My Dutch Lady

My Dutch Lady

GKRM Haryo Pratomo

Yogyakarta, tahun 1905

"Mas Haryo ! Mas Haryo ! Panjengan Bade tindak pundi ( anda mau pergi kemana )?" tanya seorang pelayan yang lari tergopoh gopoh karena memakai jarik, baju lurik dan blankon.

Seorang pria Jawa tampan tampak sedang membawa sepedanya hendak keluar dari pintu belakang istana, menoleh ke arah orang yang lari-lari mengejarnya.

"Opo tho Gito? Aku meh mlaku-mlaku ( aku mau jalan-jalan ). Kowe kok ribut?" jawab pria yang dipanggil 'Mas Haryo' itu.

"Mas, mbok ngentosi Kulo ( tunggu saya ). Mangke Kulo salah ( nanti saya salah )..." jawab Gito dengan nafas terengah-engah.

"Lha mung keliling alun-alun wae. Wis aku Iki gek preinan, mumpung durung diundang nyambut gawe Ning Den Haag ( aku ini lagi liburan, mumpung belum dipanggil kerja ke Den Haag ). Tak nikmati kotaku sek ..." senyum Haryo yang pagi itu memakai baju lurik, celana hitam, kain batik yang diikat di pinggang dan sandal kulit. Tak lupa blankon supaya tidak panas.

"Tapi mas ..." protes Sugito yang biasa dipanggil Gito.

"Uwis ora popo. Kowe Ning kene wae..." Haryo mengeluarkan sepeda onthel merek Steyr Waffenradnya lalu menaikinya dan mengayuh meninggalkan istana Ngayogyakarta.

Sugito pun bergegas mengambil sepeda onthel nya guna mengejar ndoronya yang memang rada antik dan seenaknya sendiri.

***

Namanya Gusti Kanjeng Raden Mas Haryo Pratomo, lahir tahun 1880 adalah salah satu kerabat dari Sultan Hamengku Buwono VIII. Di usianya yang masuk ke 25, Haryo belum tertarik untuk berumah tangga meskipun ayahnya sudah minta dia segera menikah. Bahkan para gadis-gadis ningrat baik yang dari Jogja maupun Solo, tidak ada yang menarik perhatiannya.

Berbeda dari para pangeran dan keluarga ningrat yang sekolah ke Belanda, Haryo paling nyeleneh sendiri. Dia memilih Inggris sebagai tempatnya menempuh pendidikannya di University of Oxford, kampus yang sudah berdiri dari tahun 1096. Entah kenapa, Haryo tidak tertarik sekolah di Belanda.

Haryo masuk ke fakultas arsitektur Oxford dan menempuh pendidikannya cukup lama, sekitar tujuh tahun karena sekalian mengambil gelar master disana. Pria ganteng itu memang sangat menyukai bidang arsitektur dan ingin membuat karya atau rekonstruksi bangunan hingga menjadi lebih kuat dan indah. Haryo lulus di usia 24 tahun dan magang di di London selama enam bulan.

Haryo harus pulang ke Jogja karena ibunya sakit keras dan dia menunggu hingga beliau meninggal dunia. Sebagai anak dari istri pertama, dirinya dan kakaknya, Surtini, sudah terbiasa melihat drama perebutan kekuasaan di istana. Apalagi ayahnya punya tiga istri yang untungnya istri kedua tidak bisa memiliki keturunan tapi istri ketiga, adalah yang paling celutak kalau dia dan Surti bilang.

Kakaknya Surtini, sudah menikah dengan seorang rakyat biasa, pegawai pemerintahan dan dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Atmaja. Mereka tinggal di Sleman, tempat suami Surtini bertugas.

Mbak Tini enak sudah out dari istana. Lha aku? Mana bapak nggak kasih ijin aku tinggal di luar.

Haryo mengayuh sepedanya hingga ke sebuah taman dengan adanya kolam buatan Belanda disana. Haryo paling suka suasana di taman ini yang letaknya agak pinggir kota. Tidak banyak orang yang datang kemari karena daerah ini kebanyakan dipakai khusus orang-orang Belanda dan orang ningrat Jawa.

Sepeda onthel merek Steyr Waffenradnya ada lambang kesultanan Ngayogyakarta jadi dia bisa masuk ke sana. Haryo memarkirkan sepedanya di bawah sebuah pohon beringin dan melepaskan blankonnya lalu mengipasi wajahnya.

Haryo baru sadar jika dia bersepeda cukup lumayan jauh dari rumahnya tapi sangat worth it. Pria itu pun duduk di bawah pohon beringin itu dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Dawet, ndoro?"

Haryo membuka matanya dan melihat seorang bapak berjualan dawet keliling.

"Boleh pak. Setunggal njih ( satu ya )" ucap Haryo sambil mengambil uang dari kantong uangnya lalu memberikan 1 gulden ke penjual dawet itu.

"Katah sanget, ndoro ( banyak sekali tuan )" jawab penjual dawet itu sambil menyerahkan gelas berisikan dawet.

"Rejeki nggo sampeyan ( rejeki buat kamu )" senyum Haryo sambil menikmati dawetnya. "Enak tenan. Nganggo gulo jowo?"

"Leres, ndoro ( benar tuan )" jawab Penjual itu.

"Sedap !" Haryo menghabiskan dawetnya dan mengembalikan gelas itu ke penjualnya yang kemudian berpamitan karena hendak berjualan keliling lagi.

Haryo memejamkan matanya lagi namun kali ini dia terbangun akibat kepalanya tertimpa sepatu. Haryo memegang kepalanya dan melihat bahwa sepatu itu adalah sepatu wanita.

Sepatu siapa ini?

Haryo mendongakkan wajahnya dan melihat seorang gadis Belanda sedang berada diatas pohon mengenakan gaun panjang khas Nonik Belanda.

"Wat doe jij hierboven ( apa yang kamu lakukan diatas )?" teriak Haryo ke gadis itu.

"Heb je een witte kat gezien ( apakah kamu melihat seekor kucing putih )?" jawab gadis itu.

"Nee. Ik zag net een meisje in een witte jurk worstelen in een boom ( Tidak. Aku hanya melihat seorang gadis yang kesulitan diatas pohon )" jawab Haryo.

Gadis itu akhirnya bisa duduk diatas dahan dan Haryo bisa melihat wajah cantik itu.

"Ben je een mens of een geest ( apakah kamu manusia atau hantu )?" goda Haryo ke gadis cantik yang tampak berpikir bagaimana caranya turun dari pohon.

"Waar is er een geest die schoenen draagt en je hoofd raakt ( mana ada hantu pakai sepatu yang menimpa kepala kamu )?" Gadis cantik itu tersenyum ke Haryo yang terpesona dengan wajahnya. "Zul je me opvangen als ik val ( maukah kamu menangkap aku kalau jatuh )?"

"Kom naar beneden, dan vang ik je op ( turunlah dan aku akan menangkapmu )." Haryo merentangkan kedua tangannya ke arah gadis yang berusaha turun dari pohon itu dan benar, kakinya terpeleset hingga Haryo berusaha menangkapnya. Namun posisi Haryo tidak siap hingga gadis itu jatuh dalam pelukannya tapi membuat pria tersebut terjatuh di atas rumput taman dengan si cantik diatasnya.

"Hai ... Matur nuwun sudah menolong aku" senyum gadis itu.

"Kamu bisa bahasa Indonesia?" tanya Haryo.

"Belanda, Jerman, Inggris, Indonesia dan sedikit Jawa, aku bisa. Oh namaku Carlotta von Hoover by the way. Kamu siapa, ganteng?" Entah kenapa keduanya tampak nyaman dengan posisi seperti ini.

"Haryo... Haryo Pratomo..."

"Nice to meet you, mas Haryo ..." cengir Carlotta membuat Haryo sekali lagi terpesona dengan wajah cantik tapi usil itu.

"Nice to meet you, Mevrouw Carlotta" balas Haryo. "Ehem... Bisakah kamu berdiri... Berat ..."

Carlotta cemberut tapi langsung berdiri. "Gaunku yang berat, aku langsing !"

Haryo tertawa tapi langsung ikut berdiri.

"Sepatuku?" Carlotta menatap Haryo dengan sedikit mendongak.

"Give me your feet, Cinderella..." senyum Haryo yang kemudian memasangkan sepatunya.

"Thank you my prince charming..." kerling Carlotta saat Haryo selesai memasangkan sepatunya. "Ternyata untuk ukuran orang Jawa, kamu tinggi juga ya ... Berapa tinggimu?"

"182 mungkin.."

Carlotta mendekat ke arah Haryo. "Aku suka pria tinggi..."

Haryo tertawa kecil. "Kamu iseng banget..."

"Iseng itu nama tengahku..." jawab Carlotta.

***

Yuhuuuu generasi awal klan Pratomo launching ya. Ini novel santai ... Tidak banyak chapter tapi isinya Membagongkan. Semoga suka.

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-07-07

0

Tysa Nuarista

Tysa Nuarista

ternyata awal mulanya baru update ya kak. AQ kira udah tamat mkanya AQ cari" yg tamat gag ada. wkwkwkwkk....

2024-05-09

1

Susanah Tahid

Susanah Tahid

dulu aku sering cari cari cerita awal klan pratomo... ah.... ternyata baru di realis.... semangat sellu mbak author hanna.... /Angry//Angry//Angry/

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 GKRM Haryo Pratomo
2 Carlotta von Hoover
3 Sama-sama Suka
4 Haryo dan Surtini
5 Di Alun-alun
6 Chelsea von Hoover
7 Haryo dan Daniel
8 Eh? Tidak Boleh Ya?
9 Ke Rumah Surtini
10 Sambalnya Enak
11 Carlotta Bikin Pusing
12 Haryo Minggat
13 Aku Kira Kamu Tidak Mengajak
14 Berkelahi
15 Rencana Lamaran
16 Lamaran
17 Dibuang Keraton
18 Wedding Day
19 Voodoo ?
20 Makin Mesra
21 Membentengi Diri
22 Kabar Mengejutkan
23 Takziah Berujung Pertengkaran
24 Percakapan di Meja Makan
25 Bertemu Dengan GKRM Pratomo
26 Ke Batavia
27 Pamit Ke Chelsea
28 Perjalanan Ke Den Haag
29 Mulai Hidup di Den Haag
30 Berkumpul Semua
31 Argantara Giyanta
32 Bibit Pedas
33 Perang Dunia I
34 Mengungsi
35 Bersembunyi
36 Kabar Duka
37 Arga Bertemu Ajeng
38 Arga dan Ajeng
39 Arga dan Nonik
40 Bersepeda Bersama
41 Bertemu Haryo dan Carlotta
42 Anti Romantis
43 Ini Tidak Romantis
44 Surat Cinta
45 Arga Dipindah
46 Membersihkan Flat
47 Lucy
48 Prince Jaime Schweinsteiger
49 Spoiled Prince
50 Arga Terluka
51 Surprise Buat Ajeng
52 Nonton Frankenstein
53 Atmaja
54 Suruh Hati-hati
55 Lamaran... Sepertinya
56 Resmi Melamar
57 Eh?
58 Guardian Angel
59 Masa Sih?!
60 Wedding Day Arga n Ajeng
61 Ke Batavia
62 Adrian dan Yana
63 Bertemu Atmaja
64 Otak Bisnis
65 Hari Minggu
66 Hari Pertama Sekolah
67 Permintaan Nita
68 Syarat Nita
69 Kelebihan Adriana
70 Arga Dan Yana
71 Adriana Putri Pratomo
72 Perang Dunia Kedua
73 Djakarta 1944
74 Pasca Perang Dunia Kedua
75 Epilog ( END )
Episodes

Updated 75 Episodes

1
GKRM Haryo Pratomo
2
Carlotta von Hoover
3
Sama-sama Suka
4
Haryo dan Surtini
5
Di Alun-alun
6
Chelsea von Hoover
7
Haryo dan Daniel
8
Eh? Tidak Boleh Ya?
9
Ke Rumah Surtini
10
Sambalnya Enak
11
Carlotta Bikin Pusing
12
Haryo Minggat
13
Aku Kira Kamu Tidak Mengajak
14
Berkelahi
15
Rencana Lamaran
16
Lamaran
17
Dibuang Keraton
18
Wedding Day
19
Voodoo ?
20
Makin Mesra
21
Membentengi Diri
22
Kabar Mengejutkan
23
Takziah Berujung Pertengkaran
24
Percakapan di Meja Makan
25
Bertemu Dengan GKRM Pratomo
26
Ke Batavia
27
Pamit Ke Chelsea
28
Perjalanan Ke Den Haag
29
Mulai Hidup di Den Haag
30
Berkumpul Semua
31
Argantara Giyanta
32
Bibit Pedas
33
Perang Dunia I
34
Mengungsi
35
Bersembunyi
36
Kabar Duka
37
Arga Bertemu Ajeng
38
Arga dan Ajeng
39
Arga dan Nonik
40
Bersepeda Bersama
41
Bertemu Haryo dan Carlotta
42
Anti Romantis
43
Ini Tidak Romantis
44
Surat Cinta
45
Arga Dipindah
46
Membersihkan Flat
47
Lucy
48
Prince Jaime Schweinsteiger
49
Spoiled Prince
50
Arga Terluka
51
Surprise Buat Ajeng
52
Nonton Frankenstein
53
Atmaja
54
Suruh Hati-hati
55
Lamaran... Sepertinya
56
Resmi Melamar
57
Eh?
58
Guardian Angel
59
Masa Sih?!
60
Wedding Day Arga n Ajeng
61
Ke Batavia
62
Adrian dan Yana
63
Bertemu Atmaja
64
Otak Bisnis
65
Hari Minggu
66
Hari Pertama Sekolah
67
Permintaan Nita
68
Syarat Nita
69
Kelebihan Adriana
70
Arga Dan Yana
71
Adriana Putri Pratomo
72
Perang Dunia Kedua
73
Djakarta 1944
74
Pasca Perang Dunia Kedua
75
Epilog ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!