NovelToon NovelToon
My Dutch Lady

My Dutch Lady

Status: tamat
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:266.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hana Reeves

Generasi Awal Klan Pratomo
Kita ke tahun 1900an

Pertemuan GKRM Haryo Pratomo dengan gadis Belanda bernama Carlotta von Hoover sangatlah diluar Nurul. Pasangan beda bangsa dengan kondisi Indonesia masih dijajah Belanda, membuat hubungan keduanya ditentang pihak kerajaan Yogyakarta.
Namun Haryo sangatlah keras kepala. Dia tetap memilih Carlotta sebagai pasangannya. Keduanya diuji saat Haryo diharuskan menikahi seorang gadis ningrat Jawa.
Bagaimana sikap Haryo?

Ini adalah generasi awal klan Pratomo
Jika ada salah sejarah, mohon dimaafkan karena cerita ini fiktif belaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haryo dan Daniel

Malioboro 1905

Hari Sabtu, menjelang makan siang, Haryo mendatangi kediaman keluarga von Hoover yang terletak di area Malioboro. Menggunakan sepeda onthel merek Steyr Waffenradnya, Haryo datang dengan pakaian rapi khas dirinya. Jas hitam, dasi, kemeja warna putih serta celana panjang hitam. Tidak lupa blankon yang menunjukkan bahwa dia anggota keluarga keraton. Haryo mengadaptasi gaya pakaian ala anak Inggris.

Seorang pria paruh baya menghampiri Haryo dan memberikan hormat kepada pria itu.

"Monggo Ndoro Haryo ..." ajak pria yang bernama Trisno itu.

"Njih pak ..." Meskipun Haryo berdarah priyayi, tapi dia selalu menghormati ke orang yang lebih tua meskipun hanya tukang kebun atau angon jaran ( pengasuh kuda ) di istana. Ibu Haryo selalu mendidik anak-anaknya untuk tetap humble dan paham unggah ungguh.

Haryo pun masuk ke dalam rumah khas bangunan Belanda dengan jendela besar-besar dan di garasi, dia bisa melihat motor Harley Davidson dan Royal Enfield terparkir rapi. Juga ada mobil Buick disana.

Benar-benar anak orang kaya, Carlotta itu.

"Mari Ndoro..." Pak Trisno mengajak masuk Haryo ke bagian ruang makan dan disana dia melihat Meneer Daniel von Hoover dengan wajah khas orang Belanda dengan kumis melintang. Siang itu Daniel mengenakan kemeja lengkap dengan dasi dan celana panjang bewarna khaki lengkap dengan sepatu pantofel bewarna coklat. Trisno pun undur diri setelah Daniel memberikan kode.

"Goedemiddag, meneer von Hoover ( Selamat siang tuan von Hoover )" salam Haryo sambil mengangguk hormat.

Daniel menatap Haryo dari ujung rambut hingga kaki dan menilai bagaimana pria ini, yang dibilang Carlotta, anggota keluarga keraton Yogyakarta, tampak sangat modern meskipun tetap memakai blankon yang menunjukkan bahwa dia salah satu priyayi Jogja.

"Goedemiddag, Raden Mas Haryo.. Cerutu?" tawar Daniel sambil membuka kotak cerutunya.

"Terimakasih..." Haryo pun mengambil cerutu itu, memotong ujungnya dengan gunting khusus dan menerima api dari korek yang dinyalakan oleh Daniel. Haryo mengisapnya dan menghembuskan asapnya. "Cuba, Meneer?" tanya Haryo ke Daniel.

Pria Belanda itu tersenyum. "Juist. Hoe weet je dat ( Benar. Darimana kamu tahu )?"

"Sausnya lebih manis. Saya sudah mencoba cerutu dari Temanggung Indonesia, Inggris dan Belanda. Memang rasa yang dari Cuba lebih manis dari ketiga negara itu..." jawab Haryo.

"Benar. Aku setuju dengan pendapat kamu. Kata Carlotta, kamu diterima bekerja di den Haag. Dimana?" tanya Daniel sambil menyesap cerutunya.

"Yes Sir..."

"Kamu lulusan Oxford?"

"Yes Sir."

"Ambil apa?"

"Arsitektur dan sudah menyelesaikan program masternya juga ..." jawab Haryo apa adanya.

Daniel menatap pria Jawa di sebelahnya yang termasuk tinggi untuk ukuran sebangsanya. "Kamu punya gelar master arsitektur dari Oxford?"

Haryo mengangguk. "Saya ingin memiliki perusahaan arsitek dan kontraktor sendiri suatu saat nanti. Yang saya butuhkan sekarang adalah pengalaman dan Belanda adalah negara yang memiliki tempat untuk saya bisa berekspresi dan eksplorasi kemampuan arsitek saya."

Carlotta benar. Pria ini punya manner dan cerdas.

"Lalu ..." Daniel mempersilahkan Haryo duduk di kursi dekat meja kopi yang berada di bawah jendela besar. Harum bunga melati, mawar dan banyak bunga-bunga disana, terasa semerbak di ruang makan itu. Para pelayan tampak sibuk menata meja makan dan Daniel seolah tidak perduli karena dia tertarik dengan pria ganteng di sebelahnya.

"Kopi meneer? Ndoro ?" senyum Mbok Mar sambil membawakan nampan berisikan dua cangkir kopi.

"Matur nuwun mbok ..." senyum Haryo membuat wanita paruh baya itu tersipu dan tidak menyangka salah seorang anggota keraton Yogyakarta, mau mengucapkan terima kasih dengan bahasa kromo.

"Sami-sami ndoro..." Mbok Mar pun undur diri dan entah mengapa, dia berharap Carlotta bersama dengan priyayi Jawa itu.

"Minum Haryo. Boleh saya panggil begitu?" Daniel mengambil cangkir kopinya.

"Monggo saja Meneer..." jawab Haryo.

"Oh panggil saja Oom Daniel ... Biar enak."

Haryo mengangguk.

Keduanya pun asyik mengobrol tentang berbagai pengalaman Haryo di Inggris bahkan Daniel tampak kagum dengan pengetahuan pria itu soal mobil dan motor. Tahun 1900an awal adalah mulai berkembangnya industri otomotif di Eropa dan Amerika. Dari Daniel, Haryo mendapatkan clue tinggal di den Haag serta beberapa lokasi yang bagus untuk dikerjakan oleh Haryo saat tahu pria itu bekerja di kantor pemerintahan Belanda bidang lingkungan.

Tak terasa hampir satu jam mereka mengobrol dan Carlotta sudah berdiri dengan tangan bersedekap karena ayahnya dan Haryo macam susah dipotong pembicaraannya.

"Makan dulu ! Ngobrolnya nanti !" pendelik Carlotta membuat dua pria beda usia dan beda ras itu tersenyum ke arah gadis cantik yang sedang mode jutek.

Daniel tersenyum. "Iya iya makan ..." Pria Belanda itu pun berdiri dan menepuk pelan pipi putrinya. "Papa berjalan ini ke meja makan. Ayo, Haryo, kita makan siang dulu. Nanti Carlotta ngamuk, susah kita..."

Haryo pun berdiri dan tersenyum ke arah Carlotta. "Maaf, tapi ayahmu sangat asyik diajak ngobrol ..."

Carlotta langsung merangkul lengan Haryo. "Mas Haryo, suratnya super romantis..."

"Masa sih?" Haryo menoleh ke arah Carlotta. Memang saat mereka bertemu di alun-alun, Haryo memberikan surat buat Carlotta.

"Ih mas Haryo nih ... Itu romantis lhooo..." sungut Carlotta.

"Syukurlah kalau memang romantis... Soalnya aku bukan pria romantis..." senyum Haryo.

Di meja makan, Haryo berkenalan dengan Caroline yang langsung suka dengan pria Jawa itu. Pengetahuan Haryo tentang banyak hal di Jogja, membuat Caroline semakin tertarik dengan pria yang katanya sedang ditaksir putrinya.

Tapi memang Haryo cerdas dan tahu manner.

"Jadi ayahmu itu salah satu anggota keluarga Sultan Hamengku Buwono VII dan ibumu salah satu putri Mangkunegaran?" tanya Caroline.

"Benar Tante."

"Kamu sangat ningrat..." kekeh Caroline.

"Nigrat itu hanya gelar yang diberikan manusia untuk membedakan saja tapi sebenarnya semua hakekatnya sama. Kita sama-sama manusia, tidak memiliki kelebihan yang over power ..." jawab Haryo. "Mau kulit coklat, putih atau hitam, semua di mata Allah sama. Tidak ada superior jika kamu sudah mati karena yang dilihat hanya amal ibadah kamu..."

Daniel, Caroline dan Carlotta melongo.

"Mas..." bisik Carlotta. "Bagaimana dengan Chelsea?"

"Kenapa dengan almarhum adikmu?" Tanya Haryo bingung.

"Apakah Nonik baik-baik saja di surga?"

"Carlotta, Oom Daniel, Tante Caroline, Allah itu pasti punya alasan kenapa Chelsea diambil terlebih dahulu karena Allah sayang dia ..." jawab Haryo. "Dia akan menjadi penjaga kalian..."

Caroline dan Carlotta mengsuap air matanya.

"Kalau putri bungsu kami masih hidup, dia pasti akan suka padamu, Haryo. Dia pernah bilang ingin punya kakak laki-laki yang pintar dan kamu pasti akan suka dengan Chelsea..." ucap Daniel sendu.

"Memang Chelsea seperti apa anaknya?" tanya Haryo.

"Oke. Dia mirip aku tapi versi mini. Terus dia bandel, tukang ngeyel, keras kepala dan suka mengatur..." jawab Carlotta.

"Kalau itu memang benar dia mininya kamu karena semua yang kamu sebutkan, kamu semua itu... Addduuuhhh !" Haryo mengusap lengannya yang kena keplak Carlotta.

Tanpa mereka sadari, Nonik tertawa terbahak-bahak melihat kakaknya kena ejek Haryo.

"Aku suka pria ini !" ucap Chelsea senang.

Visual Carlotta dan Chelsea

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

1
Ani
lama amat kak ampe nunggu 7 turunan baru ketemu lagi
Ani
wooh kiriman siapa itu.. ngeri yo
Ani
ceritanya bagus 👍👍👍👍👍
Ani: sama sama kak
saya lagi baca marathon kisah ini.karena baru nemu. biar nyambung ketika membaca generasi berikutnya..
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Ani
ada nenek gayungnya 😁😁😁😁
Ani
jodoh pasti iki
Ani
😆😆😆😆😆😆😆😆 banyak anak jaman now yang memplesetkan minum dibekas pria/wanita seolah olah ciuman secara tak langsung .... terus kalau minum nya segelas sama gendernya gimana dong 😉😉😉😉
Sarah Q. M
Bagus banget 😍 gift iklan, bunga dan kopi meluncur~

🌹☕ ❤
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Mei Saroha
wah.. akhirnya ada juga gedung yg kukenal. mamaku pensiunan perawat RSCM
Mei Saroha
keknya kisah cinta hari, arga, mulus2 aja yaa.. macam jalan tol
Mei Saroha
warbiasak tulisanmu Thor.. sperti lg tur sejarah den haag
Nana Niez
keren,,, smg SMP akhir ttp keren
beybi T.Halim
penulis yang benar2 jenius...,akurat.,tajam.,terpercaya.,terbaik👍👍👍👍
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Forian Sari
nggak heran deh ternyata sumbernya sudah membagongkan begini.... ya jadinya macam Rania.... Galena.....Den Den Mushi..... Nyun.....😍😍😍
Forian Sari
ternyata gen perngeyelannya jelas sekarang dr siapa.....😃🥰
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒖𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒅𝒊𝒉𝒏𝒚𝒂 𝑪𝒂𝒓𝒍𝒐𝒕𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 😭😭😭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒔 𝑨𝒕𝒂𝒏 😭😭😭😭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒂𝒔 𝑨𝒕𝒎𝒂𝒋𝒂 𝒈𝒖𝒈𝒖𝒓
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒅𝒓𝒊𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒆𝒃𝒐𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒏𝒕𝒊𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝑵𝒐𝒏𝒊𝒌 𝒆𝒚𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!