NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Tampan

Gadis Kesayangan Om Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rita Tatha

Berawal dari ganti rugi, pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Seiring waktu, tanpa sadar menghadirkan rindu. Hingga harus terlibat dalam sebuah hubungan pura-pura. Hanya saling mencari keuntungan. Namun, mereka lupa bahwa rasa cinta bisa muncul karena terbiasa.

Status sosial yang berbeda. Cinta segitiga. Juga masalah yang terus datang, akankah mampu membuat mereka bertahan? Atau pada akhirnya hubungan itu hanyalah sebatas kekasih pura-pura yang akan berakhir saat mereka sudah tidak saling mendapatkan keuntungan lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 07

Lily mendelik tajam mendengar jawaban Brian. Apa yang lelaki itu katakan di depan ayah Lily? Kekasih? Mereka adalah sepasang kekasih?

Oh, astaga. Ini sungguh tidak baik.

Lily bangkit dan menarik tangan Brian. Meminta lelaki itu agar ikut dengannya keluar rumah. Mereka harus berbicara empat mata terlebih dahulu. Sebelum semua menjadi masalah yang serius. Brian hanya menurut dan bersikap sangat tenang.

"Om, apa maksudnya ini?" tanya Lily mendesak.

"Kamu masih bertanya apa maksudnya? Tentu saja maksudnya, aku dan kamu adalah pasangan kekasih." Brian tidak sekalipun takut meski Lily sudah berdecih keras.

"Om, jangan buat masalah! Jangan ngomong sembarangan. Emang sejak kapan kita berdua pacaran?" Lily berbicara dengan penuh penekanan dan berkacak pinggang.

"Hei!"

"O-om." Lily terkejut ketika Brian tiba-tiba merangkul pundaknya. Hingga tubuh mereka kini saling menempel. Jantung Lily berdegup sangat kencang seperti hampir meledak. Ia tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis kecuali sang ayah. Sekarang, Brian hanya menyentuh pundak saja sudah membuatnya panas dingin.

"Kenapa? Aku cuma mau menegaskan saja. Bukankah tadi kamu yang bilang di depan temanmu itu kalau aku adalah pacarmu?"

"Sorry! Itu bukan teman, Tuan. Dia itu Mak Lampir. Musuh bebuyutan gue. Mana mungkin kita berteman!" sanggah Lily tidak terima.

"Iya, iya. Terserah kamu bagaimana. Yang penting aku hanya menegaskan saja. Kalau kamu keberatan, bagaimana kalau soal ganti rugi itu, aku katakan pada ayahmu."

"Dasar Om Tampan sialan! Om pintar sekali memanfaatkan situasi." Lily menghempaskan tangan Brian dengan kasar. Lalu mendelik tajam dan menantang ke arah pria itu. Lagi-lagi, Brian hanya tersenyum melihat raut wajah Lily yang lebih terlihat menggemaskan.

"Jadi lebih baik Nona Lily yang anggun dan menawan ini. Bagaimana kalau Nona Lily ikut bersandiwara. Anda tenang saja, saya bisa membuat ayah Anda terkesan kepada saya. Aauuuhhh!!! Kamu!" Brian mengaduh karena Lily sudah menginjak kakinya dengan kencang. Membuatnya langsung merasa kebas saat itu juga.

"Rasain!" Bukannya meminta maaf. Lily justru menjulurkan lidah mengejek kepada Brian. "Om sungguh bikin gue muak!"

"Hahaha." Brian tergelak keras. Namun, beberapa detik kemudian ia mencekal tangan Lily dan merengkuh erat gadis itu. Membuat Lily begitu terkejut. Ia meronta hendak melepaskan. Namun, Brian justru mendekatkan wajahnya.

"Lepaskan, Om! Berani sekali mesum di sini! Gue teriak ...."

"Silakan saja. Aku tidak takut." Brian menantang. Hal itu membuat Lily mengembuskan napas kasar. Ia harus bisa menahan emosi. "Aku mau buat penawaran padamu."

"Penawaran apa? Jangan macem-macem ya!" Lily menunjuk wajah Brian dengan telunjuk.

"Jadi, gini ... Bagaimana kalau kita bersandiwara. Kita berpura-pura bahwa kita adalah sepasang kekasih. Jangka waktunya setahun maka semua biaya ganti rugi itu, aku anggap lunas," tawar Brian.

Lily diam. Memikirkan itu. Bukan ide yang buruk juga. Lagi pula, mereka hanya akan menjadi kekasih pura-pura bukan?

"Baiklah. Gue setuju."

Brian menatap Lily sangat serius. "Kenapa kamu langsung setuju?"

Lily melepas pelukan itu dan mengusap tubuhnya seperti sedang membersihkan kotoran. Hal itu tentu saja membuat Brian merasa sangat kesal.

"Tentu saja. Kalau hanya sebagai kekasih pura-pura, Om tenang aja. Gue pinter akting. Jadi, sekarang kita masuk. Tapi awas! Jangan ngomong macem-macem sama ayah." Lily berjalan meninggalkan Brian. Kembali masuk ke rumah, Brian pun ikut menyusul di belakang.

"Maaf, Yah. Sebenarnya ...."

"Om, biar saya yang menjelaskan. Saya minta maaf sebelumnya, Om. Lily terus meminta saya untuk menyembunyikan hubungan kami. Tapi saya tidak bisa, Om. Bagaimana juga, saya adalah lelaki sejati. Saya tidak bisa terus menyembunyikannya. Om ... bolehkah saya dekat dan kalau bisa menikah dengan putri Om? Saya sungguh sangat mencintainya," ujar Brian tanpa keraguan.

Cih! Om Tampan. Pinter juga akting lu. Terlihat sangat meyakinkan.

"Anak muda, siapa namamu?" tanya Pak Faiz.

"Brian."

"Oh, apakah kamu serius dengan Lily?" tanya Pak Faiz lagi. Kali ini, sembari menatap lelaki itu dengan penuh makna.

"Tentu saja, Om. Saya bahkan sangat serius." Tidak ada keraguan. Tanpa pikir panjang. Brian langsung memberi jawaban itu. Ia meringis ketika Lily sudah mencubit pahanya dengan cukup kencang.

"Om, jangan macam-macam."

"Aku hanya satu macam denganmu saja."

"Sudah, sudah. Bagaimana kalau kita makan malam terlebih dahulu. Makanan sudah siap." Bibi Imah menyela obrolan mereka.

Lalu mereka pun menuju ke ruang makan. Saling menyantap makanan dengan suasana yang hangat. Walaupun terbiasa dengan makanan mewah, tetapi Brian tidak mempermasalahkan makanan sederhana yang ada di rumah Lily. Ia justru terlihat sangat menikmatinya.

***

Sudah masuk ke mobil hendak pulang, tetapi Yosep tidak juga menyalakannya. Hal itu membuat Brian merasa heran. 

"Kenapa?" 

"Tuan, apakah Anda yakin dengan apa yang Anda lakukan? Bagaimana kalau ...." 

"Yosep, asal kamu tahu, aku dan Lily sudah sama-sama sepakat kalau kami akan berpura-pura sebagai pasangan kekasih. Apa itu salah?" 

"Tapi, Tuan ... saya rasa itu bukan ide yang terlalu baik. Bagaimana kalau Tuan Besar tahu dan—"

"Kamu tenang saja. Aku tidak akan membiarkan dia menyakiti Lily.  Aku hanya tidak ingin pria tua itu terus menjodohkanku dengan wanita-wanita pilihannya. Ia pikir wanita yang ia pilih itu baik?" 

"Tuan Besar memilih dari kalangan atas, Tuan. Agar—"

"Agar apa? Aku tidak mau melakukan pernikahan bisnis. Bahkan, tanpa pernikahan yang dirancang oleh pria tua itu pun, aku bisa mengembangkan bisnisku sampai sejauh ini. Jika aku mau, bahkan tanpa dijodohkan oleh pria tua itu, aku bisa mendapatkan wanita seperti itu sebanyak yang aku mau," ujar Brian yakin. 

"Ya, saya tahu, Tuan. Anda memang sangat memesona dan menggoda untuk kaum hawa. Namun, perlu ditegaskan sekali lagi, Tuan. Saya yakin kalau Tuan Besar tidak akan tinggal diam. Beliau pasti akan mencari informasi sedetail mungkin tentang Nona Lily. Itu—"

"Sudahlah, lebih baik kamu jalankan mobilnya saja. Soal Lily, aku akan mengatasinya sendiri. Lagi pula, setelah pria tua itu tidak lagi mendesakku untuk menikah, aku akan berpisah dengan Lily." 

"Apakah Anda yakin, Tuan?" 

"Kenapa aku tidak yakin? Hubunganku ini hanyalah pura-pura. Kami hanya saling mencari keuntungan." 

"Semoga Anda bisa memegang ucapan Anda, Tuan. Sepertinya Anda harus membuat perjanjian hitam di atas putih dan anggap semua adalah kerjasama," ujar Yosep memberi saran. 

"Hah! Itu ide bagus. Jadi, dia tidak bisa lariku sebelum tanggal kerjasama berakhir. Besok kamu buatkan itu," perintah Brian. 

"Baik, Tuan. Sepertinya, ada yang sedang jatuh cinta, Tuan." Yosep tersenyum menggoda. 

"Mana mungkin aku jatuh cinta dengan gadis menyebalkan seperti dia," bantah Brian.

"Anda tidak jatuh cinta? Bagaimana kalau setelah perjanjian selesai, Nona Lily dengan saya saja, Tuan." 

"Yoseeppp!! Sepertinya aku terlalu baik padamu beberapa hari ini." 

1
Reni Anjarwani
seru
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Restoran sengaja ditutup khusus untukmu Lily 🤗
Rahma Inayah
ines mash.marh Krn arcel suka SM Lily BKN dgn ines.btian sebrnya mau lamar Lily tp masih mentingin ego nya hal hasil berubah JD kado ultah
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Brian mulai mencintai Lily 🤭
Rahma Inayah
knp jg ines i hrs marah SM Lily yg gak tau apa2 lagian pula Lily GK PNY rasa SMA arvel dia sdh cnt.sm Brian
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Ly
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Hadeuh kenapa dikasih tau 🤫
Anna Adjah
jangan lama² upnya thorrrrr
Rahma Inayah
kasian ines patah hati
Rahma Inayah
bukan obat nyamuk tp pengganguran km
Anna Adjah
thorrrrrr kok lama sih upnya,,ku dah bolak balik nyariin eh baru ketemu hari ini.
Othor Kalem Fenomenal: maaf kak
kemarin habis berduka jadi lama tidak nulis. ini aja belum terlalu fokus
tapi nanti diusahakan update tiap hari lagi 🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Lily 🤣🤣🤣
Anna Adjah
kok nggak up lagi thor?
Eli Aryanti
Padahal Brian sudah ngomong mau ikut Lily menemani Rama .....
kenapa Lily begitu syok melihat Om tampan datang yang ikut hadir dimalam itu 🤦
Othor Kalem Fenomenal: Lily pergi sama Rama, enggak mau Brian ikut. makanya syok lihat Brian juga datang 🤭
total 1 replies
Anna Adjah
lanjutttt thorrrrrrrrrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
waduh 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Telat 😏
Rahma Inayah
lanjut kn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lily jadi rebutan 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!