NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dipojokkan dan Diancam

Hari ini, Sekar sudah melalui hal yang sangat panjang dan juga menyusahkan. Mengapa semua ini harus terjadi kepadanya? Ia merasa hari ini adalah hari paling sial dalam hidupnya.

Sebelum kembali ke rumah, Sekar berniat untuk mampir sebentar ke kantin dan mencari kudapan segar, karena cuaca di luar sangatlah panas. Sekar juga belum mau pulang karena di rumah juga hanya bersama dengan mamanya, dia sedang malas bersama dengan mamanya, sudah pasti ia akan disiksa dan terus dibandingkan dengan adiknya.

Sekar membuka ponselnya dan melihat sosial media yang ia miliki. Ia ingin menikmati es buahnya sembari scroll social medianya, kebetulan Sekar juga sering buka endors untuk mencari sedikit uang. Akunnya juga ramai sejak ia mengedit beberapa video promosi beberapa barang.

Saat ia sedang scroll sosial medianya, tiba-tiba ia teringat dengan senyuman pak Faisal saat tadi berada di kelas.

“Ternyata pak Faisal cakep juga kalau senyum ya?” batin Sekar.

Namun, ia kembali menyadarkan dirinya dan berusaha untuk fokus. Bisa-bisanya dia memikirkan dosennya sendiri, sepertinya pikirannya sedang tidak waras.

Saat Sekar berniat akan pulang, ia melihat gerombolan Siska yang baru saja keluar dan seperti akan menuju ke kantin juga bersama teman-temannya. Melihat wanita itu, Sekar langsung segera pergi dari tempat itu dan tidak ingin berhadapan dengan Siska untuk yang kedua kalinya.

Namun, sayangnya terlambat, Siska sudah telanjur melihat Sekar lebih dulu dan langsung mendekati Sekar yang akan pergi dari tempat itu.

“Sekar!”

Panggilan wanita itu sudah langsung membuat Sekar tidak bisa bergerak, ia mematung dan tubuhnya seketika merinding.

“Lo mau ke mana? Buru-buru amat? Takut ya sama gue?” ledek Siska yang berada tepat di belakang Sekar.

“Ma-maaf, Siska. Aku harus pergi sekarang, aku ada janji sama papa hari ini,” dusta Sekar yang berusaha lepas dari mereka.

Namun, bukannya dilepaskan, kedua teman perempuan Siska justru merangkul Sekar dan memaksa Sekar ikut dengan mereka.

“Sibuk sekali kamu ya? Main dulu lah sama kita sebentar, papa kamu juga pasti ngerti kok. Aku ajak kamu ke tempat yang keren!” Siska berjalan di depan Sekar dan kedua temannya itu.

Belum apa-apa, Sekar sudah sangat ketakutan, sudah pasti kali ini sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya. Ia jadi menyesali, mengapa dia tidak pulang lebih awal saja. Setidaknya di rumah dia tidak akan dipukul, hanya kena omel saja.

Kali ini, Siska membawa Sekar ke gedung lama yang sudah tidak terpakai. Kedua teman Siska mendorong Sekar sampai jatuh dan bukunya berserakan semua.

“Lo sengaja caper sama pak Faisal ya?” Siska mulai mengungkit masalah yang tadi di kelas.

Sekar juga sudah menduga bahwa wanita itu pasti akan membahas masalah yang tadi.

“Nggak kok. Pak Faisal sendiri yang tiba-tiba bilang gitu ke aku. Aku juga nggak tahu kenapa.”

Sekar hanya duduk diam saja dan membiarkan dirinya dicerca terus menerus.

“Alah bohong banget! Lo bisa aja main santet atau pelet, mama lo aja bisa laris banget tuh, pasti pakai penglaris usahanya. Masa iya dosen yang paling dingin di kampus ini tiba-tiba ramah banget sama cewek kaya lo? Jelas banget lo caper tadi!” Siska tidak mau mengalah dengan pendapatnya yang tidak pasti.

“Udah gitu, kita semua jadi kena omel sama Pak Faisal gara-gara lo! Masa iya dia belain lo? Sumpah itu pakai pelet sih, bisa sampai begitu!” imbuh teman Siska yang lain.

“Bener banget, lo tuh harusnya sadar diri. Di sini nggak punya temen, bayar juga pake uang haram, mama lo juga kerjanya nipu orang! Gue malah kasihan sama papa lo yang pasti selalu diporotin sama kalian!” Siska kembali meledek Sekar.

“Papa nggak gitu!” teriak Sekar dengan tiba-tiba karena keluarganya sudah dijelek-jelekkan termasuk papanya. Sekar sangat menyayangi papanya dan tidak ingin ada siapapun yang berani menjelekkan papanya.

Namun, Siska yang mendengar Sekar berucap seperti itu, langsung mengeluarkan senyum sinis dan kecutnya, ia merasa sangat kesal sekali dengan wanita itu.

“Lo berani bentak gue ya?!” Siska menarik rambut panjang Sekar dengan sangat keras hingga beberapa ada yang rontok.

“Aduh, sakit!” ujar Sekar.

“Lo tau nggak? Gue itu ngincar pak Faisal karena dia duda dan juga kaya raya. Gue berusaha banget biar bisa jadi mahasiswa idaman dia biar bisa deket sama dia! Lo malah ngambil dia dari gue!” ketus Siska.

“A-aku nggak pernah bermaksud mau ngerebut beliau dari kamu. Aku bahkan nggak suka sama dosenku sendiri!” ujar Sekar yang justru membuat Siska semakin naik pitam.

“Dia sampe senyum di depan lo? Dia sampe belain lo, dan lo sebut nggak melet dia? Emang gue bakal percaya sama tipu muslihat lo, dasar cewek murahan! Nggak punya temen, nggak punya pacar, nggak guna banget idup lo!” ledek Siska yang semakin kasar. Sekar masih terus merintih kesakitan sembari berusaha mengendorkan genggaman tangan Siska dari rambutnya itu.

Karena sudah sangat muak melihat wajah Sekar dan pembelaannya itu, dengan cepat Siska menarik rambut Sekar semakin keras hingga wajahnya terangkat, lalu Siska menampar pipi wanita itu dengan sangat keras.

PLAK!

Hal itu berlangsung sebanyak tiga kali, lalu Siska melepaskan Sekar. Belum selesai di situ, Siska kembali menendang perut dan juga seluruh tubuh Sekar hingga membuat Sekar berusaha melindungi dirinya. Kedua teman Siska pun melakukan hal yang sama dan mereka nampak kegirangan.

“Makanya! Jadi cewek jangan gatel! Pake pelet aja bangga banget!” ledek Siska sembari menyiksa Sekar dengan terus memukulnya.

Hingga tangan dan juga kaki Sekar sudah lecet semua, mereka pun pergi meninggalkan Sekar di belakang gedung. Terakhir, Siska membuang soda yang ia bawa dan menyiramkannya ke seluruh tubuh Sekar hingga terkena lukanya dan membuat Sekar kesakitan.

“Sampe gue lihat lo kegatelan lagi sama Pak Faisal, gue bakal ambil keperawanan lo! Enak aja mau ngincer sugar daddy gue.” Wanita itu pergi sembari berucap seperti itu, kini, seluruh pakaian sekar sudah berantakan, untungnya bukunya terselamatkan dan dia tidak sedang membawa laptop.

Sekar pun meneteskan air matanya karena sakit sembari menata buku yang berceceran dan berusaha agar tidak terkena air dari soda. Rambutnya berantakan, tubuhnya penuh luka, dan bajunya juga basah. Sekar sudah seperti gembel sekarang, bahkan ia sedikit bingung harus bagaimana saat ia pulang nanti.

Namun, di saat Sekar sedang bingung harus bagaimana, tiba-tiba seseorang nampak berdiri di hadapannya dan terlihat sepatu pantofel pria.

Sekar melihat dari ujung kaki dan ujung kepala, yang ternyata itu adalah Pak Faisal.

“Eh?!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!