"Come back to me, little wife" Bisik Dariel tepat di belakang tubuh menegang wanitanya.
Melakukan suatu kesalahan fatal yang membuat Dariel kembali kehilangan wanita nya bersama calon anak nya.
*
*
*
Deskripsi hanya pemanis, jika penasaran mari ikuti kisah "Kembali Padaku, Istri Kecil" sampai akhir.
Cerita lanjutan dari "Suami Miskin Ku"
Happy Reading🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.
Cipika-cipiki layaknya seorang wanita yang bertemu dengan teman nya, itu lah yang saat ini di lakukan oleh dua wanita seumuran yang baru saja bertemu.
"Bagaimana kabar mu?" Tanya Anastasya pada besan nya, Rose.
"Baik, lalu bagaimana dengan kalian?" Rose menatap sekilas Luca yang hanya diam tanpa berekspresi.
"Kami juga baik" Jawab Anastasya.
"Baiklah mari duduk" Ajak Rose.
Ketiga orang itu pun mulai duduk di kursi nya masing-masing, makan siang bersama seraya mengobrol ringan itu lah yang di lakukan.
"Bagaimana kabar mereka? Apa ada yang sakit?" Tanya Anastasya.
"Tidak, mereka baik-baik saja dan Daniel juga semakin aktif" Jawab Rose.
"Uhh aku semakin merindukan si gemoy, sudah satu tahun kami tidak bertemu" Seru sedih Anastasya.
Rose terkekeh ringan mendengar dan melihat ekspresi wanita itu.
"Kalian 'kan sering video call setiap malam" Ledek Rose.
"Tetap saja berbeda jika tidak bertemu langsung" Keukeh Anastasya.
Luca hanya diam menyimak seraya memakan perlahan makan siang nya.
Di tengah perbincangan nya tiba-tiba dering handphone Luca berbunyi membuat dua wanita itu mengalihkan tatapan nya.
"Siapa?" Tanya Anastasya.
Luca menunjukkan layar handphone nya pada istri nya kemudian berdiri.
"Saya permisi mengangkat telepon sebentar" Pamit Luca pada Rose.
Rose pun mengangguk dengan senyum tipis, setidaknya besan laki-laki nya itu walaupun tidak banyak bicara tetapi tetap begitu sopan.
Setelah Luca keluar dari ruangan privat itu, Anastasya pun menggenggam tangan Rose.
"Sepertinya Dariel sudah mengetahui keberadaan kalian" Ungkap Anastasya.
Ekspresi wanita di hadapan nya langsung berubah ketika mendengar hal tersebut.
"Emm,, mungkin sudah saat nya mereka bertemu. Mau bagaimana pun juga Gem--Daniel butuh sosok seorang Ayah" Ucap serius Anastasya.
Mendengar Anastasya yang hendak menyebut Daniel dengan panggilan yang di buat sendiri membuat Rose langsung terkekeh samar.
"Hah.. Memang mungkin sudah waktu nya" Hela Rose menggenggam kembali tangan Anastasya.
"Kamu..?"
"Dara sudah dewasa sekarang, aku akan menyerahkan semua nya pada Dara" Terang Rose.
Memang sebelumnya semua keputusan tentang Dara ada pada Rose.
"Bagus lah, aku juga ingin cepat-cepat mereka bertemu" Sahut semangat Anastasya.
"Tapi apa putra mu itu sudah berubah eoh?" Tanya Rose dengan nada meledek.
"Aku yakin Dariel sangat menyesal kali ini dan aku jamin ini kesempatan terakhirnya" Ucap Anastasya penuh keyakinan.
"Baiklah-baiklah, aku percaya pada besan ku ini" Ujar mengalah Rose yang kemudian kedua nya tertawa bersama.
Ceklek~
Pintu kembali terbuka dan di sana Luca masuk dengan ekspresi seperti biasa membuat tawa kedua wanita itu perlahan memudar.
"Ada apa sayang?" Tanya Anastasya.
Luca menatap sejenak Rose sebelum akhirnya kembali menatap istri nya.
"Dariel sudah berangkat menuju Korea Selatan" Ucap Luca.
"Apa? Secepat itu?!" Kaget Rose.
"Dariel mau menghampiri Dara dan si Gemoy?" Tanya Anastasya.
Luca menggeleng samar. "Aku tidak tahu pasti apa yang akan pria itu lakukan, tetapi dia ke sana untuk melakukan kampanye game terbaru nya yang akan di luncurkan di sana saat musim semi tiba" Terang Luca.
Kedua wanita itu dengan kompak menghela napas nya.
"Apa Dara akan baik-baik saja?" Gumam Rose.
"Hei, putra ku bukan penjahat 'ya" Peringat Anastasya berseru.
Rose terkekeh. "Ya bukan penjahat yang melukai fisik, tetapi melukai hati dan perasaan"
Bibir Anastasya langsung mencebik di sana, tidak ada jawaban untuk kalimat tersebut karena memang benar apa ada nya.
**
***
Ting Nong..
Suara bell pintu berbunyi membuat sang pemilik rumah yang tengah menggendong anak nya langsung membuka kan pintu.
"Hai.." Sapa seorang pria dengan senyum manis berlesung pipi
"Om Bimbim!!" Teriak bahagia bocah kecil yang tak lain adalah Daniel.
Hap!
Daniel melompat ke dalam gendongan pria berumur sekitar dua puluh lima tahun itu.
"Daniel.." Peringat gemas Dara seraya mencubit pipi putra nya.
Bocah itu hanya menyengir menunjukkan gigi rata nya sebelum menatap wajah putih bersih khas warga Korea Selatan.
"Om Bimbim kemana aja, kenapa gak main-main?"
"Om agak sibuk Niel, beberapa hari ke depan perusahaan Papa nya Om akan mengadakan kampanye video game"
"Hah? Apa itu sebuah game di dalam handphone?" Tanya tidak mengerti Daniel.
"Emm seperti itu lah" Jawab pria bernama Min Jong Bim.
"Apa aku--"
"Sttt" Dara membekap mulut putra nya yang tak berhenti bertanya.
"Kasihan Om Bimbim nya belum masuk, belum duduk malah kamu cecar dengan pertanyaan" Gemas Dara seraya melepaskan bekapan nya.
Bibir tipis bocah itu terlihat mencebik kemudian memeluk leher pria yang menggendong nya.
"Ayo Om Bimbim kita masuk, tinggalin Mama" Ajak nya dengan nada meledek.
Dara melotot, bukan marah tetapi gemas.
"Kamu nih 'ya, kalau ada Om Bimbim Mama di lupain!" Gemas Dara mencubit kuat pupi Daniel hingga memerah.
Tawa samar dari Jong Bim terdengar hingga lesung pipi itu kembali terlihat menambah ketampanan wajah pria berkulit putih itu.
"Baiklah ayo kita masuk" Ajak Dara membuka lebar pintu nya.
"Terima kasih" Ucap Jong Bim seraya melangkah masuk.
Membiarkan pintu nya terbuka begitu saja, Dara pun ikut masuk kembali menuju ruang tengah dimana ia bersama putra nya tengah bermain.
"Om Bimbim, Niel dan Mama sedang bermain puzzle. Tetapi Mama payah tidak dapat memasang nya seperti semula" Tunjuk bocah itu pada puzzle yang masih berantakan.
"Astaga anak ini.." Gumam gemas Dara.
Jong Bim pun menatap Dara dengan kekehan nya. "Apa benar itu?"
"Ah, tidak. Aku hanya butuh waktu untuk menghafal bentuk semula nya" Jawab Dara seraya menggaruk tengkuk nya.
Jong Bim hanya menggelengkan kepala nya lucu membuat Dara terkekeh malu.
"Emm,, kamu mau minum apa Bim?" Tanya Dara.
"Apa saja, aku selalu meminum buatan kamu" Jawab Jong Bim seraya merapihkan susunan puzzle.
Dara pun mengangguk dengan senyum tipis nya kemudian berlalu menuju dapur.
Meninggalkan putra nya yang mulai bermain dengan pria yang menyelamatkan nya dari kecelakaan.
...****************...
ga malu apa y,udh tau suami orng tp msh aja brsha dktin.....d ckar singa betina,bru tau rsa....