Putri Beracun Sang Pangeran Iblis

"Nona, orang yang kita perintahkan datang memberi laporan." Yuzhu mendatangi Jinyue setelah menyelesaikan pertemuan rahasia dengan orang suruhannya.

"Apa yang dia katakan?" Jinyue masih terus membaca buku pengobatan tanpa menoleh ke arah Yuzhu seolah-olah yang mereka bicarakan tidak begitu menarik minatnya.

"Nona Ketiga meminta Lan Xin menemui dokter ajaib, bahkan mengeluarkan banyak perak untuk mendapatkan resep asli."

Jinyue tersenyum dingin dan berhenti membaca saat berkata, "Yi Nan memang sangat berhati-hati, dia khawatir resep dariku palsu. Jadi, dia rela menghabiskan banyak uang untuk membeli 'surat perintah kematian' itu langsung dari dokter ajaib."

Jinyue tahu, Yi Nan sangat waspada padanya. Itu sebabnya, dia membiarkan Yi Nan mendapatkan resep itu secara pribadi, alih-alih memberikannya dengan murah hati.

Yi Nan tidak tahu saja, bukan hanya resep yang palsu, bahkan dokternya juga.

Mana mungkin dokter ajaib sungguhan bisa ditemukan dengan mudah.

Yuzhu mengangguk dan berkata, "Ini yang disebut kejahatan akan dihukum."

Senyuman di wajah Jinyue semakin dingin dan membekukan. "Kejahatan memang harus dihukum dan akulah hakimnya!"

***

Di Istana Mige, Yi Nan memasuki ruang kerja Pangeran Rui dengan membawa sebuah nampan berisi sup ayam.

Dia berjalan mendekati Pangeran Rui yang tampak fokus di meja kerjanya. "A-Heng, aku dengar pelayan bilang kamu tidak makan setelah pulang dari Istana Bulan. Jadi, aku khusus membuatkanmu sup."

Saat bicara, Yi Nan telah meletakkan nampan di tangannya ke atas meja tepat di hadapan Pangeran Rui.

"Yi Nan, pekerjaan seperti ini biarkan pelayan saja yang melakukannya. Kamu tidak perlu bersusah-payah begini." Pangeran Rui masih memiliki sedikit kelembutan, meski sikapnya agak terkesan dingin dari biasanya.

Yi Nan mengabaikan perubahan sikap Pangeran Rui yang tidak terlalu kentara, dia berjalan ke belakang sang pangeran dan mulai memijat bahunya dengan lembut. "Aku hanya mengkhawatirkan kamu."

Pangeran Rui menghela nafas, memang tidak mudah mencegah Yi Nan melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Jadi, dia hanya bisa berkata dengan pasrah. "Jangan sampai kamu kelelahan."

Yi Nan tersenyum lembut. "Oh, iya, apa kamu sudah berbicara pada ibu untuk menjadikan aku sebagai istri sahmu?"

Selain mengkhawatirkan Pangeran Rui yang tidak makan, bahkan tidak keluar dari ruang kerjanya setelah kembali dari Istana Bulan, Yi Nan juga sangat penasaran dengan hasil pembicaraan sang pangeran dan Selir Xue.

Bagaimanapun, dialah yang merayu Pangeran Rui untuk membujuk Selir Xue.

Pertanyaan Yi Nan membuat Pangeran Rui kehilangan minat pada sup yang dibawa sang selir, padahal dia sudah memegang sendok untuk mencicipinya.

Pangeran Rui tidak menjawab, dia meletakkan sendok kembali ke atas nampan bersamaan dengan kilas balik kejadian di Istana Bulan yang muncul di ingatannya.

"Ibu, bisakah kamu membiarkan Yi Nan menjadi putriku?"

Setelah membicarakan masalah negara bersama Selir Xue, Pangeran Rui memberanikan diri untuk mengungkit tentang hubungannya dengan Yi Nan.

Namun, justru amukan Selir Xue yang diterimanya.

"Kamu masih berani memohon untuknya?!" Selir Xue menepis kasar semua benda yang ada di atas meja hingga berserakan ke lantai, dia juga melayangkan tatapan tajam ke arah Pangeran Rui.

"Sejak ada dia, urusanmu di istana selalu saja bermasalah. Kamu juga jadi lebih sering dimarahi ayahandamu, apa kamu tidak memikirkan penyebabnya?"

Pangeran Rui yang awalnya menundukkan kepala, memberanikan diri menatap Selir Xue. "Itu karena—"

"Itu karena Jinyue," sela Selir Xue masih dengan ekspresi masam di wajahnya. "Sebelumnya, Ibu menyuruhmu berusaha keras untuk memikat Jinyue dan menikahinya itu karena bakat yang dia punya. Selain itu, harta kekuasaan yang dia bawa dari keluarga ayah dan ibunya juga bisa membantumu mendapatkan kekuasaan."

Selir Xue menghela nafas dan menggeleng tanpa daya, sangat menyayangkan kebodohan sang putra.

"Sekarang tidak ada bantuannya lagi, bagaimana kamu bisa jadi Putra Mahkota?"

Sebagai seorang ibu, Selir Xue jelas sadar bahwa tidak ada yang bisa diandalkan dari Pangeran Rui.

Jangankan bakat, dia bahkan tidak bisa mengambil hati Kaisar.

Sangat tidak berguna!

"Ibu, kamu pernah bilang bisa membuatku menjadi Putra Mahkota." Pangeran Rui segera berlutut di hadapan Selir Xue dan memohon dengan sungguh-sungguh. "Kumohon, bantulah aku, Ibu."

Selir Xue Xue turun dari tempat duduknya dan mendekati Pangeran Rui, lalu memegang bahu sang putra. "A-Heng, Yu Xin Mei, putri Jenderal Yu, sangat menyukaimu."

Pangeran Rui mengangkat pandangannya hanya untuk menatap ibunya. "Tapi aku sudah berjanji pada Yi Nan—"

Pangeran Rui tidak bisa menyelesaikan kalimatnya ketika lagi dan lagi Selir Xue menyela dengan tajam. "A-Heng, antara merebut tahta atau mempertahankan wanita ... kamu pilih satu!"

Pangeran Rui menundukkan kepalanya yang mulai berserabut, dia sudah menjanjikan posisi putri untuk Yi Nan.

Namun, Selir Xue malah memintanya untuk menikahi wanita lain.

Apa yang harus aku katakan pada Yi Nan?

Ingatan Pangeran Rui berakhir, dia menghela nafas dan dengan lembut melepaskan tangan Yi Nan dari bahunya.

Kemudian, dia berjalan ke rak buku hanya untuk menghindari wanita yang baru beberapa hari diangkat menjadi selirnya.

"Yi Nan, ibu sudah memilih putri Jenderal Yu untuk menjadi putriku, tiga hari lagi kami akan menikah."

Yi Nan tampak terkejut, bahkan hampir meneteskan air mata.

Dia tahu Selir Xue tengah mencari istri untuk Pangeran Rui, tetapi tidak menyangka akan secepat itu mendapatkannya.

Bahkan, gadis yang dipilih Selir Xue adalah putri seorang jenderal.

Mengingat statusnya sebagai anak seorang selir dari tuan kedua yang tidak memiliki kekuasaan dj Kediaman Bangsawan, tiba-tiba Yi Nan merasa seperti ada darah yang menetes di hatinya.

Dari segi status, dia tidak akan pernah bisa bersaing dengan gadis bangsawan mana pun.

Tidak Zhao Jinyue, tidak juga dengan Yu Xin Mei.

Dia hanya bisa mengandalkan cinta Pangeran Rui!

"Sebagai selir, kamu harus mematuhi putri Jenderal Yu." Pangeran Rui mengeraskan hatinya karena harus bersikap dingin pada sang kekasih hati. "Kedepannya, jangan panggil aku suamimu lagi!"

Sesuai aturan sebagai seorang selir, Yi Nan harus memanggil Pangeran Rui dengan sebutan wangye atau pun tuanku.

Dia tidak boleh menyebut 'suamiku' lagi seperti sebelumnya, terlebih jika Yu Xin Mei sudah memasuki Istana Mige!

Yi Nan mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya dengan perasaan geram, dia pun bertekad di dalam hatinya. 'Aku harus segera hamil untuk memenangkan hati pangeran lagi!'