NovelToon NovelToon
Bukan Lelaki Pilihan

Bukan Lelaki Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:284.3k
Nilai: 5
Nama Author: Naira_w

Damar Prasetyo, lelaki yang berprofesi sebagai seorang ASN di suatu instansi. Damar dikenal sebagai lelaki yang baik. Namun sayang, hidupnya tak sebaik dengan sifatnya.

Istri yang dinikahi selama hampir tiga tahun, tiba-tiba meminta cerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak.

Damar pun dipindahkan ke daerah pelosok oleh atasannya yang tak lain adalah paman dari Rasita, mantan istrinya.

Ketika pindah ke daerah itu, Damar bertemu dengan Kasih seorang guru di daerah itu.
Perjuangan hidup Kasih dan juga beberapa orang yang dikenalnya di daerah itu, membuat Damar sadar, jika hidupnya masih lebih baik dibandingkan mereka.

Damar pun bangkit dan bertekad akan merubah hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Damar menggunakan warisan yang tak pernah dia gubris selama ini untuk membangun daerah itu.

Bagaimanakah kisah Damar? Apakah bisa dia mewujudkan keinginannya itu? Bagaimana pula reaksi Damar setelah tau alasan sebenarnya kenapa Rasita meminta cerai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekad Baru

Sore ini Damar berjalan menuju lapangan, dia berniat menghubungi anak-anaknya juga mas Sean.

Sudah dua malam dia tidur di daerah sini, ternyata dia merasa nyaman dan tak kesulitan.

Terlihat lapangan itu cukup ramai, ternyata ramai anak-anak yang bermain ponsel. Sementara ibu-ibunya sepertinya menonton aplikasi video sambil mencatat sesuatu di buku tulis yang dibawanya.

Damar memandang lapangan yang cukup ramai itu, dan melihat sosok gadis yang tinggal di depan rumahnya.

Kasih sepertinya sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.

"Hemm, assalamualaikum." kata Damar, setelah dipikir-pikir lebih baik dia menghampiri Kasih. Karena hanya dia yang damar kenal di tempat ini.

"Waalaikumsalam." jawab Kasih dia melihat Damar sebentar lalu kembali menatap laptopnya.

"Maaf mengganggu ya, kamu lagi sibuk?" tanya Damar yang sebenarnya bingung mau memulai percakapan.

"Lagi ngisi aplikasi, dari pagi sistemnya eror dan baru bisa sekarang." kata Kasih, jarinya terlihat lincah mengetik sesuatu.

"Ooh, boleh saya duduk di sini?" Tanya Damar sambil menunjuk sebuah batu yang digunakan kasih untuk menyimpan tasnya.

"Boleh, silahkan." kata gadis itu lalu memindahkan tasnya.

"Jaringan sinyal di sini lumayan kuat ya." kata Damar setelah membuka ponselnya dia melihat sinyal yang cukup kuat itu.

" Iya." sahut gadis itu pendek.

Sepertinya gadis ini memang tak suka berbasa-basi.

Damar pun segera menelpon istrinya , dia ingin mendengar suara anaknya, Hanif.

Namun nomor Rasita tak bisa dihubungi, bahkan pesan yang dikirimkan Damar hanya centang satu saja

Dengan perasaan kesal akhirnya Damar pun menghubungi mas Sean.

"Halo. Assalamualaikum." jawab Mas Sean

"Waalaikumsalam, mas." jawab Damar. Terdengar suara riuh di seberang sana. Sepertinya mas Sean sudah berada di rumah, karena Damar mendengar suara jeritan mbak Li di sana.

"Maaf ganggu nih, mas. Aku hubungi Rasita tapi nggak bisa mas. Anak-anakku gimana kabarnya ya mas?" kata Damar dengan wajah sendunya.

"Sabar saja, Mar. Kamu gak usah pusing memikirkan mereka dulu. Yang pasti anak-anak aman bersama orang tuanya." kata Sean dengan makna tersirat.

"Kalau kamu sudah bisa kembali ke sini, akan mas berikan semua informasinya. Dan mas akan mengembalikan semua keputusan pada kamu." kata Mas Sean.

Namun terdengar suara seorang wanita yang meneriaki namanya.

"Damar, kamu gimana di sana? Betah nggak? Susah banget hubungi kamu di sana" tanya mbak Li.

"Sementara ini masih aman mbak, betah. Mbak gimana kabarnya, sehat?" tanya Damar

"Alhamdulillah sehat, kamu jangan lupa makan teratur. Fokus ke kerjaan kamu aja dulu. Yang lainnya biar mas Sean yang urus. Kamu tau kan kalau suami mbak ini serba bisa." kata mbak Li.

Damar tertawa mendengar ocehan mbak Li nya.

"Iya mbak, iya." kata Damar

" Nanti kalau perlu apa-apa bilang ke mbak atau mas Sean ya. Jangan diem-diem aja.' kata Mbak Li lagi.

Damar hanya bisa terkekeh mendengar semua yang mbaknya katakan.

Tanpa Damar sadari, Kasih memperhatikan reaksi Damar ya g berubah-ubah dari yang tadinya suram menjadi ceria.

Setelah mbak selesai, Damar segera mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku.

Damar melirik Kasih yang masih memandangi laptopnya.

"Masih belum beres?" Tanya Damar

"Sedikit lagi, mungkin karena ramai yang upload jadi servernya sibuk." kata Kasih.

"Setiap hari kamu ke tempat ini?" tanya Damar, dia membayangkan jika nanti juga dia akan seperti Kasih, repot mencari sinyal untuk mengirimkan laporan atau data.

"Nggak tiap hari. Biasanya aku ngerjain di sekolah di sana sinyal internet masih lumayan." kata Kasih.

"Jadi di sana ada jaringan internet?" tanya Damar

"Ada walaupun datang hilang, tapi lumayanlah daripada di sini." kata Kasih sambil menekan tombol enter di keyboard nya.

"Oke, done. Akhirnya bisa beres semua." kata Kasih

"Memangnya apa yang kamu kirim, sepertinya sangat penting." kata Damar.

"Upload dataku, semua guru wajib mengirimkan data. Deadline nya malam ini." kata Kasih sambil membereskan laptopnya.

"Bapak yang tinggal di depan rumah saya, kan? Kemarin malam ikut bantu Ridwan bawa gerobak." tanya Kasih.

"Iya, saya Damar Prasetyo. Saya baru ditugaskan di desa ini." kata Damar memperkenalkan dirinya.

"Kasih hanya Kasih tanpa embel-embel di belakangnya." kata Kasih dengan diiringi senyum.

"Selamat Datang di desa kami. Maaf jika tempat ini jauh dari yang bapak harapkan." kata Kasih.

"Jangan panggil saya bapak, walaupun saya sudah punya anak tapi rasanya kalau dipanggil bapak sama orang lain masih cukup aneh rasanya." kata Damar

Kasih tertawa mendengar ucapan Damar.

"Oke, kalau gitu saya panggil mas Damar saja, seperti Ridwan." kata Kasih.

Sore itu Damar dan Kasih saling bertukar cerita, ternyata banyak hal yang menarik di sini.

Kasih bahkan mengajak Damar menuju sungai tak jauh dari lapangan.

Ramai anak-anak yang berenang di sana, para ibu-ibu juga terlihat sedang mencuci pakaian di sana.

"Kalau di rumah kok airnya ngalir terus ya?" tanya Damar heran karena yang dia tau, setiap membuka keran airnya mengalir saja kecuali saat siang, airnya pasti mati.

"Kalau empat rumah itu memang spesial mas, Wak saya yang mengatur supaya air bisa yang mengalir ke rumah-rumah itu." kata Kasih.

"Maksudnya?" tanya Damar penasaran

"Pakai pompa air besar mas. Air dari sumur yang ditampung dan dijernihkan lalu dialirkan ke rumah-rumah dinas itu." kata Kasih

"Sebenarnya bukan rumah dinas, karena tak pernah ada bantuan dari dinas untuk membuat rumah-rumah itu. Rumah itu dibangun Wak pakai uang warisannya dan tanah yang dibangun pun tanah milik Wak dan almarhum istrinya." kata Kasih.

Mata Damar otomatis membulat. Bagaimana bisa ada orang seperti pak Sapto yang berkorban segitu banyaknya untuk memberikan kenyamanan bagi mereka yang datang bertugas di daerahnya.

Belum lagi rasa ikhlas yang luar biasa dimiliki oleh lelaki paruh baya itu membuat Damar merasa malu. Ternyata dirinya tak sebanding dengan lelaki yang selalu tersenyum itu.

"Jadi target mas Damar di sini berapa lama tiga bulan, enam bulan atau setahun?" tanya Kasih.

"Maksudnya apa?" tanya Damar tiba-tiba berhenti, saat ini mereka berjalan kembali menuju lapangan setelah melihat area sungai.

"Ya tinggal di sini. Soalnya gak ada yang betah kecuali dia orang tetangga mas. Pak Lukman yang guru SD saja gak tahan, sekarang lagi ngurusin mutasi di kota." kata Kasih

"Entah lah, saya mengikuti alur saja dulu. Lagipula menurut saya tempat ini tak terlalu buruk kok." kata Damar sambil tersenyum.

Dan di dalam hatinya kini, ada sebuah keyakinan yang muncul. Jika dia bisa berhasil dan membuktikan dirinya justru dari tempat ini.

Tempat yang menakjubkan namun tak terlihat oleh orang-orang di luar sana.

🍀🍀🍀🍀

Jangan melihat buku dari sampulnya

Kayaknya cocok banget untuk desanya pak Sapto.

Kadang tempat yang menakjubkan justru tak bisa kita lihat dengan sekilas saja.

Author mohon dukungan likenya ya

1
Meli Anja
lanjuut kak
Ita Mariyanti
aamiin 🤲🤲🤲
Ita Mariyanti
🤣🤣🤣 ngge pak Kukuh 👍👍 skrg naturalisasi pak nm nya bkn oplosan
Ita Mariyanti
kyk e si Yadi miskom tentang si nur 🙈🙈
Nur rochman
Nah benar kata peribahasa, sepandai pandai bangkai ditutupi akan tercium juga dan doa orang yg teraniaya akan dikabulkan. Doa pak Yadi dan keluarganya terkabulkan meskipun lama sekitar 20th, kasih putri yg tidak pernah dia lihat bersama keluarga suaminya berusaha mengungkap kejahatan yg dialami orang tuanya./Hunger//NosePick/
Ita Mariyanti
siap2 Sugiyono cs..... pak Sean turun tgn kii.... karma mu merapat 😁😁👍👍
Zia Alika
good job Thor 👍🏻,, lanjutkan,, jangan bertele-tele yes
Qiandra Tsabita Arriza
alhamdulilah ketemu lagi sama mas damar
Norah Haderan
thor makin seru...jangan lama² ya updatenya /Rose//Heart//Pray/
Ita Mariyanti
iya...tul bkn anak Sugiyono cs
Ita Mariyanti
mg Sugiyono bkn bpk nya galih ba*ingan kui
Ita Mariyanti
mg mbak Mirna berjodoh sm uwak Sapto 🤲🤲
Ita Mariyanti
kyk pgn masik "rumah" nya Richard 😀😀
Ita Mariyanti
tul....tul....tul...👍👍👍
Ita Mariyanti
maaf kan kami ferguso kl dluan merid dr pd anak mu yg cm jd selingkuh an😁🙏🙏
Ita Mariyanti
psti " baju dinas mlm" 😍😍😍
Ita Mariyanti
pak Sean tlg hukum seberat beratnya mreka yach.....
Ita Mariyanti
justru tamat lg otw merapat kalean brader 😁😁
Ita Mariyanti
cie....cie....yg d belah semangka 😍😍😍 mg cpt dpt mo2ngan kalean 😘😘
Ita Mariyanti
mg bkn mertua galih salah satu yg Bu nur mksd kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!