NovelToon NovelToon
Cinta Laki-laki Penghibur

Cinta Laki-laki Penghibur

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ibnu Hanifan

Galih adalah seorang lelaki Penghibur yang menjadi simpanan para Tante-tante kaya. Dia tidak pernah percaya Cinta hingga akhir dia bertemu Lauren yang perlahan mulai membangkitkan gairah cinta dalam hatinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibnu Hanifan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAAB 16

Langit kampus siang itu cerah, tapi tidak bagi hati Lauren.

Galih berjalan santai di koridor kampus dengan penampilan barunya—rambutnya kini berwarna cokelat terang, kacamata hitam bertengger di hidungnya, dan gaya pakaiannya jauh lebih mencolok dari biasanya. Banyak mahasiswa menoleh, memerhatikan sosoknya yang tampak begitu berubah, begitu... berbeda dari sebelumnya.

Lauren yang berdiri di kejauhan, menatap Galih dengan dada sesak. Itu Galih—lelaki yang sangat ia cintai. Tapi mengapa sekarang terlihat seperti orang asing?

Lauren melangkah cepat, mengejarnya.

“Galih!” panggilnya.

Galih melirik sekilas, tapi tidak berhenti. Lauren mempercepat langkahnya, menarik lengan Galih dengan emosi yang sudah tak bisa dia tahan.

“Kamu ke mana aja? Kenapa nggak pernah bales pesanku? Kamu ngilang gitu aja! Apa salah aku, hah?!”

Galih melepas tangannya perlahan dari cengkeraman Lauren. Wajahnya tetap datar, tenang... meskipun dadanya terasa terbakar.

“Gue nggak bales pesan lo karena emang gue nggak pengen bales. Lagian, buat apa? Gue juga udah nggak cinta lagi sama lo, Lauren,” ucapnya dengan suara tenang namun tajam seperti belati.

Lauren membelalak, tak percaya. Mulutnya sedikit terbuka, tangan mengepal.

“Apa maksud kamu...?”

Galih menarik napas, mencoba menguatkan diri. Ini satu-satunya cara agar Lauren bisa lepas darinya.

“Gue cuma main-main sama lo, Ren. Dunia kita beda. Lo anak orang anak orang kaya, dan dari keluarga baik-baik, sedangkan gue? Gue cuma... cowok miskin dan dari keluarga yang hancur, jeles lah orang tua Lo ga setuju.”

Lauren mundur selangkah. Matanya mulai berkaca-kaca.

“Jangan bohong... Aku tahu kamu sayang sama aku. Aku tahu kamu bukan orang yang kayak gitu...”

Galih tersenyum sinis, menatap tajam ke arah Lauren.

“Lo salah. Semua yang lo lihat itu cuma... topeng, Gue ga pernah cinta beneran sama Lo, Semuanya cuma palsu.”

Lalu tanpa menunggu respon, Galih membalikkan badan. Tapi sebelum ia sempat melangkah jauh—

“GALIHHH!!!”

Teriakan Lauren memecah suasana. Suara tangisnya terdengar begitu pilu.

Galih terdiam. Langkahnya berhenti. Tapi dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menoleh.

Tangannya mengepal. Lehernya menegang. Air mata mengalir diam-diam dari balik kacamata hitamnya. Hatinya sakit.

“Maaf, Lauren... Ini cara terbaik. Biar lo benci gue. Biar lo pergi, dan nggak pernah kembali.”

Galih melangkah lagi, menjauh dari Lauren, dari cinta... dari satu-satunya cahaya yang pernah menyentuh kegelapan hidupnya. Dari orang yang paling dia cinta.

Di belakangnya, Lauren terjatuh bersimpuh di lantai, menangis keras, dipenuhi luka yang belum sempat sembuh. Lauren hancur. Dia tidak menyangka orang yang paling dia cinta dan dia percaya justru yang menancapkan luka paling sakit di hatinya.

Kampus yang biasanya hangat oleh tawa mahasiswa, kini dipenuhi sunyi... dan duka yang tak terucapkan.

---

Hari-hari kembali berlalu seperti biasa di kampus. Mahasiswa lalu-lalang, tugas menumpuk, dan suara obrolan ringan menghiasi tiap sudut. Tapi bagi Galih dan Lauren, dunia tak lagi sama.

Sejak perpisahan yang menyakitkan itu, mereka menjalani hidup seolah tak pernah saling mengenal. Ketika berpapasan di koridor, mereka memilih menunduk, berpaling, atau berlalu begitu saja. Tidak ada sapaan. Tidak ada senyuman. Hanya keheningan... dan rasa perih yang tertinggal.

Galih duduk di bangku taman kampus, pura-pura membaca buku. Tapi matanya tak benar-benar fokus. Dari balik kacamata hitamnya, **dia mencuri pandang ke arah Lauren** yang sedang duduk bersama temannya di seberang. Senyum Lauren tetap manis, tapi Galih tahu... senyum itu tidak seperti dulu—ada kehampaan yang sama seperti yang ia rasakan.

Di sisi lain, Lauren terkadang diam-diam memandangi Galih dari kejauhan. Sosok Galih memang berubah: lebih dingin, lebih misterius... tapi Lauren masih melihat Galih sebagai sosok lelaki yang sama—Galih yang pernah memeluknya di tengah hujan, Galih yang pernah menatapnya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Malam-malam pun menjadi saksi rindu yang tak terucap. Di balik layar ponsel, Lauren berkali-kali membuka chat Galih yang tak pernah dibalas. Begitu pula Galih, yang meskipun kehidupannya dipenuhi dengan pesta dan wanita. Namun jauh di dalam hatinya hanya ada nama Lauren.

Tapi tak ada satupun dari mereka yang berani mengambil langkah lagi.

Takut. Terlalu takut.

Takut luka lama kembali terbuka, takut kebenaran menghancurkan segalanya.

Dan dalam keheningan itu,cinta tumbuh... tapi tak bisa mekar.

Hanya bisa mereka peluk dalam diam, simpan dalam ingatan, dan... tangisi dalam sepi.

1
Mawar Agung
saya suka ceritanya semangat ya Thor💪😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!