Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Jenna menatap langit langit kamarnya, setelah perbincangan nya dengan Zavey, Jenna sedikit sadar jika Zavey pun tidak ingin menikah dengan nya, mengingat bagaimana Zavey membebaskan nya melakukan apapun tanpa harus merasa terbeban dengan status sebagai seorang istri.
“Lagi pula aku memang bukan istrinya, Aku disini hanya agar orang orang tidak merasa curiga jika kak Lysandra menghilang, tapi meskipun begitu, hatiku benar benar sakit.”
Gumam Jenna tanpa disadari air matanya menetes, Jenna kemudian menyekanya lalu segera meraih ponselnya mencoba untuk menghubungi kakak nya namun ponsel kakak nya masih belum bisa di hubungi.
“Aku kirim pesan saja.”
Gumam Jenna lalu segera mengetik pesan yang tetrtuju pada Lysandra untuk meminta nya kembali, Sedangkan di tempat lain Lysandra saat ini tengah berada di sebuah apartement milik pacarnya, wanita itu baru saja terbangun dari tidurnya setelah merasa kelaparan.
“Akhhh lapar sekali.”
Gumam Lysandra berjalan menuju keluar kamar seraya menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut, Lysandra menoleh ke kiri dan kanan tak ada siapapun di sana hingga tak lama terdengar suara pintu dibuka.
“Sayang? Dari mana saja?”
Ucap Lysandra manja seraya menghampiri pacarnya lalu memeluknya, Kevin hanya tersenyum lalu menunjukkan makanan yang baru saja ia beli dari luar pada Lysandra.
“Kamu lapar kan?”
Tanya Kevin, Lysandra menganggukkan kepalanya lalu mengambil makanan yang ada di tangan Kevin membawanya ke meja makan, di susul dengan Kevin yang ikut duduk bersama Lysandra.
“Sayang? Kamu masih belum menyalakan ponselmu?”
Tanya Kevin membuat Lysandra menggelengkan kepala lalu melanjutkan kembali makan siang nya.
“Apa tidak sebaiknya kamu hubungi mereka? Pernikahan sudah selesai, adikmu pasti sudah menggantikanmu kan?”
Lagi Kevin bertanya membut Lysandra kali ini benar benar berhenti makan.
“Kenapa memangnya? Aku tidak ingin pulang, mama pasti akan memaksaku untuk menikah dengan Zavey, aku tidak menyukai nya, sejak dulu aku hanya menganggapnya saingan bukan pasangan.”
Ucap Lysandra sedikit kesal lantaran Kevin selalu menanyakan hal itu sejak ia tiba di apartementnya, Kevin hanya menghela nafas panjang mendengar penjelasan pacarnya itu.
“Dan saldo di ATM ku juga masih banyak, jadi kehidupan kita akan aman.”
Sambung Lysandra seraya tersenyum, Kevin hanya tersenyum mendengar ucapan Lysandra, memang benar yang ia khawatirkan adalah uang mengingat ia hanya seorang karyawan biasa dan apartementnya juga sederhana.
Berbeda dengan Lysandra yang berasal dari keluarga kaya raya, Kevin takut jika Lysandra merasa tidak nyaman berada di tempatnya.
“Tapi apartement ini terlalu kecil untuk kita berdua, apa kau bisa tetap tinggal disini?”
Meskipun sedikit takut tapi Kevin memberanikan diri untuk bertanya, Mendengar itu Lysandra menatap sekeliling, ia tiba di apartement itu kemarin sore jadi ia belum terlalu memperhatikan seisi apartement itu.
“Benar juga, kalau begitu kita pindah saja.”
Ucapnya enteng, sedangkan Kevin hanya bisa melongo mendengar ucapan Lysandra, Pindah katanya? Sedangkan membeli apartement ini saja membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Kevin apalagi pindah.
“Tapi tidak semudah itu, aku harus..”
Kevin terdiam begitu Lysandra beranjak dari duduk nya menuju kamar lalu kembali membawa tas miliknya mengeluarkan sebuah black card.
“Kita punya ini.”
Ucapnya seraya memperlihatkan nya pada Kevin membuat Kevin hanya bisa melongo.
Malam pun tiba, Zavey dan Jenna saat ini sedang menikmati makan malam, namun lagi lagi tingkah laku Jenna saat makan menjadi pusat perhatian Zavey.
“Kalau memang tidak suka makanan nya tinggal bilang saja, bisa minta bik Surti masak makanan yang kamu mau.”
Ucap Zavey membuat Jenna menoleh.
“Tidak perlu, aku suka kok.”
Ucap Jenna membuat Zavey menghela nafas berat.
“Suka? Tapi porsi mu bahkan tidak sampai setengah piring, kau tidak tau tubuhmu sudah seperti stick golf.”
Deg!
Jenna melayangkan tatapan tajam pada Zavey meskipun pria itu tidak peduli dengan tatapan Jenna dan hanya melanjutkan makan nya hingga selesai.
“Mulai sekarang selama tinggal disini kamu harus menambah porsi makanmu, aku tidak ingin di salahkan jika tubuhmu semakin kecil.”
Ucapnya tajam yang kesekian kalinya pada Jenna sebelum akhirnya kembali ke dalam kamarnya, sedangkan Jenna hanya memutar bola matanya setelah Zavey beranjak dari duduknya.
“Semakin dewasa mulutnya justru semakin tajam, apa dia kesal karena justru aku yang tinggal dengan nya? Untung saja aku naksir dengan nya kalau tidak sudah ku robek mulutnya itu!”
Gerutu Jenna kesal, dan anehnya perasaaan Jenna pada Zavey benar benar tidak pernah memudar, padahal ini bukan kali pertama Jenna mendengar kata kata tajam itu dari mulut Zavey.
Dulu saat Zavey membantunya belajar, tak sedikit kata “B*DOH” yang Zavey lontarkan pada Jenna, namun Zavey tetap membantu Jenna hingga Jenna benar benar menguasai pelajaran.
Jenna kemudian segera membersihkan wajahnya setelah menyelesaikan makan malam, wanita itu kini menatap dirinya di cermin, memang tidak sepenuhnya salah dengan apa yang Zavey katakan, nyatanya tubuh Jenna memang sangat kurus.
Hal itu membuat Jenna teringat jika hal ini bukan tanpa alasan, mama Jenna yang selalu memarahi Jenna akan menghukum Jenna dengan tidak memberinya makan, terkadang di malam hari Jenna bahkan hanya makan snack untuk mengurangi rasa lapar.
“Hah, sekarang setelah jauh dari rumah, seharusnya aku bisa makan dengan sepusnya kan?”
Gumam nya seraya menyeka air matanya yang mudah sekali menetes begitu mengingat masa kecilnya yang begitu menyakitkan untuk di kenang.
Beberapa Hari berlalu….
Lysandra dan Kevin hari ini mulai menempati apartement baru yang dibeli oleh Lysandra, semua barang juga baru tak ada barang dari apartement Kevin yang dibawa kesini, Lysandra merebahkan dirinya diatas ranjang setelah dari perjalanan yg cukup jauh.
Kevin pun menyusul Lysandra berbaring di ranjang yang sama membuat Lysandra segera memeluk kekasihnya itu.
“Terima kasih.”
Ucap Lysandra bukan tanpa alasan lantaran sebelumnya Kevin sempat menolak untuk tinggal di apartement yang sama dengan Lysandra, merasa jika ia tak berhak, namun Lysandra terus memaksa agar Kevin mau tinggal bersamanya.
Mengingat ia membeli apartement itu atas nama Kevin lantaran jika menggunakan namanya bisa saja kedua orang tua nya melacak keberadaan nya, tentang ATM? Lysandra menggunakan ATM pribadinya hasil dari kerja kerasnya menjadi direktur selama ini bukan ATM dari orang tua nya.
“Bagaimana dengan kabar adikmu? Kau masih belum menghubunginya?”
Tanya Kevin kali ini tak membicarakan kedua orang tua Lysandra lantaran tak ingin suasana hati Lysandra memburuk, Lysandra yang awalnya memeluk Kevin dengan erat pun kini mulai melepasnya.
“Belum, tapi aku yakin dia baik baik saja, setidaknya dia akan bebas dari mama, mama tidak akan memarahinya lagi sekarang karena mereka sudah berjauhan.”
Jelas Lysandra yang jujur saja juga merasa kasihan dengan adiknya itu, tanpa alasan yang jelas mama nya selalu memarahi Jenna bahkan atas kesalahan Lysandra pun tetap Jenna yang akan dihukum.