum mendapatkan keturunan. Di saat kehampaan yang dialaminya, tak disangka semesta mempertemukan kembali dengan perempuan cantik berwajah bening nan teduh yang dikaguminya di masa putih abu-abu. Terbersit tanya kenapa dipertemukan saat sudah memilki kehidupan dengan pasangan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutiah Azzqa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Setiap malam Mia tidur selalu lebih cepat dari suaminya, setelah selesai makan malam, beres-beres, sholat Isya' dan mengaji biasanya santai sejenak menemani anak-anaknya belajar sambil mengobrolkan tentang aktifitas keseharian mereka di sekolah atau nonton acara TV sebentar sambil menunggu mengantuk, setelah kantuk datang Mia langsung masuk ke kamar, sebelumnya tetap mengingatkan anak-anak untuk mempersiapkan pelajaran dan perlengkapan ke sekolah untuk besok dan memastikan anak-anaknya juga sudah masuk ke kamarnya masing-masing.

Sedangkan suaminya biasanya tidur terakhir paling malam, sambil menunggu cucian sampai selesai dijemur, Andi biasanya santai di malam hari dengan merokok dan minum kopi di teras depan rumah sembari melihat ponselnya untuk bermain game, atau membuka sosial medianya.

Tentu sebelumnya ia sudah makan malam sendirian setelah anak-anaknya selesai makan, sedangkan isterinya seringkali tidak makan malam kalaupun makan malam Mia jarang sekali menemani Andi, Mia lebih memilih makan malam sambil nonton TV di ruang tamu.

Di kamar Mia yang tidak begitu luas, hanya 3 x 3 meter terlihat tidak terlalu banyak barang di dalamnya, hanya ada satu ranjang ukuran sedang, satu lemari kayu dua pintu dan meja rias kecil dan masih ada sedikit space untuk bisa menggelar sajadah untuk sholat. Tidak ada AC hanya ada kipas angin yang menempel digantung di tembok, perlahan mata Mia mulai terpejam untuk kemudian tidur lelap.

Rasa lelahnya yang bekerja di kantor seharian, dan pulang ke rumah masih harus memasak dan beres-beres, membuat Mia lebih mudah terlelap. Dan baru beberapa jam terlelap Mia merasakan ada sesuatu yang mengusik tidurnya, ranjangnya terasa bergerak karena Andi yang datang ke kamar langsung berbaring merapatkan tubuhnya untuk memeluk isterinya dari belakang, mulai menyentuhkan diri ke tengkuk Mia, membalikkan badan isterinya dan Andi mulai menjelajahi semua yang ada pada Mia, menandakan kalau ada yang diinginkan suaminya darinya. Tentu seberapapun lelah yang dirasakan Mia, isteri tidak boleh menolak kala suami menginginkannya karena itu dosa besar, Mia memilih pasrah pada apa yang akan suaminya lakukan pada dirinya, ia hanya bisa diam melayaninya walaupun merasakan lelah luar biasa dengan kepala yang sedikit berdenyut karena tidurnya yang belum lama.

Dan ketika semua sudah selesai, keadaan menjadi terbalik karena Mia menjadi terjaga dari tidurnya, susah untuk tidur kembali sedangkan Andi suaminya malah langsung tertidur dengan pulasnya. Kalau sudah begini Mia hanya bisa menghembuskan nafas panjang, ingin rasanya ia mencaci suaminya yang dengan asyik langsung tidur setelah menyalurkan hasratnya begitu saja tanpa basa-basi sekedar berterima kasih atau meminta maaf karena telah mengusik tidurnya, sangat egois memang menurutnya.

Begitulah seorang isteri harus siap melayani suami dan anaknya meski dalam keadaan apapun, Mia jadi teringat ketika anak-anaknya masih sangat kecil setiap malam Mia susah untuk bisa tidur dengan nyenyak karena anak-anaknya akan sering terbangun dan menangis di waktu malam, kalau anak yang satu sudah tertidur setelah kenyang menyusu, gantian anak yang lain terbangun dan menangis. Dan kalau kedua anaknya sudah tertidur, giliran suami yang minta dilayani, begitu repotnya jadi seorang isteri dan seorang Ibu, tidak jarang setiap bangun tidur badannya bukan menjadi fresh tapi terasa remuk, dan kepala pening karena kurang tidur padahal paginya harus berangkat kerja, hampir setiap hari yang dirasakannya seperti itu.

Mia menghembuskan nafas panjang, berjalan pelan keluar dari kamar memilih langsung ke kamar mandi untuk mandi junub, walaupun masih tengah malam dan pagi masih lama. Setelah selesai mandi dan berwudhu Mia menggelar sajadah melaksanakan sholat tahajjud di kamarnya, yang diiringi dzikir dan berdo'a dengan khusyuk setelahnya. Dengan masih menggunakan mukenah, Mia merebahkan diri meringkuk di atas sajadah dengan tangan memegang tasbih membaca istighfar memejamkan matanya, dan tak lama kemudian ia tertidur.

"Ma.. bangun, pindah ke kasur jangan tidur di bawah!" Andi yang terbangun ingin buang air kecil, mencoba membangunkan isterinya

Mia menggeliat dengan mata yang terpejam, "jam berapa ini udah shubuh belum? tanya Mia sambil memegangi kepala yang terasa berat

"Belum, masih jam 3..pindah tidurnya jangan di bawah nanti badannya sakit" Andi menjawab setelah melirik ke jam dinding

Mia yang berfikir berarti ia sudah tertidur dua jam di atas sajadah menuruti saran suaminya, ia pindah ke kasur untuk melanjutkan tidurnya tanpa melepaskan mukenahnya, sedangkan Andi keluar menuju ke kamar mandi untuk buang hajat dan kembali lagi setelahnya untuk tidur kembali di samping Mia, melihat isterinya tidur masih menggunakan mukenah, Andi berinisiatif untuk membantu melepaskannya dan meletakkannya di kursi depan meja rias.

Ketika suara adzan subuh sayup-sayup terdengar, Mia mau beranjak bangun tapi badannya terasa sakit semua dan kepalanya semakin berat, berputar, membuat Mia duduk dengan berpegangan mencengkeram kasur dengan kuat. Kenapa ini, ada apa dengan kepalaku ya Allah? Mia bertanya dalam hatinya sambil mengucapkan istighfar berkali-kali.

Setelah Andi mandi besar dan berwudhu, lalu ia dan Mia selesai melaksanakan shalat subuh bersama, Mia meminta tolong kepada suaminya untuk membangunkan anak-anaknya agar secepatnya shalat subuh juga, Mia yang merasakan badannya lemas dan tidak bertenaga juga terasa panas, akhirnya ia memilih merebahkan dirinya lagi di kasur dan ia meminta tolong kepada suaminya untuk menyiapkan sarapan, memasak nasi dengan lauk seadanya telur dadar supaya cepat.

"Loh Mama ke mana pa?" Tanya Zahra heran karena papanya pagi sudah ada di dapur depan kompor

"Mama ada di kamar, lagi tidak enak badan" jawab Andi

"Mama sakit..?" Zayan yang baru keluar dari kamar bertanya

"Sepertinya kecapean atau mungkin masuk angin" ujar Aris kepada kedua anaknya

"Sini kakak bantuin papa siapin sarapan, supaya cepat selesai" Zahra menawarkan bantuan langsung menghampiri papanya

"Kakak coba lihat ada stock sayuran apa di kulkas yang bisa di masak, atau tidak apa-apa makan sama dadar aja tanpa sayur?" Tanya Andi sambil memegang mangkuk berisi telur yang sudah diaduk siap untuk digorengnya.

Zahra berjongkok, membuka kulkasnya sambil mengecek isinya "Hmmm..ada kacang panjang, kol, jamur sama toge pa.."

"Kacang panjang aja, kakak tolong potongin ya .." sahut Andi yang berdiri di depan kompor lagi menggoreng telur

"Siap pa.." jawab Zahra,

Bapak dan anak perempuannya sedang bekerjasama di dapur memasak untuk sarapan dan bekal siang, untungnya mereka mau mengerti dan menggantikan peran Mia di dapur meskipun entahlah hasil rasa masakannya seperti apa, yang terpenting sudah berusaha memasak dengan kondisi dapur yang sedikit berantakan.

Sedang di kamar Mia, merasakan badannya sakit semua lemas seperti tak bertulang, kepala berputar, juga perutnya yang bergejolak seperti pingin muntah. Dan Mia memutuskan untuk tidak berangkat kerja hari ini, karena kondisinya yang tidak memungkinkan dengan kepala yang berputar mengendarai motor mana bisa, yang ada akan berbahaya di jalan nanti.

Akhirnya setelah suami dan anak- anaknya berpamitan untuk berangkat, Mia mengirimkan pesan kepada Nina kalau ia tidak masuk kerja hari ini, potong cuti karena sakit ingin mengistirahatkan badannya satu hari saja mudah-mudahan bisa sembuh fikirnya.

1
Yaky De la rosa
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
Stephanie Vanessa Cortez Lopez
Gak bisa berhenti baca
Mom Azzqa: Terimakasih /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!