NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:608
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Saat pulang, Naja lebih banyak diam. Ia juga melajukan mobilnya untung saja jalanan sudah mulai sepi. Verlie mengurungkan niatnya untuk menanyakan tentang ponselnya melihat wajah Naja yang sedikit menegang.

"Kenapa menatapku begitu?" tanya Naja.

"Apa kamu marah?" tanya Verlie.

"Tidak!" jawabnya. Hanya itu pembicaraan mereka hingga sampai ke rumah. Rumah terlihat sepi, sepertinya Jimy dan Kefin belum pulang. Verlie melangkah ragu.

"Kamu takut? Di luar saja kalau begitu!" ucapnya yang akan menutup pintu. Verlie segera mengangkat gaunnya dan berlari memasuki rumah Naja. Biar bagaimanapun ia ingin berbaring di kasur. Badannya terasa lelah sekali.

Naja menunjukkan kamar tidur Verlie. Karena ia tidak memiliki pakaian ganti perempuan, ia memberikan kaosnya. Hanya baju kaos kedombrongan untuk tubuh Verlie yang mungil. Untunglah ia memakai celana dalaman sepanjang paha saat memakai gaunnya tadi.

Verlie meraih baju kaos dari tangan Naja sambil mengucapkan terimakasih, lalu ia masuk ke kamar untuk berganti pakaian.

"Sebentar!" ucapnya menahan pintu kamar.

"Kenapa?" tanya Verlie bingung.

"Aku lupa mengambil foto kita berdua. Bukan begitu maksudku, tapi nanti kalau ada yang bertanya aku bisa menunjukkan foto kita," ucap Naja yang takut Verlie salah paham. Verlie meletakkan baju kaos diatas tempat tidur lalu akan keluar kamar.

"Tidak! Di sana saja!" ucap Naja berjalan ke arah jendela, lalu mendekap bahu Verlie. Mereka tersenyum dan Naja menangkap foto mereka berdua.

"Bagus, sekali lagi," ucapnya. Ia mengarahkan gaya Verlie yang memeluk bahunya dengan kedua tangannya. Merasakan dada wanita itu menyentuh bahunya lembut.

"Sekali lagi, ini yang terakhir!" pinta Naja. Ia menyuruh Verlie naik ke atas ranjang. Lalu mengarahkan gaya duduk dengan membelakangi lampu tidur. Terlihat misterius. Ia juga melepaskan sanggul rambut Verlie, dan membiarkan rambut Verlie mengurai. Semakin terlihat seksi. Naja meneguk ludahnya dan cepat-cepat menyelesaikannya.

"Naja..." panggil Verlie. Naja berhenti di depan pintu dan berbalik melihat sosok Verlie yang duduk membelakangi cahaya membuat dia lagi-lagi meneguk ludahnya.

"Tidak jadi, besok saja," ucap Verlie.

"Baiklah, istirahat dan kunci pintunya," pesan Naja. Verlie mengangguk dan segera menutup pintu tak lupa menguncinya. Ia segera membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Setelah membersihkan badannya, Verlie menaiki ranjangnya dan berbaring. Pikirannya berkelana, menertawai dirinya yang tiba-tiba mengenal Naja dan segala yang terjadi sampai detik ini. Apakah Verlie menyukai Naja? Verlie suka, hanya sebatas suka.

Di kamarnya Naja juga tidak bisa tidur. Terbayang wajah Verlie yang menatapnya dengan mata yang penasaran, pipinya yang merona dan terkadang menunduk malu dengan ucapannya. Naja tersenyum senang tapi ia tak berani melangkah lebih jauh. Ingin rasanya ia terus mendekap tubuh mungil itu tapi ia tak mau Verlie menganggapnya terlalu berani bertindak. Apakah ini cinta? Naja menggeleng pelan. Ia belum berani membuka dirinya untuk wanita lain setelah apa yang menimpanya di masa lalu. Naja berguling dan menutup kepalanya dengan bantal dan berusaha untuk tidur, meski akhirnya ia terlelap menjelang subuh.

Pagi itu Verlie terbangun lebih pagi, ia mengerjapkan matanya hingga menyadari ia tidal berada di kamarnya melainkan salah satu kamar di rumah Naja. Perutnya berbunyi nyaring, ia memutuskan untuk keluar mencari sarapan.

Verlie membuka pintu dan berjalan menuju dapur. Ia melihat ke dalam kulkas dan menemukan banyak makanan instan.

"Kamu lapar?" tanya Naja yang menguap di belakangnya, baru bangun tidur. Verlie berputar dan melihat Naja yang baru bangun.

"Iya, apa tidak ada bahan makanan lainnya?" tanya Verlie. Naja menggeleng pelan.

"Sebentar, aku cuci muka dulu. Setelah itu aku antar belanja," ucap Naja. Tanpa menunggu persetujuan Verlie ia berbalik. Dan sepuluh menit kemudian mereka sudah membelah jalanan menggunakan motor Naja.

Verlie membeli bahan makanan untuk mereka sarapan dan makan siang. Naja membantunya membawakan barang belanjaan. Verlie tersenyum samar, mengingat Naja sedikit tidak nyaman dengan aroma pasar yang beragam tapi ia tak menunjukkannya.

Ia tak memprotes dengan belanjaan Verlie yang beragam dan semua belanjaan juga dia yang membayar meski Verlie bersikeras membayarnya tapi Naja menggeleng kuat. Setelah berbelanja mereka segera pulang dan Verlie berkutat di dapur rumah Naja.

Aroma spagheti menguar di dapur kecil itu. Naja yang duduk di kursi makan rasa tak sabar untuk mncicipinya.

"Pagi... Wuaaaaah wangi sekali," ucap Kefin yang baru bangun sambil menggaruk kepalanya.

"Pagi Kef," sapa Verlie sambil tersenyum lalu kembali mengaduk pancinya. Kefin melirik Naja yang bermuka datar memperhatikan Verlie yang hilir mudik membuat sarapan.

"Pagiiiii... Wuah rumah ini sudah lama tidak tersentuh wangi masakan dapur," ucap Jimy riang, Naja menatapnya tajam. Jimy mengabaikan Naja dan nyengir lebar. Ia mengintip dari bahu Verlie.

"Sudah selesai, sana duduk! Biar kuambilkan," kata Verlie. Jimy patuh dan duduk di kursi makan bersama dua sahabatnya yang tak sabar menunggu sarapannya.

Verlie menghidangkan 4 piring spagheti jamur ayam dan teh serta kopi hangat. Ia tak tahu Naja dan temannya menyukai apa di pagi hari jadi ia sediakan semua.

"Kalian makan duluan, aku mau mandi sebentar!" ucap Verlie, ketiganya mengangguk patuh dan memakan sarapannya dalam diam.

"Boleh juga masakannya," puji Kefin. Jimy mengangguk setuju, ia tak bisa berkata karena mulutnya penuh dengan pasta. Naja hanya diam mengunyah makanannya.

"Hebat Naja kita, bisa kenal dengan cewek paket lengkap. Cantik, pinter masak dan seksi," ucap Jimy sambil terkekeh. Naja mendelik menatapnya.

"Ya... Apa kamu menyukainya?" tanya Kefin menunjuk Naja dengan garpunya.

Naja menatapnya tanpa berkedip. Entah apa yang dipikirkan pemuda itu. kedua sahabatnya menunggu pernyataan dari Naja. Tapi Naja hanya diam dan melanjutkan makannya.

Sepuluh menit kemudian Verlie keluar kamar dengan aroma sabun yang segar. Ia masih mengenakan pakaian saat ia tidur.

"Wow..." ucap Jimy. Verlie hanya menatapnya dengan pandangan bertanya. Jimy hanya menggeleng pelan. Verlie mengangkat bahunya dan mulai memakan sarapannya. Dilihatnya mereka semua sudah selesai makan dengan piring yang sudah licin.

"Lapar sekali," ucap Verlie.

"Sangat. Masakanmu enak, andai seenak itu aku minta dibuatkan lebih," ucap Kefin.

"Mau tambah? Itu di panci masih ada..."

Belum selesai Verlie berkata, ketiga temannya serempak mengangkat piring masing-masing dan mengantre di depan kompor untuk mengisi ulang piring mereka. Saling sikut untuk mengisi piring masing-masing. Verlie melihat ketiganya sambil menyuap spagheti miliknya. Memang benar yang dikatakan orang-orang, laki-laki terkadang masih ada sisi kekanakannya. Dengan santainya Verlie melenggang ke westafel mencuci piringnya. Melirik ke ketiga temannya yang tak lagi bersuara. Ketiganya tak lagi memikirkan piring masing-masing melainkan memakan langsung dari pancinya.

"Yang terakhir selesai, dia yang mencuci piring!" ucap Verlie. Ketiganya lantas menyuap spagheti dengan cepat dan meletakkan sendok saat sudah kenyang. Tentu saja, Jimy kalah cepat dari dua temannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!