Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 7
Sinar mentari pagi menerobos jendela kelas, menerangi buku novel yang Grace pegang. Dia duduk di bangku belakang, tenggelam dalam dunia cerita yang disukainya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya sambil menunggu kedatangan guru dengan Earphone birunya bertelinga kucing terpasang di telinga, memainkan melodi yang menenangkan. Suasana kelas ramai dengan obrolan siswa, namun Grace tak terganggu. Dia seolah berada di dunia lain, terhanyut dalam alur cerita novel yang sedang dibacanya.
Tiba-tiba, suara pintu kelas yang terbuka dengan pelan memecah konsentrasinya. Grace mengangkat kepala, matanya melihat seorang guru memasuki ruang kelas.
"Pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru"
Mendengar ucapan guru, Grace merasa kaget. Ia teringat ucapan selamat Nara kemarin yang berharap mereka satu kelas. 'Tidak mungkin Nara kan?' pikir Grace.
Seketika, kelas menjadi hening, para siswa menoleh ke arah pintu, penasaran dengan murid baru tersebut. Beberapa bisikan terdengar, "Siapa ya?" "Gak tau!" "moga aja cewek!" "Ih, gak ya gue malah ngarep nya cogan tau"
"Nak, silahkan masuk," ucap guru itu, lalu masuklah seorang gadis cantik. Para siswa terdiam sejenak, terpesona oleh kecantikan Nara, beberapa bahkan sampai tercengang.
"Halo, semuanya, perkenalkan nama gue, Anara Clavis, kalian bisa panggil gue Nara. Gue pindahan dari Bandung, mohon bantuannya selama bersekolah di sini."
"Halo juga Nara," jawab para siswa, beberapa di antaranya tampak berbisik dan menunjuk-nunjuk Nara.
"Baik, ada pertanyaan?"
"Saya, Bu Nara udah punya pacar belum" Tanya salah satu siswa.
"Gak ada kok, tapi gue punya orang yang gue suka" Jawab Nara.
"Yah, tapi gak papa nanti, gue yang akan jadi orang selanjutnya yang lo suka"
"Huhuhu"Ejek siswa lain
"Sudah sudah, Nara, kamu bisa duduk di sebelah Grace, di sana yang ada bangku kosong," tunjuk Guru ke arah Grace.
"Baik, Bu," jawab Nara, lalu berjalan ke arah Grace dengan senyum bahagia. Berbeda dengan Grace, ia malah tidak senang.
'Sialan, hari-hari gue bakal berakhir gak ada lagi nih hidup damai gue,' batin Grace kesal, pasalnya ia tahu sikap Nara itu cerewet dan gak tau malu.
Nara yang melihat ekspresi Grace tidak peduli, ia tetap senang dan langsung duduk di samping Grace.
"Hai Grace, Lihat kita benar-benar di takdir kan bersama hahaha," ujar Nara dengan nada riang.
"Hmm," Grace berdehem, menarik napas dalam-dalam menenangkan dirinya.
'Hah, sudahlah mau gimana lagi udah gini. Terima nasib aja deh gue, Hah setidaknya ia ada teman sekarang,' Batin Grace lalu tersenyum tipis.
"Baiklah anak-anak, apa pendapat kalian tentang Nara?" tanya guru, mencoba mencairkan suasana.
"Baik anak-anak, buka halaman 123, kita akan melanjutkan pelajaran kalian," mendengar ucapan guru, Grace, Nara, dan para murid lainnya memilih memperhatikan pelajaran.
...----------------...
Di kantin yang ramai, Grace dan Nara sedang mengantri mengambil makanan dan minuman. Bau khas berbagai makanan dan minuman tercium menggugah selera makan mereka.
"Nara, lo mau makan apa?" tanya Grace sambil melirik menu di atas meja.
"Gue mau nasi goreng aja, Grace. Lo?" jawab Nara dengan senyum ceria.
"Bakso dan Jus Mangga," jawab Grace.
Mereka berdua akhirnya mendapatkan tempat duduk di sudut kantin, berdampingan.
"Grace, lo tau gak? Kemarin pas di kantin itu kita di liatin sama cogan," bisik Nara sambil menikmati nasi gorengnya.
"Masa?" tanya Grace menaikkan turunkan alisnya.
"Ih, lo gimana sih mereka tu ganteng-ganteng banget tau, terus yah mereka liatin kita emm apa salah satu dari mereka suka lagi sama gue, tau gak yang pake hoodie coklat itu tipe gua banget ahhh ngebayangin aja bikin gue deg-degan, bahkan tadi malam gua gak bisa tidur gara-gara mikirin tu cowok, pengen nyamperin tapi malu."
"Hah, emang seganteng apa sampe lo gitu-gitu," tanya Grace heran.
"Ih, kalo lo liat pasti lo juga terpesona loh."
"Hmm, terserah lo deh," kata Grace acuh, berfikir lebih baik ia menikmati makanannya.
Tiba-tiba, suara familiar terdengar dari belakang. "Hai dedek cantik, kok gak tungguin abang sih, sakit hati babang neng." Grace memutar bola matanya mendengar suara lebay itu.
"Adik ipar, kita duduk di sini yah," tanya Bella sopan, tapi sudah duduk dekat Genta, sedangkan Genta di sebelah Grace.
"Terserah."
"Heh, adik ipar jangan cuek-cuek gitu dong," protes Bella.
"Hmm."
"Kenapa gak nungguin Abang, tadi Abang ke kelas mu," tanya Genta perhatian.
"Maaf," ucap Grace singkat dan acuh.
"Hah, sudahlah Lingga Gilang pesan makanan," titah Genta.
"Loh, kok gue yang disuruh?" protes Gilang.
"Eh, iya iya," jawab Gilang terpaksa melihat tatapan tajam Genta, lalu pergi bersama.
"Sst st Grace, itu yang sama kak Genta siapa dan apa-apaan panggilan adik ipar, harusnya kan gue yang manggil gitu," bisik Nara pada Grace.
"Pacar Genta," jawab Grace singkat.
"APA?!" Nara tercengang, matanya melotot tak percaya.
"Iya, namanya Bella," jawab Grace sambil mengunyah baksonya santai
"Hah, serius? Kok bisa? Harusnya kan Kak Genta sama gue," sedih Nara, sakit hati dia bagai buah terbelah dua, bagaimana pun ia sangat menyukai Genta saudara kembarnya Grace.
"Hmm" gumam Grace, tak peduli dengan Nara yang sakit hati
"Heh, maksud lo apa ngomong gitu emang kenapa masalah kalo gue pacar nya yayang Genta, gak usah kaget gitu juga kali huh," sahut Bella marah melihat orang di samping Grace tak di kenal kaget apalagi dengan ucapan tak percaya nya itu.
"Ya, terus kenapa, ya wajar lah kaget orang gue suka kak Genta dari dulu Hmm, tapi gak papa sebelum jalur kuning melengkung nasib masih bisa berubah," balas Nara dengan percaya dirinya.
"Cih, mau jadi pelakor aja bangga."
"Ya gak papa gue kan Cantik membahana hahaha."
"Heh mbak jangan terlalu tinggi deh percaya nya takutnya jatoh nangis lagi."
"Heh, Nenek penyihir lo kali yang bakal nangis nih rasain," ucap Nara lalu menyimbur minuman ke arah Bella yang mana di balas Bella dengan marah dan menjambak rambut Nara.
Kantin seketika hening. Semua mata tertuju pada Nara dan Bella yang saling bergumul. Beberapa siswa berbisik-bisik, "Wah, perang nih!" "Seru nih!" "Siapa tuh cewek di sebelah Grace berani banget!" "Iya, kayaknya murid baru deh" "gila gila, gue aja yang suka sama kak Genta gak pernah seberani itu" "Sama gue juga" "Ah, kira kira siapa yah yang menang"
Grace merasa kesal melihat Bella dan Nara yang berantem langsung berdiri dan memisahkan Nara dan Bella. "Udah, udah! Kalian berdua kenapa sih?"
"Dia yang duluan nyiram gue!" teriak Bella, rambutnya acak-acakan.
"Ya, karena lo ngatain gue pelakor!" balas Nara tak kalah lantang.
"Udah, udah! Jangan berantem lagi!" lerai Genta
"Kalian itu kayak anak kecil tau gak berantem kayak gini, minta maaf sekarang"
"noh minta maaf sama gue"
"Lo yang harusnya minta maaf, lo yang duluan mau rebut Genta dari gue"
"SUDAH, KALIAN SAMA MINTA MAAF"Tekan Grace marah, meliat itu entah kenapa mereka berdua takut apalagi dengan aura seram yang keluar dari Grace
"Iiiya Gu gue minta maaf"
"Gue juga"
"Nah, gini kek dari tadi yang akur"
"Wah, keren The best lo Grace"Puji Javas. Dan Arvan
"Iya gila gila dengan aura lo mereka langsung diam" puji Lingga yang disetujui para murid di sekitar, yang ikut merasakan aura Grace yang terasa menyeramkan.
"Menarik"Batin Axton yang sedari tadi hanya diam memperhatikan dan menatap Grace dengan senyuman tipis, Sedangkan Grace yang merasa di perhatikan melihat ke arah Axton yang tersenyum tipis padanya, ia hanya diam cuek tak peduli, lalu melangkah pergi ke luar kantin.
Melihat Grace yang berjalan keluar, mereka mendesah yah sedikit kecewa pertunjukan sudah berakhir dan bubar. Sibuk dengan urusan masing-masing begitu juga dengan Genta and geng dan Bella dan pengikut-pengikutnya pergi keluar dengan kesal, juga Nara yang sudah tak ada mengikuti Grace.