Senja, seorang gadis yang cantik dan ceria, dia malah jatuh cinta dengan Om nya sendiri, adik dari Ayahnya. Perasaan cinta Senja tumbuh saat dia duduk di bangku putih biru, dengan kata lain Om nya sendiri yang bernama Krisna adalah cinta pertamanya.
Krisna atau Senja sering memanggil namanya Om Kiss adalah lelaki tampan, tegas dan sederhana. Dia benar-benar menyayangi Senja sebagai seorang keponakan kesayangannya. Sedari bayi Nenek dan Krisna lah yang mengasuh Senja karena Mama Senja memutuskan untuk tetap bekerja.
Di saat Senja sudah pasrah dan rela melepaskan Krisna, dia malah mengetahui fakta yang sebenarnya. Hal itu membuat Senja menjadi lebih terobsesi dengan Om Kiss kesayangannya. Bahkan dia menjebak Krisna agar menikahinya, berhasilkah Senja mendapatkan hati Krisna?
"Om Kiss, kiss Senja dong!"
"Ogah, najis cium bocil"
"Ih jahat banget sih Om mulutnya"
"Baru tau kamu? Kamu kan yang jebak Om buat nikahin kamu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyimas Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 EKSEKUSI RENCANA JAHAT
Krisna dan Senja sudah tiba di klub malam, mereka langsung turun dan masuk ke dalam. Ini bukan pertama kalinya mereka datang ke sini. Jika Senja pergi ke klub malam bersama teman-teman SMA nya sudah pasti dia pergi bersama Krisna.
Senja langsung di sambut keempat wanita cantik yang merupakan teman SMA nya, Senja adalah anggota genk mereka, meski Senja jarang bertemu dengan mereka berempat. Namun bagi mereka berempat itu tidak masalah karena mereka tau Senja termasuk orang introvert.
"Wah Putri Es datang nih. Halo Om Krisna" Sambut Chacha.
"Halo cantik, long time no see" Sapa Elenor.
"Hay Nja, duh masih belum punya pacar aja kamu. Masih setia gandeng si Om kesayangan" Sindir Shahnaz.
"Iya ih Putri Es kita ini saking dinginnya jadi takut kali ya cowok cowok ndeketinnya" Kekeh Arimbi.
"Paan deh kalian, Gue kalau di depan kalian gak jadi Putri Es tuh" Bela Senja, dia memang saat bersama dengan keempat teman SMA nya dia sedikit cerewet, meski tidak secerewet mereka berempat.
Setelah acara sapa menyapa dan saling berkenalan dengan cowok yang keempat sahabat Senja bawa akhirnya mereka duduk melingkar di sofa yang berada di ujung ruangan klub malam. Krisna juga enjoy karena sudah mengenal keempat sahabat Senja sejak lama.
Suasana malam hari ini di klub malam ramai, karena memang sedang malam Minggu. Sofa melingkar yang mereka dudukipun sudah di reservasi oleh Elenor seminggu yang lalu. Ini adalah salah satu klub malam exclusif milik keluarga Elenor, dia memang orang berada.
Senja juga tidak tau kenapa keempat gadis cantik itu mau berteman dengannya. Dia sendiri paham kalau dia adalah orang yang pendiam dan kaku. Namun perlahan lahan keempat gadis cantik sahabatnya itu bisa dekat dengannya.
Senja bahkan menceritakan kepada keempat temannya itu tentang obsesinya kepada Omnya sendiri. Lucunya keempat sahabatnya bertekad membantu Senja agar bisa mendapatkan hati Omnya itu sejak mereka di bangku putih abu-abu.
Begitu Senja mengatakan pada Keempat sahabatnya bahwa Krisna bukanlah anak kandung Kakeknya, keempat sahabatnya itu sangat senang. Bahkan mereka menjadi lebih bersemangat menyusun rencana jahat untuk menebak Krisna.
"Oke aku bawa permainan. Ini ada kartu acak tantangan yang udah aku bikin nih. Pada mau main gak?" Ajak Elenor.
"Mau."
"Mau banget."
"Mau dong."
"Udah gas langsung main aja."
"Heem."
Mereka kompak dan setuju untuk memainkan kartu yang di bawa oleh Elenor. "Sebenarnya tantangannya sih aku, Chacha, Syahnaz, dan Arimbi yang bikin. Hehe maaf ya Putri Es kamu gak di ajak. Soalnya kalau kamu yang bikin gak seru jadinya." Cicit Elenor.
"Iya gak apa-apa kok, makanya aku penasaran pengen main. Gak apa-apa kan Om?" Senja memastikan bahwa Omnya juga harus ikutan main.
"Iya gak apa-apa." Jawab Krisna singkat.
"Jadi aturannya gini, di depan kita kan ada gelas kecil tuh, nah di tengah meja ada whiskey, nanti kita gantian ambil kartu tantangannya, yang gak mau ngelakuin apa yang tertulis di kartu itu harus minum wiskeynya 1 gelas kecil, gimana? Setuju?" Kali ini Chacha yang menjelaskan.
Sontak semua setuju dan tak sabar ingin memainkan kartunya. Yang pertama mendapatkan giliran mengambil kartu tantangannya adalah Elenor di situ tertulis "Meminta uang pada 3 orang random."
Elenor langsung bergegas meminta uang kepada orang-orang yang ada di klub malam tersebut, setelah dia mendapatkan uang dari 3 orang random dia kembali lagi duduk di kursinya.
"Hehe lumayan dapat 150 ribu." Kekeh Elenor, setelah itu dia duduk kembali ke kursinya dan menunjukkan uang hasil memintanya di atas meja sebagai bukti dia melaksanakan tugasnya secara tuntas.
"Lah kamu Sultan ngemis-ngemis duit sama orang lain El." Ejek Syahnaz, lalu semua orang tertawa.
Selanjutnya yang mendapat giliran adalah laki-laki yang di samping Elenor kartu tantangan itu bertuliskan "Perkenalkan dirimu kepada 3 orang random." karena dia tidak mau ribet melakukan tantangannya di langsung meminum segelas wiskey yang ada di depannya.
Next adalah giliran Arimbi dia mendapatkan kartu bertuliskan "Duduklah di pangkuan partnermu!" Tentu saja Arimbi langsung melakukannya, dia langsung duduk di samping laki-laki yang ada di sampingnya.
Sekarang adalah giliran laki-laki yang di samping Arimbi dia mendapatkan kartu bertuliskan "Cari wanita berambut panjang dan kucirlah rambutnya." Kebetulan memang rambut Arimbi panjang dia langsung menguncir rambut pacarnya sendiri.
Sungguh Arimbi dan pacarnya malam ini sangat terlihat mesra dan manis. Itu membuat Senja iri, sebagai jomblo tentu saja dia juga ingin di perlakukan selembut itu dengan kekasihnya. "Ah aku kangen Om Kiss ku yang lembut dulu." Gumam Senja dalam hati.
Kini tiba giliran Syahnaz dia mengambil kartu, dan mendapatkan kartu bertuliskan "Peluk 5 orang yang ada di sekitarmu!" Sontak Syahnaz langsung memeluk keempat sahabatnya dan juga pacarnya sendiri.
Dan saatnya tiba giliran laki-laki yang ada di samping Shahnaz dia mendapatkan kartu tantangannya bertuliskan "Carilah 3 orang, dan cium pipi kanan dan pipi kiri orang itu!" Pacar Syahnaz memilih untuk meminum wiskey dari pada melakukan hal itu.
Tiba giliran Chacha dia mendapatkan kartu bertuliskan "Minta nomor handphone 3 orang secara random!" Dia langsung menghampiri orang-orang dan berhasil mendapatkan 3 nomor baru.
Pacar Chacha langsung mengambil undian itu dia mendapatkan tantangan "Berdansalah bersama partnermu malam ini!" Namun dia memilih untuk meminum wiskey yang ada di depannya daripada berdansa dengan Chacha.
Kini tiba giliran Senja, dia mengambil kartu tantangannya, dan dia mendapatkan tantangan "Cium bibir partnermu dengan ciuman basah di depan umum." Sontak semua orang melotot memandang Senja.
"Lah Senja kan gak punya partner ya, punyanya Om." Ejek Arimbi.
"Iya nih, kamu mau cium siapa Nja?" Tanya Chacha.
"Udah lu minum aja deh, kamu kan gak pernah minum alkohol, sekali kali nyicip Nja" Bujuk Elenor.
"Iya Nja, daripada kamu nyium Om kamu." Kekeh Syahnaz.
Senja tak membalas ucapan temannya, dia malah berdiri dan duduk menyamping di pangkuan Krisna. "Om, Senja ijin cium Om ya, gak apa-apa kan? Dari pada Senja mabok, kata Om kan Senja gak boleh mabok." Rayu Senja.
Tanpa menunggu jawaban Krisna, Senja langsung mencium Krisna. "Cup" Senja juga langsung melumat bibir bawah Krisna dan bibir atas Krisan secara bergantian. Hingga saat Senja merasa cukup dan ingin melepaskan ciumannya. Badannya justru di tahan oleh Krisna, tanpa Senja sangka akhirnya Krisna membalas lumatan Senja.
Kini bibir Krisna dengan lincah melumat lembut bibir Senja, bahkan lidah Krisna langsung masuk ke dalam mulut Senja. Lidah Krisna seolah mengajak lidah Senja berdansa, Senja yang mematung langsung paham dan membalas melumat lidah Krisna. Kini Om dan keponakannya itu berciuman dengan mesra tanpa memperdulikan sekitarnya.
Mereka bahkan berciuman dalam waktu yang lama. Krisna dan Senja tampak menikmati ciuman mereka, lidah mereka menari bersama dan bertukar saliva. Hingga mereka merasa kekurangan oksigen dan akhirnya ciuman mereka terlepas. Krisna menatap wajah Senja yang memerah, begitupun Senja juga melihat wajah Krisna memerah.
"Ma maaf ya Om maaf" Senja langsung berdiri dan duduk kembali di samping Krisna.
"Senja ayo pulang!" Ajak Krisna, wajahnya masih memerah.
"Enggak Om Senja masih mau main." Tolak Senja, dia bahkan masih mengatur nafasnya.
Krisna langsung berdiri, dia memegang tangan Senja dan menariknya keluar dari klub malam, lalu memasukkan Senja secara paksa ke dalam mobilnya. Krisna tampak sangat marah, dan Senja benar-benar merasa takut. Kini tubuh Senja bergetar, sungguh dia tidak menyangka reaksi Krisna akan seperti itu.
Krisna masuk ke dalam mobilnya dan "Bruk" dia membanting pintu mobilnya hingga Senja tersentak. Krisna langsung melajukan mobilnya dan mengantar Senja pulang tanpa mengatakan satu patah katapun. Tatapan tajam Krisna menatap lurus ke depan dan fokus dengan jalanan kota Jogja yang saat ini sudah lenggang.
Hening!
Mencekam!
Sementara Senja masih ketakutan, dia paham ini adalah titik marah Krisna yang paling akhir. Saat Krisna benar-benar marah, justru Krisna malah akan diam dan menatap tajam ke arah lain seolah tidak peduli dengan orang yang membuatnya marah. Kini Senja hanya diam saja dan menatap ke depan dengan sesekali melirik ke arah Krisna.