NovelToon NovelToon
MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

Status: tamat
Genre:Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Matabatin / Sistem / Tamat
Popularitas:570
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Dengan sisa-sisa tenaganya, akhirnya Anggapala berhasil membuat tempat untuk berteduh. Ia menyekah keringatnya dengan sebuah kain lusuh. Dalam kondisi seperti itu, terdengar dari samping suara langkah beberapa orang yang mendekatinya.
Mereka akhirnya hidup bersama dengan tujuan membangun sebuah tatanan kehidupan yang pada akhirnya banyak orang-orang yang hidup di daerah itu. Hingga dalam beberapa bulan saja, daerah itu menjadi tempat persinggahan para pedagang yang hendak ke arah Barat.
Pada akhirnya daerah itu sekarang menjadi sebuah daerah yang mempunyai banyak unsur seni dan budaya, bahkan daerah Cikeusik atau Gegesik mendapat julukan Kampung Seni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB VIII GAPURA CAKRA YUDHA

   Ki Rukem berhenti sejenak dan beliau menoleh ke belakang , tampak di sudut jalan sana , seseorang memanggilnya. Beliau menunggu kedatangan si pemanggil tadi.

" Maaf Ki , tadi malam selepas kami pulang , di perbatasan sebelah Selatan telah terjadi perselisihan pendapat , antara Soma dengan orang tak dikenal yang melintas jalan pedukuhan," kata orang itu. " Lalu bagaimana , apa yang terjadi ? " tanya Ki Rukem.

" Begini Ki , kata Soma bahwa nanti malam orang-orang dari Tegalpacing akan datang ke sini , mereka akan mengadakan tanding yudha di perbatasan , bagaiman menurut Ki Rukem ?" kata orang tadi ternyata Sabar. " Ya sudah , nanti Soma suruh menghadap datang ke bangsal" kata Ki Rukem.

   Di bangsal pedukuhan , Ki Rukem duduk di hamparan tikar , tiba-tiba datang Soma dengan memberi salam " sampurasun " katanya. Ki Rukem menjawab " rampes ".

" Maaf Ki , saya agak telat , ada keperluan tadi membenahi umbul-umbul yang miring , terus saya mau laporan Ki ," katanya dengan wajah penuh kemarahan. " Silahkan , laporan apa " tanya Ki Rukem.

" Tadi malam ada orang dari Tegalpacing yang akan berbuat onar di perbatasan , akhirnya saya dan kawan-kawan menanyakan tujuan dari orang itu , eeeeeh....malah dia marah-marah dan omongannya seperti ancaman , akhirnya saya jawab , begitu mendengar jawaban saya , dia malah mengajak tanding yudha dan nanti malam mereka akan datang ke sini , katanya akan membawa gerombolannya ," tutur Soma dengan penuh emosi.

" Baik , kalau begitu kamu hadang dan cegat mereka di perbatasan , di Gapura Cakra Yudha ," kata Ki Rukem.

   Setelah mendapat petunjuk dari Ki Rukem , Soma akhirnya berpamitan dan berjalan ke arah sudut jalan , sementara Ki Rukem memandangnya sampai Soma berbelok ke arah kiri.

   Pada malam harinya , selepas waktu itu sinar kuning di ufuk barat menghilang , terdengar suara teriakan dari arah selatan , sambil membawa obor , sekelompok orang berjalan menuju pedukuhan Cikeusik. Sementara itu Soma dan kawan-kawan telah siap menghadang mereka tepat di Gapura cakra yudha. Beberapa saat kemudian , kedua kelompok itu bertemu , dari pihak yang datang terdengar suara tantangan. Sedangkan dari pihak Soma dan yang lain juga berkata siap tempur. Akhirnya kedua kelompok itu saling menyerang , terjadi adu kekuatan tenaga di antara mereka. Semakin sengit perkelahian keduanya. Selang beberapa waktu kemudian , tiba-tiba kedua kelompok itu seperti sempoyongan menahan kekuatan angin yang datang begitu kuatnya. Banyak di antara mereka yang jatuh tersungkur , banyak pula yang berdarah akibat terjatuh akibat angin itu. Selang beberapa menit , terdengar suara ledakan di atas mereka. Rasa ketakutan menyelimuti kedua kelompok itu. Setelah mereka bingung dengan keadaan di tempat itu , tiba-tiba muncul laki-laki rentah di hadapan mereka , kelompok Soma segera memberi hormat , sementara kelompok pendatang saling pandang sambil menahan sakit.

   Di tengah jalan pedukuhan , tampak Ki Bugulun berdiri dengan tangan bersilang di dadanya. Matanya tajam memandang orang-orang di tempat itu , kemudian beliau berkata " Inikah yang kau ciptakan di perbatasan ini , inikah yang kau rencanakan untuk mencoreng tanahmu sendiri , inikah yang kau banggakan lalu kau kotori dengan akhlak sesat kalian , manusia macam apa , kalian hidup tanpa rasa syukur , kalian semua rakus , kalian tidak layak hidup seperti hewan , saling membunuh , saling menguasai , saling bermusuhan ," tandasnya dengan suara lantang.

   Mereka terdiam saling tatap , gemetar , semua tak bergeming , sementara itu , Ki Bugulun melanjutkan ucapannya , " Kalian ini tidak bersyukur , sudah diperkenankan hidup di bumi ini , kalian semua itu mengontrak bukan memiliki , tapi lagaknya seperti penguasa yang dholim , serakah dan tak punya malu. Ingat.....kalian berbuat seperti ini , kelak nanti keturunan kalian yang akan menerima hasilnya , mereka merasa malu sebagai keturunan dari kalian ," kata Ki Bugulun seraya meluruskan tongkatnya.

   Pada akhirnya , kedua kelompok itu saling bersalaman , tetapi ada beberapa orang dari mereka yang mengalami keanehan dalam tubuhnya. Melihat semua itu , orang-orang di tempat itu menjadi heran , gerangan apakah yang menimpanya , tetapi semua sudah terjadi , dan mungkin itu nasibnya.

   Setelah kejadian itu kedua kelompok tadi membubarkan diri , suasana di Gapura Cakra Yudha yang tadinya ramai , kini hanya kesunyian yang terasa. Soma dan yang lainnya kembali menuju pedukuhan , sementara Ki Rukem masih berdiri di hadapan Ki Bugulun.

" Maafkan saya Ki, semua diluar kehendak , saya harap Ki Bugulun mengerti atas kekhilafan ini ," kata Ki Rukem. Ki Bugulun hanya terdiam , matanya menatap ke depan , tampak di sana bangunan Gapura yang berdiri kokoh , sementara sungai Cangkring membentang dengan air yang tenang , dan di tepi sungai banyak tertambat perahu-perahu kecil. Kemudian Ki Bugulun menghela nafas , " sudahlah Mardi , semua itu sebagai pembelajaran kita semua , mereka yang lupa akan jatidirinya semoga menjadi sadar dan selalu ingat atas semua kejadian ini " kata Ki Bugulun sambil membaca suatu mantra , dan beberapa saat kemudian tampak tubuhnya menghilang dari pandangan Ki Rukem.

   Sementara itu Ki Rukem berdiri dalam kesendirian , tubuhnya lemas tak bertenaga , Ia berjalan menuju pedukuhan. Dalam benaknya terbayang manakala Ki Bugulun mengerahkan ilmu tadi dengan tenaga dalamnya , tentu ia dan kawan-kawan akan terpental puluhan meter jauhnya. Hatinya tak bersemangat lagi , dirinya belum seberapa bila berada dihadapan Ki Bugulun, ia merasa malu dan malu.

Setelah sampai di bangsal pedukuhan , Ki Rukem disambut oleh Bulhun , Mahdi , Madropi dan kerabat dekat lainnya. Wajahnya lusuh dan penuh penyesalan. Seraya memberi salam , dirinya duduk di sebelah Bulhun , sambil menghisap kawung , ia berkata ," Aku gagal menjadi pemimpin kalian , untuk itu , bagaimana menurut kalian bila jabatan ini ada yang menggantinya".

" Sudahlah Mardi , semua bisa terjadi kapan saja , dimana saja, yang jelas aku merasa kecewa memilih kamu sebagai penggantiku , baru beberapa bulan saja jadi seperti ini , baik....untuk pengganti kamu Mardi , aku tunjuk Madropi , dan posisi kamu jadi beukeul di wilayah Kemuning ," kata Ki Bugulun yang kala itu sudah berada di bangsal.

Sebagai seorang ksatria , Mardi harus legowo bila jabatannya diganti , namun bagi dirinya itu semua sebagai pengalaman menjadi pemimpin yang tidak memikirkan masa depan generasinya. Dalam benaknya terbersit akan tugas barunya sebagai kepala beukeul yang jauh dari pedukuhan. Ia merasa semua ini harus dibayar dengan langkah yang lebih baik.

Pada akhirnya pedukuhan itu dibawah kepemimpinan seorang Madropi yang bergelar Ki Sumber. Dalam menjalankan roda kepemimpinan , beliau amat bersahaja , setiap langkahnya penuh dengan kecermatan dan sifat efisiensinya begitu terasa bagi warganya.

Suatu hari Ki Sumber sedang memimpin pembangunan jembatan yang menghubungkan pedukuhan dengan daerah pecantilan , yaitu pecantilan Kemuning yang dipimpin oleh beukeul Mardi. Jembatan itu terbuat dari bambu dan beberapa bahan lain. Semua warga bekerja dengan antusias demi kelancaran roda kehidupan. Daerah Kemuning ternyata kala itu sebagai penghasil padi yang bagus.

Dalam proses pembuatan jembatan itu , suatu ketika para pekerja dikejutkan dengan adanya gangguan hewan sungai yang besar, berupa kerbau bule tetapi kadang muncul kadang hilang. Sebagai pemimpin yang diharapkan mampu mengatasinya , Ki Sumber akhirnya berniat untuk menangkap hewan itu.

Pada malam yang telah direncanakan , Ki Sumber bersama beberapa ksatria Cikeusik , sudah berada di sungai itu. " Lama juga munculnya Ki " kata Soma saat itu sedang menghisap kawung. " Iya....." jawab Ki Sumber. Tepat tengah malam , air sungai yang tenang berubah , riak ombak semakin besar gelombangnya , beberapa saat kemudian , terdengar suara seperti bunyi kerbau , " Oooooowwwweh ".

Ki Sumber akhirnya duduk bersilah sambil melakukan ritual SEDAKEPSINUKU TUNGGAL , matanya terpejam, dari bibirnya terdengar bacaan mantra. Setelah itu , air yang tadinya bergejolak , tiba-tiba membumbung tinggi dengan munculnya hewan sungai tadi. Dengan gerakan secepat kilat , tangan Ki Sumber melemparkan sejenis jala besar , akhirnya hewan itu terperangkap juga, " Bundel....bundel...bundel...cepat bundel " teriak seseorang. Saat itu beberapa orang segera membundel hewan tadi. Lalu bundelan yang berisi hewan itu dibawa naik ke daratan dan diseret ke tengah hamparan. Karena perkataan Bundel dari seseorang pada saat itu , hingga sekarang sebuah pecantilan dari Desa Slendra Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon bernama blok Bundel. Yang dulunya merupakan sebuah pecantilan Cikeusik bernama Kemuning. Lantas hewan apa yang tadi telah ditangkap ?

1
ArtisaPic
Sebagai generasi muda perlu untuk mengenal sejarah, baik sejarah lokal maupun sejarah negara atau benua atau sejarah alam semesta. Dengan sejarah kita akan mengenal diri kita dengan norma-norma yang ada, tidak gegabah dan tidak rakus akan dunia. Hanya kedunguan yang menjadikan diri kita sebagai budaknya. Manusia bukan BUDAK DUNIA.
Jihan Hwang
salam kenal thor... yuk saling dukung
ArtisaPic
Gegesik kota asyik , Desa wisata , Gudangnya seni dan budaya.
Q.Sambling Gegesiklor
Cirebon
Jawa Barat
Kaylin
Bikin baper, deh!
ArtisaPic
ok , makasih , semoga sukses sll
Aiko
Hebat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!