NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. BUKTI

Leona berjalan di belakang Noah dalam diam, melihat keadaan sekitar yang ramai dengan polisi dan para penyelidik yang lain. Ia bisa melihat kalau yang terbunuh ini adalah orang yang memiliki banyak uang dilihat dari rumah besar yang ditinggalinya. Terlebih ini merupakan kawasan perumahan elit.

"Kalian sudah datang rupanya," sambut Peter yang sepertinya sudah terlebih dahulu mengambil alih kasus kali ini.

"Bagaimana? Apakah benar dia bunuh diri?" tanya Louis, ekspresinya tidak seperti biasanya yang dingin dan penuh intimidasi, justru terlihat sedih.

"Dugaan sementara seperti itu. Karena tidak ditemukan bukti kekerasaan di tubuh dan sekitar ruangan dia meninggal. Dan ada obat penenang di sekitar jenazahnya yang menjadi indikasi kalau dia melakukan bunuh diri," jawab Peter, terlihat berbeda ketika pria itu dalam mode bekerja.

"Kami sudah mengenal sejak lama, dan aku yakin kalau dia tidak pernah memiliki alasan untuk mengakhiri hidup. Kami selalu terbuka satu sama lain jika ada masalah apa pun, jadi aku ragu kalau dia bunuh diri," kata Louis.

"Kita akan menyelidiki hal ini lebih dalam lagi. Kita juga butuh bantuan forensik untuk mendapatkan bukti-bukti kematian Gerry dengan pasti. Tapi jika dia memang bunuh diri, kau harus menerimanya, Louis," ucap Noah, mengerti apa yang dirasakan oleh Louis akan kematian Gerry.

Ketika yang lain sedang mengobrol, Leona justru sibuk mengalihkan perhatian dari hal yang tidak ingin ia campuri urusannya. Dimana pria bernama Gerry yang saat ini tergeletak di dalam kantung mayat, justru berdiri di depan Leona dalam bentuk arwah.

"Kau bisa melihatku, kan? Pandangan kita bertemu tadi. Kumohon kalau kau bisa melihatku. Aku butuh bantuanmu," kata arwah Gerry di hadapan Leona.

Leona memandang ke arah lain, berpura-pura tidak melihat atau pun mendengar. Ia selalu tahu kalau setiap arwah yang ia temui akan selalu seperti itu, meminta tolong. Leona hanya manusia dengan keterbatasan, ia tidak bisa menolong setiap arwah yang datang padanya.

"Kumohon, tolong aku. Louis dalam bahaya. Kumohon tolong aku," pinta Gerry dengan penuh iba.

Mendengar nama Louis disebut, spontan Leona melihat ke arah Gerry hingga mereka beradu pandang.

"Benar, kau memang bisa melihatku," kata Gerry tersenyum senang.

Leona berjalan ke sisi luar rumah, memberi tanda kepada Gerry untuk mengikuti Leona. Gadis itu tidak bisa mengabaikan ketika nama Louis disebut. Karena bagaimana pun pria itu telah memberikan ruangan di rumah sakit dan menyelamatkan Leona dari kejaran orang-orang yang mencarinya.

"Kau tahu kalau kau sudah meninggal, kan?" tanya Leona pada Gerry yang berdiri di depannya dalam bentuk tidak sempurna dilihat.

"Aku tahu. Tapi mungkin ini memang takdirku berakhir di usia muda seperti ini," kata Gerry dengan air muka luar biasa sedih.

Ini pertama kalinya Leona melihat arwah yang menerima kematiannya dalam keadaan tenang, biasanya selalu menampilkan emosi yang diluar kontrol.

"Kumohon bantu aku. Louis, pria berambut cokelat gelap di dalam sana dalam bahaya. Ada pembunuh yang mengincarnya," kata Gerry.

"Bagaimana aku memberitahunya? Dia akan menganggapku gila dan tidak akan percaya jika aku mengatakan kalau ada yang mau membunuhnya," kata Leona.

Gerry memberitahukan sesuatu kepada Leona, hal yang dapat membuat Louis akan percaya dengan sang gadis.

Sedangkan di dalam rumah Noah, Louis, dan Peter masih membicarakan tentang semua bukti-bukti yang mereka temukan. Merasa frustrasi dengan tidak adanya bukti kuat yang menyatakan kalau Gerry tidak bunuh diri. Sedangkan Louis bersikeras kalau tangan kanan kepercayaannya itu tidak mungkin bunuh diri. Mereka berada di dalam kamar Gerry, tempat pria itu ditemukan meninggal sebelumnya.

"Kita akan lihat hasil dari tim forensik, dengan begitu kita akan tahu apakah sungguh Gerry bunuh diri atau dibunuh seperti katamu," ujar Noah mulai pusing dengan keras kepala Louis.

"Louis?"

Tiga pria itu langsung menolehkan kepalanya ketika mendengar nama Louis dipanggil. Melihat Leona yang baru saja masuk ke dalam kamar dan berdiri tak jauh dari mereka semua.

"Kau darimana? Aku tidak melihatmu sejak tadi," tanya Noah, menduga kalau keponakannya itu berada di luar atau sekitaran rumah. Mengingat situasi saat ini bukan hal yang enak sebagai tempat untuk dikunjungi.

Louis mengerutkan keningnya ketika mendapati kalau Leona yang memanggilnya. Tapi langsung mengalihkan pandangan, seolah tidak ingin berurusan dengan Leona untuk saat ini karena ia tahu pasti akan berakhir dengan pertengkaran.

"Isabel sedang mengandung," ucap Leona.

Netra kelabu Louis melebar ketika mendengar nama tersebut dari mulut Leona. "Bagaimana kau tahu tentang Isabel, Brat?"

Leona hanya tersenyum dan menunjuk ke bawah tempat tidur.

Melihat hal tersebut, Louis langsung merendahkan tubuhnya untuk melihat ke bawah tempat tidur. Terkejut ketika ia mendapati tablet yang biasa dipakai oleh Gerry ketika bekerja.

"Bagaimana bisa kau tahu benda ini ada di sini?" tanya Louis bingung.

"Hati-hati, ada yang ingin membunuhmu, Louis. Dia mengincar yang ada di dalam sana," kata Leona menunjuk tablet di tangan Louis.

"Leon?" panggil Noah, nama yang menjadi samaran untuk gadis itu sejak seminggu lalu agar terbiasa dengan sang gadis dalam penyamaran sebagai pria.

"Maaf tidak bisa menemanimu lagi. Aku titip Isabel dan anakku, Louis," ucap Leona.

Louis tidak ingin bersikap konyol dan berpikir tidak masuk akal, tapi mendengar apa yang Leona ucapkan membuat pria itu berucap tanpa sadar. "Gerry?"

Leona tersenyum lembut ketika mendengar nama tersebut disebut oleh Louis. "Goodbye, My Friend," ucapnya.

"N-no, no, Gerry?!" Louis seolah kehilangan ketenangannya. Ia mencengkeram lengan Leona, seolah menahan apa pun itu agar tidak pergi dalam diri Leona.

Seketika Leona tersentak, bernapas dengan panjang dan tidak teratur seolah gadis itu tidak mendapatkan pasokan oksigen untuk beberapa saat. Air mata mengalir di wajah Leona saat ia mendapatkan semua kenangan Gerry menghantam dirinya. Gadis itu histeris saat mendapatkan rasa yang di rasa oleh Gerry, bagaimana pria itu harus meninggalkan wanita yang ia cintai dan juga anak dalam kandungan kekasihnya ketika Gerry berencana untuk melamar sang kekasih.

"Leon? Leon? Hei, hei, tenanglah, ada apa? Kenapa kau menangis sampai seperti ini." Noah mendekati sang gadis, meminta agar Louis memberikan Leona ke Noah ketika melihat sang gadis yang tiba-tiba kalut. Jujur saja, ia tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.

Leona memeluk sang paman dengan erat, menumpahkan segala rasa yang ia dapatkan dari Gerry dan juga perasaan ibanya terhadap pria tersebut dan juga sang kekasih Gerry yang saat ini belum tahu tentang kematian Gerry.

Noah hanya memeluk dan mengusap kepala Leona, memandang Louis yang menatap Leona dengan tatapan berbagai emosi.

Hingga hampir setengah jam, barulah Leona tenang walau dengan mata sembap.

"Sudah lebih tenang?" tanya Noah pada Leona.

Leona mengangguk.

"Mau beritahu apa yang terjadi?" Noah berusaha untuk tidak memaksa Leona.

"Aku tahu ini tidak masuk akal, bahkan untukku. Aku tidak pernah percaya akan hal seperti ini tapi apa yang bicara denganku tadi itu Gerry?" tanya Louis, menatap Leona tajam.

Lagi, Leona mengangguk.

"Bagaimana bisa?" Kali ini Peter yang bicara. Ia sama tidak percaya walau ia juga melihat sendiri tadi. Jika diingat Peter pun melihat kalau Leona memasang air muka yang berbeda, tidak seperti biasanya.

"Apa kalian percaya jika aku mengatakan kalau aku bisa melihat dan bicara dengan mereka yang sudah tidak ada di dunia?" tanya Leona, ini pertama kalinya ia mengakui kemampuannya ini selain pada ayah angkatnya dan juga satu teman baiknya di sekolah. Jujur ia takut mengakui hal ini. Karena ia sering sekali dipanggil gila oleh orang-orang sekitarnya akan kemampuannya ini.

Noah, berlutut di depan Leona. Menggenggam tangan keponakannya itu saat melihat ada rasa takut dalam paras Leona. "Aku tahu kalau kau tidak bohong akan hal itu. Kau bisa mengatakannya, aku percaya padamu," katanya.

"Jadi benar Gerry yang bicara padaku tadi?" tanya Louis lagi, tapi kin lebih santai.

"Iya. Aku tidak sengaja melihatnya mendekatimu tadi, dan ia melihat aku dapat melihatnya lalu meminta tolong untuk menyampaikan sesuatu. Tapi dia ingin menyampaikannya langsung padamu agar kau percaya," jawab Leona.

"Boleh aku bertanya apakah dia masih di sini?" tanya Louis.

"Tidak. Dia sudah pergi ketika selesai mengatakan yang dia mau," jawab Leona.

"Apa ... dia sungguh bunuh diri?" tanya Louis kembali.

Leona menggelengkan kepala dan menjawab, "Jika dia bunuh diri, dia tidak akan bisa pergi ke tempat terang. Dia akan terjebak di sini dalam kegelapan selamanya. Tapi dia pergi dalam damai."

Mengejutkan, Louis menepuk pelan kepala Leona dan berkata, "Terima kasih."

Gadis itu hanya menatap Louis bingung, sebelum pria itu berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

"Gerry adalah sahabat baik Louis sejak kecil. Tahu kalau sahabat baiknya meninggal, memberikan dampak besar padanya. Tapi kau datang dan memberikan kesempatan mereka berdua bicara sebelum berpisah, itu sangat berarti untuknya. Louis memang terlihat dingin dan menakutkan untuk semua orang, tapi dia juga punya sisi lembut dalam dirinya," kata Noah. "Karena tidak ada yang tidak sedih ketika ditinggalkan orang terdekat. Rasa kehilangan itu akan selalu menghantui seumur hidup," sambungnya.

Leona menatap Noah yang kini terlihat sedih, seolah ucapan yang dikatakan oleh pamannya itu lebih ditunjukan untuknya sendiri. Apakah mungkin itu ada hubungannya dengan wanita yang pernah Leona lihat beberapa kali di dekat Noah? Wanita yang tidak lagi milik dunia ini.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!