NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Om Ridwan?" seru William, memandang ke arah yang sama seperti sang ayah, di mana seorang pria tengah berbincang hangat bersama Irene dan Wilona.

Alex menoleh dan menatap wajah William dengan kening dikerutkan. "Kamu kenal sama dia?" tanyanya seraya menunjuk wajah pria bernama Ridwan.

"Kenal, Yah. Om Ridwan itu teman kerjanya Ibu."

"Mereke deket?"

William terdiam sejenak seraya menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan. "Lumayan deket sih, Om Ridwan pernah main ke sini beberapa kali," jawabnya dengan wajah datar.

Kedua tangan Alex semakin mengepal, hatinya benar-benar panas terbakar api cemburu. "Sial, apa perlu saya singkirin tuh cowok biar gak bisa deketin Irene dan si kembar lagi?" batinnya merasa kesal.

"Masuk yu, Yah. Lututku masih agak sakit," rengek William, menarik bagian bawah jas hitam yang dikenakan oleh Alex.

"Mau Ayah gendong?"

William menganggukkan kepala, merentangkan kedua tangannya dengan wajah lesu karena kelelahan. Alex segera meraih tubuh sang putra, membawa ke dalam gendongannya lalu melangkah mendekati Irene, Wilona dan pria bernama Ridwan.

Irene sontak menoleh dan memandang wajah Alex dan William secara bergantian. "Kamu pasti capek, Willi. Langsung istirahat di kamar aja, ya," ucapnya, hendak meraih tubuh Willi dari gendongan Alex.

William menggelengkan kepala, melingkarkan kedua tangan di leher Alex seraya menyandarkan kepala di pundaknya. "Gak mau, aku maunya sama Ayah," rengeknya dengan manja.

"Willi," lemah Irene, menurunkan kedua telapak tangannya dengan helaan napas panjang. "Ayah kamu harus pulang, Will."

Ridwan seketika mengerutkan kening, memandang wajah Alex dengan bingung, lalu mengalihkan pandangan matanya kepada kendaraan beroda empat yang terparkir di pinggir jalan. "Jadi laki-laki ini Ayahnya si kembar? Laki-laki brengsek yang udah ningalin Irene waktu hamil?" batinnya kembali memandang wajah Alex.

"Liat apa kamu, hah?" tegur Alex penuh penekanan dengan mata membulat kesal. "Lagi ngapain kamu di sini? Sana pulang, emangnya kamu gak denger kalau saya ini Ayahnya si kembar?"

Ridwan menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal, seraya tersenyum cengengesan. "I-ini saya mau pulang," jawabnya, bentakan Alex membuatnya sedikit ketakutan.

"Sial, emangnya dia mafia apa. Tatapan matanya serem banget," batinnya seraya membuang wajah ke arah samping.

Sementara Irene, memejamkan matanya sejenak merasa tidak enak dengan sikap arogan Alex William. Wanita itu pun kembali memandang wajah Ridwan dengan senyum kecil. "Maaf ya, Pak Ridwan. Hari ini aku izin kerja setengah hari. Aku janji, besok gak akan bolos lagi," ucapnya.

"Gak apa-apa, Irene. Saya akan selalu memaklumi kondisi kamu," jawab Ridwan dengan senyum ramah. "Kamu 'kan single parent, jadi wajar aja kalau kamu agak kerepotan ngurusin si kembar."

Alex tersenyum sinis. "Ya udah, sana buruan pulang! Udah bosan hidup kamu, ya?" bentaknya.

Ridwan tidak menanggapi ucapan Alex, menyentuh kepala Wilona dengan lembut. "Om pulang dulu ya, Wilona. Jangan lupa makan yang banyak, biar cepet gede."

"Iya, Om. Aku janji bakalan makan yang banyak," jawab Wilona, tersenyum lebar.

Alex memandang wajah Wilona dengan mata sayu. "Sama dia aja ramah banget, sedangkan sama saya Ayahnya, juteknya minta ampun. Wilona-Wilona, kamu persis seperti Ibumu," batin Alex, seraya menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.

Alex memandang tajam kepergian Ridwan dengan perasaan kesal. Andai tidak ada si kembar di sana, mungkin sudah ia hajar habis-habisan pria itu karena berani mendekati Irene Larasati. Irene adalah wanitanya, tidak boleh ada pria yang mendekatinya selain Alex William.

"Saya harus beri perhitungan sama si Ridwan biar dia gak berani deketin Irene dan si kembar lagi. Irene wanita saya, cuma saya yang boleh deketin dia," batinnya, penuh dendam.

Sementara Irene hanya bisa menarik napas dalam-dalam dengan perasaan bingung. Memandang wajah William yang nampak terlelap di gendongan Alex. "Ya Tuhan, kayaknya bakalan sulit misahin Willi dari Alex. Gimana caranya aku ngusir nih cowok?" batinnya.

"Sini, Willi biar aku yang tidurin ke dalam," pinta Irene hendak meraih tubuh William. "Lebih baik Anda pergi sekarang, Tuan Alex."

William yang sudah terlelap seketika membuka mata. "Gak mau, aku maunya sama Ayah, Bu," ucapnya dengan lemah, menahan rasa kantuk. Kedua tangannya nampak melingkar kuat di leher sang ayah.

"Ayah kamu harus pulang Willi."

William menggelengkan kepala, kembali memejamkan mata dengan kepala bersandar di bahu Alex.

"Gak apa-apa, Irene. Biar saya aja yang bawa dia masuk. Saya janji akan pergi dari sini setelah memastikan Willi benar-benar tidur di kamarnya," ucap Alex, mengusap punggung William dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Irene tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Wanita itu melangkah menuju pintu dengan wajah datar dan segera membukanya lalu masuk ke dalam rumah. Hal yang sama pun dilakukan oleh Wilona, dengan wajah yang sangat tidak ramah, gadis kecil itu mengikuti ibunya lalu berbaring di sofa karena kelelahan. Sedangkan Alex hanya terdiam dengan perasaan bingung karena Irene sama sekali tidak mempersilahkannya masuk. Kedua kakinya perlahan mulai melangkah menuju pintu lalu masuk dan berdiri di ruang tamu.

Alex memandang Wilona yang tengah berbaring di sofa. "Wilona sayang, kamarnya Willi di mana, ya?" tanyanya dengan senyum kecil.

Wilona hanya menunjuk pintu kamar yang berada di sisi kanan tanpa menoleh bahkan tanpa sepatah katapun masih dengan raut wajah yang sama.

Alex mengangguk dengan gugup. "Hmm ... baiklah," jawabnya, lalu berjalan menuju pintu kamar yang masih tertutup.

Alex berdiri di depan pintu, menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya membuka pintu kamar, mengedarkan pandangan matanya menatap sekeliling kamar yang tidak terlalu luas, di mana satu buah ranjang bertingkat berada tepat di samping jendela.

"Astaga, kamarnya kecil banget. Mana berdua lagi," gumamnya, menggelengkan kepala merasa tidak habis pikir.

Alex tidak segera memasuki kamar tersebut. Pikirannya sibuk dengan berbagai hal dan ada banyak hal yang ingin ia lakukan untuk si kembar. Menurutnya, kamar tidur mereka sangat-sangat sederhana.

"Kenapa gak masuk?" tanya Irene yang tiba-tiba sudah berada di belakang Alex, mengejutkannya.

"Hah? Eu ... i-ini saya mau masuk," jawab Alex dengan gugup, melangkah memasuki kamar. "Kamarnya kecil banget, Ren."

Irene tidak menanggapi ucapan Alex William, wanita itu melangkah memasuki kamar, menyiapkan tempat tidur untuk William dengan wajah datar.

"Tidurin di sini aja," ucapnya dengan dingin.

Alex perlahan mulai membaringkan tubuh Willi dengan sangat hati-hati agar putranya itu tidak terbangun. Sementara Irene membuka sepatu yang masih dikenakan oleh putranya lalu menutup separuh tubuhnya menggunakan selimut.

"Lebih baik Anda pulang," ucap Irene masih dengan raut wajah yang sama, berbalik dan hendak melangkah.

Akan tetapi, Alex tiba-tiba menarik telapak tangannya dan membawanya ke dalam pelukan. "Tunggu sebentar, Irene. Izinkan saya memeluk kamu sebentar aja. Saya kangen banget sama kamu. Maafin saya, Irene. Saya benar-benar minta maaf," ucapnya, dengan lemah dan mata berkaca-kaca.

Bersambung ....

1
Abian Arka
top
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
apakah kali ini irene akan luluh?
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!