Nina Melani merupakan seorang wanita yang ditinggalkan oleh suaminya untuk merantau ke negeri seberang.
Beberapa bulan setelah ditinggalkan suami untuk bekerja di luar negeri, Nina tampak hidup sendiri disebuah rumah yang jauh dari penduduk.
Suatu ketika, Terjadi perampokan dirumah Nina. Salah satu dari perampok itu tidak hanya menguras harta Nina, Namun juga merenggut kehormatan Nina.
Akibat dari kejadian itu, Tumbuh benih sang perampok itu dirahim Nina. Lalu, Hal tersebut sampai di telinga sang suaminya sampai Nina diceraikan oleh suaminya itu.
Setelah Nina resmi bercerai dengan suaminya itu, Nina dipertemukan kembali dengan pria yang merenggut kehormatannya itu dalam kondisi yang berbeda.
Bagaimana kisah Nina selanjutnya!
Baca kelanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Setelah Haris membaringkan Nina ditempat tidur, Pria bertubuh tegap itu tampak menyadarkan Nina. Namun, Wanita cantik itu tak jua sadar. Karena Nina tak jua sadarkan diri, Haris pun segera menghubungi dokter Justin yang merupakan dokter pribadinya untuk memeriksa Nina.
Beberapa saat setelah menghubungi dokter Justin, Terdengar suara bel berbunyi dari arah luar. Haris yang mendengar suara bel itu berbunyi, Langsung berjalan ke arah depan untuk membukakan pintu tersebut.
Di depan pintu, Terlihat dokter Justin tengah berdiri. Melihat dokter Justin telah tiba disana, Haris pun langsung mempersilahkan dokter Justin untuk masuk.
"Kalau anda sehat, Berarti yang sakit Ayla!" Tebak dokter Justin.
"Bukan dok, Tetapi seorang wanita yang pernah menolong Ayla ketika menghilang!" Beri tahu Haris.
"Dimana wanita itu?" Tanya dokter Justin.
"Mari saya antar kekamarnya!" Ucap Haris.
Setelah itu, Haris pun tampak berjalan untuk mengantarkan dokter Justin menuju kamar Nina. Sesampainya di kamar Nina, Sang dokter langsung memeriksa kondisi kesehatan Nina.
Seusai memeriksa Nina, Dokter Justin tampak menjelaskan kondisi Nina pada Haris.
"Wanita ini enggak apa-apa! Hanya saja dia sedang mengandung, Jadi hal ini wajar di alami wanita yang sedang mengandung!" Jelas dokter Justin.
"Apa dok, Nina sedang mengandung!" Haris tampak kaget mendengar penjelasan dokter Justin.
"Iya, Dia sedang mengandung. Saya akan tuliskan resep obat untuknya!" Dokter Justin tampak menuliskan resep obat.
"Terima kasih dok," Haris tampak mengambil resep obat itu dari tangan sang dokter.
"Oh iya, ada satu hal lagi! Di usia kehamilannya yang sangat muda sangat rentan untuk terjadi sesuatu hal yang buruk! Jadi tolong di jaga agar dia enggak setress!" Pesan dokter Justin.
"Baik dok, Terima kasih informasinya!"
"Iya sudah kalau begitu, Aku pamit dulu!"
"Biar aku antar ke depan!"
Setelah itu, Haris pun tampak mengantarkan dokter Justin menuju pintu depan. Seusai mengantarkan dokter Justin ke depan, Haris pun hendak balik untuk kembali masuk ke dalam rumah. Akan tetapi, Tiba-tiba terdengar seseorang wanita yang menghentikan langkah Haris.
"Tunggu Haris!"Terdengar ucapan seorang itu.
"Tante Maya, Ada urusan apa tante mencariku lagi!" Haris tampak gusar.
"Oh.....Sombong kamu sekarang ya! Mentang-mentang kamu bisa menguasai harta Esti!" Ucap Maya dengan wajah sinisnya.
"Bukankah Ardi sudah membacakan wasiat Esti, Jadi tante enggak ada hak untuk menuntut apa-apa lagi!"
"Aku memang enggak ada hak untuk menuntut apa pun, Tetapi enggak dengan Kinan!"
"Kinan, Bukankah dia adik kandung Esti!"
"Iya, Wanita yang aku bawa ini adalah Kinan!"
"Apa buktinya kalau dia itu Kinan!"
"Cincin ini adalah suatu bukti, Kalau dia memang benar-benar Kinan!" Maya tampak memperlihatkan cincin yang mirip dengan kepunyaaan almarhumah Esti.
"Jadi kamu benar-benar Kinan!" Haris tampak mendekat ke arah wanita bernama Kinan itu.
"Iya aku Kinan, Dari kecil aku dirawat oleh tante Maya!"
"Kalau begitu, Mari masuk kedalam!" Ucap Haris
Setelah itu, Baik Maya maupun Kinan langsung masuk ke dalam rumah tersebut. Kemudian, Haris langsung menghubungi Ardi, Agar segera datang kesana.
Beberapa saat setelah itu, Terlihat Ardi datang ke tempat tersebut. Setelah Ardi datang, Pria itu tampak menjelaskan pada Kinan isi wasiat dari sang kakak. Setelah mendengarkan isi wasiat itu, Kinan setuju untuk menikah dengan Haris.
"Kinan sudah menyetujui untuk menikah dengan Haris! Bagaimana denganmu?" Tanya Maya pada Haris.
Haris tampak terdiam, Tanpa mengucap sepatah kata pun. Kinan yang melihat Haris terdiam langsung menatap ke arah Haris.
"Apa mas Haris tak setuju untuk menikah denganku!" Ucap Kinan tiba-tiba.
"Mau setuju atau enggak, Aku harus tetap menikahimu bukan!" Kata Haris.
"Iya itu benar, Karena jika kalian enggak menikah! Maka semua harta warisan almarhum Esti takkan kalian dapatkan!" Celetuk Ardi.
"Aku setuju untuk menikah denganmu!" Ucap Haris pada Kinan.
"Kalau kedua belah pihak sudah setuju, Berarti kita bisa tentukan tanggal pernikahan mereka!" Ucap Maya tiba-tiba.
"Bagaimana kalau bulan depan!" Usul Kinan.
"Terserah kamu lah!" Ucap Haris dengan berat hati.
Ketika mereka semua tampak mengobrol disana, Mereka semua tak sadar jika si gadis kecil Ayla tampak mendengarkan semua percakapan mereka. Ayla yang mendengar semua itu, Langsung menghampiri mereka disana.
"Ayla enggak setuju ayah nikah sama tante itu!" Tunjuk Ayla ke arah Kinan.
"Sayang, Kenapa kamu enggak setuju! Tante ini adik kandung mama kamu!" Kinan mendekat ke arah Kinan lalu tampak memberi pengertian pada Ayla.
"Pokoknya Ayla enggak setuju, Ayla setujunya ayah itu menikah dengan tante Nina!"
"Siapa itu tante Nina?" Tanya Kinan.
"Tante Nina itu yang sudah mengantarkan Ayla pulang!" Ucap Ayla.
"Tapi tante Nina itu hanya orang luar sayang, Jadi dia enggak kan mungkin sayang sepenuh cinta sama kamu!"
"Meski tante Nina itu enggak ada hubungan denganku, Tapi tante Nina sayang sama aku!"
"Tante Kinan juga sayang sama kamu, Apa kamu enggak sayang sama tante Kinan!"
"Pokonya Ayla enggak setuju titik!" Ayla tampak mengambek
Haris yang melihat anak sambungnya itu mengambek, Langsung mendekat ke arah gadis kecil itu.
"Sayang, Kamu sayang enggak sama ayah!"
"Ayla sayang kok sama ayah!"
"Kalau Ayla sayang sama ayah, Ayla harus menyetujui pernikahan ayah sama tante Kinan!"
"Tapi ayah, Ayla maunya ayah menikah dengan tante Nina!"
"Kamu kan tetap bisa main dengan tante Nina, Meski ayah menikah dengan tante Kinan!"
"Tapi benar ya ayah, Tante Nina tetap disini meskipun ayah nikahnya sama tante Kinan!"
"Iya, Ayah janji kalau tante Nina akan tetap tinggal disini!".
Setelah berusaha membujuk Ayla, Akhirnya hati gadis kecil itu luluh juga. Ayla akhirnya menyetujui pernikahan Kinan dengan ayah sambungnya.
Disaat mereka semua tampak bahagia karena Haris dan Kinan akan segera menikah. Hal tersebut sangat berbeda dengan Nina.
Nina yang melihat kebahagiaan mereka itu malah merasa sangat sedih. Entah kenapa Nina tiba-tiba merasa hatinya sangat sakit mendengar pernikahan mereka itu.
"Kenapa hatiku terasa sangat sakit mendengar pernikahan mereka! Padahal aku bukan siapa-siapa mas Haris!" Gumam Nina.
Ketika Nina tampak sangat sedih, Tiba-tiba Nina merasakan sesuatu yang luar biasa di perutnya.
"Sakit......Sakit......!" Terdengar suara Nina meringis kesakitan.
Haris yang mendengar Nina meringis kesakitan, Langsung berlari ke arah Nina.
"Kamu kenapa Nin!" Ucap Haris yang melihat raut wajah Nina tampak pucat.
"Perut aku sakit mas! Sakit sekali!" Pekik Nina.
Lalu Haris pun mengangkat Nina, Lalu dibawanya kemudian membaringkannya di tempat tidur.
"Apa kamu masih merasakan sakit perut!"
"Tiba-tiba sakit yang tadi aku rasakan itu seketika menghilang mas!"
"Syukurlah kalau begitu, Kamu jangan terlalu banyak bergerak! Kandungan kamu masih muda jadi masih rentan!" Saran Haris.
"Mas bilang apa? Aku sedang mengandung!" Nina tampak syok mendengar berita kehamilannya.
