NovelToon NovelToon
Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Vampir / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Harem
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Mengisahkan kehidupan seorang siswa laki-laki yang telah mengalami patah hati setelah sekian lamanya mengejar cinta pertamanya. Namun, setelah dia berhenti ada begitu banyak kejadian yang membuatnya terlibat dengan gadis-gadis lain. Apakah dia akan kembali ke cinta pertamanya, atau akankah gadis lain berhasil merebut hatinya?

Ini adalah kisah yang dimulai setelah merasakan patah hati 💔

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalian Pacaran Ya?

Jalanan pagi masih terlihat sepi, hanya sesekali motor lewat dengan percikan air dari sisa hujan semalam. Udara terasa sejuk dan segar, ditemani aroma tanah basah yang khas. Ferdi berjalan seorang diri menuju warung sederhana yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Eh, Nak Ferdi. Beli yang kayak biasanya?" sapa Ibu pemilik warung begitu melihatnya datang.

"Iya, Bu. Tambahin satu porsi ya, terus sama gorengan," jawab Ferdi sambil mengambil kantong plastik dan mulai memilih beberapa gorengan.

Ibu itu melirik sebentar, lalu bertanya sambil tersenyum ramah, "Tumben, dua porsi? Lagi ada tamu ya?"

Ferdi hanya mengangguk kecil. "Iya, ada temen yang nginep semalem. Ga bisa pulang gara-gara hujan."

"Oooh, gitu... ya udah ini, nasi uduknya." Ibu warung menyerahkan dua bungkus nasi uduk yang sudah dibungkus rapi dalam plastik putih.

"Ini uangnya, Bu." Ferdi menyodorkan uang pas.

"Pas ya... makasih ya, Nak Ferdi," ucap ibu itu sambil tersenyum hangat.

"Iya, Bu. Makasih juga," balas Ferdi lalu berbalik, berjalan pulang dengan langkah santai, tangan menenteng plastik berisi sarapan.

.

.

.

Beberapa menit kemudian, Ferdi sampai kembali di rumah. Ia membuka pintu dan langsung disambut pemandangan Lisa yang tengah duduk di sofa. Ruang tamu terlihat jauh lebih rapi. Selimut telah dilipat, meja dan lantai juga tampak sudah dibereskan.

"Pagi," sapa Ferdi hangat sambil masuk, "Aku beli sarapan, ayo makan dulu," lanjutnya sembari mengangkat kantong plastik yang dibawanya.

Lisa hanya mengangguk pelan. Tatapannya masih terlihat sedikit canggung, seperti masih menyimpan sisa rasa malu dari pagi tadi.

Ferdi mengernyitkan dahi, menyadari sikap Lisa yang sedikit aneh. "Ada apa?" tanyanya lembut.

"Gapapa..." balas Lisa lirih. Ia pun berdiri dan mengikuti Ferdi menuju dapur.

Keduanya duduk di meja makan kecil. Lisa Duduk di kursi berseberangan dengan Ferdi. Ia menunduk, kedua tangannya saling menggenggam di atas pangkuan.

Ferdi meletakkan beberapa gorengan di atas piring, kemudian mengeluarkan dua bungkus nasi uduk dari kantong plastik. Salah satunya ia dorong pelan ke arah Lisa. "Ini punyamu."

Lisa menerima bungkus itu sambil menatap sekilas ke arah Ferdi. "Makasih... maaf ya, ngerepotin terus," ucapnya dengan nada sungkan.

Ferdi tersenyum kecil. "Santai aja, aku juga ga nyangka hujannya bakal selama itu."

Lisa mengangguk pelan, lalu membuka bungkus makanannya.

"Ayo, sarapan dulu. Biar makin semangat," ucap Ferdi sambil mengambil satu gorengan dan mulai menyantap sarapannya.

Lisa mengikuti, meskipun dalam hatinya masih terasa berisik. Tapi setidaknya... pagi ini terasa hangat.

.

.

.

Setelah selesai sarapan, Ferdi mulai membereskan piring-piring di atas meja. Lisa hanya memperhatikan sambil menghabiskan sisa air minumnya.

"Kamu mau pulang dulu apa gimana?" tanya Ferdi sambil membawa piring ke wastafel.

Lisa menoleh sebentar, lalu menggeleng pelan. "Kalo pulang dulu... kayaknya bakal telat buat dateng ke sekolah."

Ferdi berhenti sejenak, menatap ke arah Lisa. "Buku belajarmu gimana?"

"Oh, itu sih nggak masalah. Soalnya semua bukuku ada di loker sekolah," jawab Lisa santai.

Ferdi tiba-tiba terdiam. Matanya menatap kosong ke depan seakan baru sadar sesuatu. "Ah! Ternyata bisa gitu!"

Lisa menoleh dengan bingung.

"Kenapa aku nggak kepikiran, sih!?" Ferdi mengacak-acak rambutnya sendiri. "Selama ini aku bolak-balik bawa buku tiap hari kayak kuli panggul…"

Lisa mendadak tertawa kecil, menahan mulutnya dengan tangan. "Fuu~ ahaha."

Ferdi ikut tersenyum senang. "Ketawa juga akhirnya."

Lisa memalingkan wajah dengan senyum tipis, pipinya masih menyisakan rona merah samar.

"Yaudah, kamu pake aja kamar mandi ku duluan," ucap Ferdi sambil berjalan ke arah lemari untuk mengambil handuk bersih.

"Eh!?" Lisa spontan kaget, wajahnya langsung memerah terang.

"Kenapa?" Ferdi menatap heran. "Ah, tenang aja. Aku kasih handuk yang belum kepake kok, masih bersih."

"Bu-bu… bukan apa-apa… makasih," balas Lisa cepat, menerima handuk dari Ferdi. Ia pun berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah canggung, seolah masih belum terbiasa dengan kehangatan perlakuan Ferdi.

Ferdi hanya bisa tersenyum kecil melihat reaksi Lisa yang lagi-lagi salah tingkah.

.

.

.

Setelah bersiap dan mengenakan seragam, Lisa dan Ferdi pun berangkat ke sekolah bersama. Langkah mereka santai, sesekali terdengar obrolan ringan di antara mereka berdua.

Udara pagi masih terasa sejuk, sisa hujan semalam membuat jalanan sedikit becek namun tak menghalangi langkah mereka. Cahaya matahari mulai menembus awan, memberikan warna hangat pada pagi itu.

Saat mereka sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba terdengar suara memanggil dari arah dalam.

"LISAAA!!"

Lisa langsung refleks menoleh, begitu juga Ferdi. Dari arah gerbang, dua gadis berseragam yang tak asing bagi Lisa berjalan cepat menghampiri mereka.

"Eh!? Lisa berangkat sekolah bareng cowok!?" seru salah satu dari mereka dengan suara cukup nyaring hingga menarik perhatian beberapa siswa lain di sekitar.

"Seriusan nih!? Gue ngelihat yang gue lihat sekarang!?" sahut temannya yang lain tak kalah kaget.

Lisa langsung terdiam, matanya melirik ke kiri dan ke kanan. Wajahnya merah padam karena malu, apalagi beberapa siswa mulai memperhatikan. Tangannya mengepal di sisi rok, berusaha tetap tenang… meskipun jelas itu gagal.

Ferdi langsung menyadari situasi yang bakal makin canggung. Ia menoleh ke Lisa sebentar, lalu bicara cepat.

"Lisa, aku duluan ya. Udah ada temen kamu juga. Dah."

Ia melambaikan tangan sebentar lalu langsung mempercepat langkah, meninggalkan gerbang dan masuk ke area sekolah.

Lisa hanya bisa menatap kepergian Ferdi, lalu...

Clap! Clap! Kedua temannya langsung merapat ke sisinya.

"Jadiii~ siapa diaaa?" tanya salah satu dengan senyum penuh rasa ingin tahu.

"Cu-cuma kenalan kok…" balas Lisa terbata-bata, berusaha tetap terlihat tenang. Tapi matanya tak bisa berbohong, berkedip cepat dan penuh kegugupan.

"Heee~ cuma kenalan katanya," salah satu temannya memonyongkan bibir.

"Lisa yang gak pernah deket sama cowok... Bahkan aku gak pernah liat kamu ngobrol sama cowok di kelas," ucap temannya yang berkacamata, setengah menuduh.

"Dan pagi ini, kamu jalan sama cowok sambil ngobrol santai pula..." lanjut temannya yang lain sambil melipat tangan di dada, matanya menyipit.

Lisa makin tak karuan, ia menggigit bibir bawahnya. Namun sebelum sempat membalas, pertanyaan paling mematikan terlontar dari keduanya secara bersamaan:

"KALIAN PACARAN YA!?"

BUAAK! Wajah Lisa langsung meledak merah. "KA-KALIAN SALAH PAHAM!!" teriaknya panik, lalu langsung berlari meninggalkan mereka berdua di gerbang, tanpa menoleh.

Dua temannya hanya bisa terpaku sesaat, sebelum akhirnya saling pandang dan tertawa pelan.

"Fix ada yang disembunyiin sama Lisa," bisik salah satu dari mereka sambil nyengir.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ferdi baru saja melewati area parkiran sepeda motor ketika matanya menangkap sosok-sosok yang sangat familiar sedang nongkrong di dekat taman kecil sekolah. Bayu duduk di bangku beton, Adit dan Fino berdiri sambil ngemil roti, dan seperti biasa, Aldi sibuk mencari bahan buat ngusilin siapa aja yang lewat.

Begitu Ferdi mendekat, senyum usil langsung muncul di wajah mereka.

"Eh buset dah," suara Aldi terdengar duluan, dengan nada tajam khas komentator gosip. "Abis dari si anu, langsung dapet yang baru. Ngeri."

"Sasuga sepuh," celetuk Adit, matanya menyipit ke arah Ferdi. "Bener-bener legend hidup."

"Bolehlah~" Fino mengangkat alis sambil menyeringai, memberi tepukan ringan ke bahu Ferdi.

Bayu hanya mengangguk-angguk seperti orang bijak, ekspresinya tenang tapi penuh makna. Diam-diam paling seneng ngeliatin drama orang lain.

Ferdi menghela napas. "Buset, pagi-pagi udah pada ngegosip aja. Nggak ada kerjaan lain apa?"

Aldi cengar-cengir, "Ngomong-ngomong, tuh cewek siapa? Dari kelas mana?"

"Namanya Lisa," jawab Ferdi santai, mencoba tetap tenang walaupun tahu mereka nggak bakal berhenti sampai di situ.

"Waaaah~ udah tau namanya... Tumben cepet," Adit langsung menimpali sambil menaikkan satu alis.

Fino menyikut lengan Ferdi. "Tadi liat sendiri soalnya, Fer. Jalannya tuh, deket banget. Ngobrol santai, senyum-senyum, kayak pasangan baru jadian..."

"Fix udah cocok dijadiin thumbnail drama," Aldi menambahkan dengan dramatis.

"Udah ah," Ferdi menepis sambil setengah senyum. "Dia cuma nginep karena kejebak hujan, itu doang."

"Nginep?" suara mereka kompak, langsung jadi lebih keras.

Ferdi langsung sadar dia salah ucap. "Eh—bukan nginep gitu maksudnya. Maksudnya... dia kejebak hujan, terus numpang berteduh, dan... yaudah sampe pagi."

Empat pasang mata menatapnya penuh kecurigaan. Suasana jadi hening sesaat, sebelum Adit akhirnya bicara dengan nada sok bijak.

"Wah, kisah cinta dimulai dari hujan. Klasik, tapi selalu kena di hati."

Bayu yang dari tadi diam, akhirnya buka suara. "Dia cantik."

Tiga pasang mata langsung melotot ke Bayu, terkejut karena dia biasanya paling minim komentar.

Bayu hanya angkat bahu dan lanjut minum air mineralnya tanpa ekspresi.

Ferdi cuma geleng-geleng kepala, lalu menyender ke dinding terdekat. "Terserah kalian dah. Yang penting nggak ada yang aneh-aneh."

"Yang nggak aneh aja bisa jadi aneh kalau sama cewek cakep," Adit nyengir lebar.

Fino menambahkan, "Gue tunggu kelanjutannya. Kalau tiba-tiba lo bawa dia main ke sini, gue udah siap jadi bestman buat akad."

"Orang belum apa-apa udah dijadiin pengantin," Ferdi ketawa kecil.

Mereka semua tertawa bareng, suasana jadi cair lagi seperti biasa. Tapi di balik tawanya, entah kenapa Ferdi merasa jantungnya masih berdebar… mungkin karena masih teringat pelukan hangat semalam, atau senyum malu-malu Lisa tadi pagi.

Dan ia tahu, ini bukan awal yang biasa-biasa saja.

1
Saiful Anwar
jadi Ferdi itu vampir. tunggu, jika dia vampir, apa itu setengah vampir/vampir murni?? tapi kok Ferdi baik" ajah saat terkena sinar matahari.
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
asekk di ulti
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
ini ilusnya pake ai kan? gimana caranya biar kek gtu?
Katsumi: yah di ketik di prompt
total 1 replies
Saiful Anwar
kalau Yuka tau si Ferdi udh punya tunangan bisa marah+cemburu=patah hati
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
oh wow, akhirnya ada pov 1🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
pake nanya🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
jdi keinget yg di yumemiru🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊: tpi bagus sih, bikin keinget jdi pen nonton ulang 🗿
total 1 replies
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
dari ferisu jadi ferdi🗿suka bet huruf 'f' keknya
Katsumi: Gak tau, pengen aja
total 1 replies
Saiful Anwar
darling??
kayaknya bertambah saingannya
Mizuki
Temen w yang namanya ferdi terakhir kali bilang gini ke cwek random hasilnya malah kena gampar
Katsumi: wkwkwkw
total 1 replies
Mizuki
scene ngompori temen dari dulu emang jadi template banget😑
Mizuki
Menyelam sedalam Palung Mariana demi Loli
Mizuki
masih menyelam
Mizuki
Langsung saja, yandere, loli, ama tsundere bab berapa?
Mizuki: btw, ini si Yuka gak ada di cover gak sih, w baca di awal-awal gak ada deskripsinya, kek npc banget daripada penggerak plot awal🗿
total 1 replies
bysatrio
jadi, mulai masuk fantasinya? vampir? mereka berlima? apa sama cewek²nya juga nanti?
Katsumi: iya masuk kayak siluman, iblis dan malaikat
total 1 replies
Saiful Anwar
lah ini baru prolog nya? gua kira udah mulai.
Katsumi: iya masih prolog itu v;
total 1 replies
Saiful Anwar
Hhmm saya mencium aroma misteri
bysatrio
apakah ada konflik lain yang sempat terlupa,
Saiful Anwar
dari alurnya hina dan Ferdi kayaknya teman masa kecil
ラマSkuy
nah kan udah kaya ibu ibu aje ngerumpi, akhirnya didatangin langsung sama yang dirumpiin kan🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!