NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:694
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 06

Selena terbaring ditempat kasurnya memeriksa lututnya kembali.

Dengan paksa ia membuka perban yang Arsa obati untuknya.

Ia berfikir kembali mengapa Arsa begitu ingin ikut campur dalam masalahnya? Selena harus membatasi jarak untuk Arsa.

Selena ingin ia melakukan ini sendirian tanpa bantuan apapun. Ia percaya pada dirinya sendiri bahwa bisa melakukan ini sendirian tanpa meminta pertolongan dari Arsa sendiri.

ketukan lembut halus dari pintu suara berat nan halus milik ayahnya—Wirya menginstruksi.

Selena membaringkan tubuhnya dengan selimut menutupi tubuhnya. Ia tak siap berbicara kepada ayahnya—ia akan membuat ayahnya mengerti bagaimana perasaannya.

"Selena?" Wirya membeku didepan pintu—hening. Ia melihat Selena sudah tertidur di atas tempat tidur.

Dengan langkah hati-hati tak ingin menganggu tidur Selena, Wirya melangkah mendekat hingga berhenti di sisi ranjang.

matanya menyelusuri tubuh Selena dan wajah putrinya yang tampak pucat. Apakah ia memperhatikan Selena sejauh ini? Ia merasakan kehilangan hubungan harmonis dengan Selena.

Wirya tidak tahu bagaimana memperbaiki ini dan tidak tahu dimana letak kesalahannya.

Dengan hati-hati Wirya mengelus lembut rambut Selena, wajah Selena sangat mirip dengan mendiang istrinya—namun wajah Selena memiliki fitur wajah tegas seperti dirinya.

"Maafkan ayah jika membuat kesalahan kepadamu Selena, ayah janji kita bisa akrab seperti dulu lagi." dengan erangan pelan Wijaya menjauh, tak sanggup lagi menahan kepedihan karena putri kandungnya menjauh.

dengan langkah enggan Wirya berbalik melangkah kembali keluar pintu, ia melirik Selena sesaat sebelum menutup pintu membiarkan Selena tertidur.

dengan helaan lega Selena membuka matanya, tangannya meremas lembut selimut di atas tubuhnya. Matanya terasa panas dengan perasaan sesak didadanya.

"Andai ayah tahu, Selena menderita disini." bisiknya penuh luka sebelum kembali duduk dan bersandar di bantal. "Jika ayah tidak tahu apa kesalahan ayah, maka aku yang akan membuat ayah mengerti kesalahan ayah."

Ponsel yang tersimpan di atas meja menyala Beberapa saat.

Alarm pertemuan dengan keluarga Davin. Membicarakan pertunangan yang akan disegerakan setelah lulus sekolah nanti.

"Keluarga Davin sudah mengharapkan ikatan keluarga dengan keluargaku. Ibunya, nyonya Lina. Berharap penuh pada Davin untuk mendapatkan ku sebagai menantu agar semua warisan keluargaku di ambil alih oleh Davin."

Bisik Selena penuh perhitungan. Ia ingat semua dikehidupan lamanya—Davin menikahinya, ayahnya—wirya sakit parah.

Menyisahkan kedua adik tiri dan ibu tiri. Karina merebut posisi Selena sebagai istri Davin—membuat konflik yang sangat rumit.

Davin yang dibodohi oleh cinta dan kasih sayang kepada Karina hanya menuruti keinginan Karina yaitu menceraikan Selena.

Ini permainan, Selena akan ikut bermain. Tak akan membiarkan kehidupannya yang ini terulang kembali dengan cara menyedihkan.

"Tunggu nyonya Lina.. aku akan membatalkan semua impian mu." bisiknya dengan tekad. Selena bersiap-siap untuk berganti pakaian berpenampilan cantik untuk bertemu keluarga Davin.

Selena memakai gaun ungu dengan renda berbentuk pita menghiasi bagian pinggangnya.

Memakai aksesoris anting dan kalung simple bermata biru sesuai matanya.

Keadaan diruang tamu dipenuhi obrolan hangat. Selena turun dari kamar tepat pukul 7 malam dengan persiapan mentalnya dan tekadnya yang kuat.

seperti biasa ia membungkuk sopan kepada nyonya Lina dan tuan Kalingga. Lina menyambut dengan senyuman cerah dan puas.

Sementara Davin duduk dikursi dengan tegang sebelum mengulurkan tangan menyambut kedatangan Selena. Gerakan romantis agar semua orang tahu hubungan mereka berdua masih tetap terjaga.

Selena menunduk, pura-pura membenarkan kusutan gaunnya dari pada menerima genggaman tangan Davin.

Hingga Selena duduk disebelah Davin. Bukan duduk yang saling berdekatan tapi ada jarak kecil menggambarkan hubungan mereka.

Davin merasakan perih saat ditolak Selena. Ia tak mengerti mengapa Selena bersikap dingin terutama didepan keluarganya.

Semua orang-orang tak melihat kejadian itu. Namun Karina melihatnya, diam-diam menyeringai karena Selena perlahan mundur dari hubungan ini.

Selena menatap Karina diam-diam. Tangannya terkepal erat bagaimana Karina memakai gaun nya—gaun pemberian ayahnya dihari ulang tahun kemarin.

Tangan Selena mengepal erat. Ia tak tahan ingin meraih gaun itu dari tubuh Karina. Namun ia tahan, Selena harus bertahan demi sandiwara ini.

"Jadi kita sepakat bukan bahwa pertunangan Selena dan Davin akan berlangsung saat mereka lulus sekolah nanti?" Lina memulai topik inti dari pertemuan ini.

Wirya dan Evelyn mengangguk dengan ringan. meski Evelyn tidak sepenuhnya antisipasi dengan acara ini. Ia berharap putrinya Karina yang bertunangan dengan Davin bukan putri tirinya.

"Ya saya setuju saja. saya lihat Selena dan Davin sudah dekat dari kecil, mereka pasangan yang cocok." Wirya menyahutinya. sepenuhnya percaya pada Davin bisa membuat Selena bahagia dan merasa dicintai.

Kalingga mengangguk dengan senyuman ramah. Namun dilihat wajah Selena ia melihat beberapa masalah tak terpecahkan.

Kalingga berdeham pelan, matanya lembut menatap Selena penuh pengertian. "Nah Selena dan Davin ... Apakah kalian serius untuk menjalin hubungan kalian ke tahap pertunangan?" tanya Kalingga seolah meragukan.

Lina tersentak, terkejut bagaimana suaminya membuat keadaan menjadi diselidiki dan dikhawatirkan yang tak akan terjadi.

"Sayang apa maksudmu? Tentu saja Selena ingin bersama Davin?" sahut Lina mencoba membalik keadaan agar lebih baik.

Kalingga mendesah, ia tak mengerti mengapa istrinya selalu bersikap terburu-buru. Pertunangan bukanlah hal remeh—apalagi sudah dalam jenjang pernikahan. Kalingga hanya memastikan putranya dan calon menantunya siap bukan terpaksa.

Selena tersenyum lega dengan tulus, di antara orang-orang tidak waras diruangan ini hanya Kalingga yang waras.

"Sebenarnya ... Selena tidak siap." jawab Selena pelan namun membuat seluruh orang diruangan menatap dengan terkejut.

Terutama Davin.

Ia menatap tajam Selena mencari pertanyaan mengapa Selena meragukan hubungan mereka dan cinta mereka.

"Selena apa yang kau pikirkan? kita saling mencintai, ingat?" bisik Davin mencari jawaban dimata Selena yang dingin dan penuh perhitungan.

Liana membeku namun berhasil menjawab dengan tenang meski serak. "Uh, kenapa memangnya Selena? Apakah Davin membuat kesalahan kepadamu sebelumnya?"

Wirya mengangguk membenarkan. "Ya sayang. kenapa kamu begitu ragu sekarang? Padahal sebelumnya kamu sangat gembira saat dikabarkan kalian akan bertunangan?"

Wirya juga penasaran. Selain sikap Selena yang menjauh darinya perlahan namun pasti. Dan sekarang Selena terlihat ragu menjalin hubungan dengan Davin.

Karina tersenyum diam-diam dibalik bantal sofa yang ia peluk dalam dadanya. Terlihat senang bagaimana Selena meragukan Davin.

"Aku ingin waktu nyonya Lina. Aku masih muda dan butuh masa mudaku lebih lama lagi, aku ingin kuliah dengan tenang tanpa memikirkan hubungan." Jawab Selena memberitahu alasannya kepada keluarga Davin.

Lina mendesah pelan, ia kesal bagaimana Selena mengundur pertunangannya dengan putranya.

Kalingga tersenyum setuju. "Ya, itu benar. Nikmati masa muda kalian lebih dulu."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!