Simpanan Bapak Kost

Mau cerita! Sebenarnya Post Traumatik Disorder itu penyakit mental yang gabisa dianggap sepele loh, makanya aku ngangkat penyakit ini ke dalam Novelku.

Banyak banget orang di luaran sana punya Trauma tapi dianggap lebay padahal kalau udah menyangkut mental, gaada yang lebay, kesehatan mental itu penting.

Jangan lupa like yah! Happy Reading!

...----------------...

Troy bangkit dari posisi tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, cairan yang keluar dari tubuhnya lumayan banyak membuat dirinya harus segera membersihkan diri, setelah dirinya membersihkan diri, ia tak lupa membersihkan ranjang dan menaruh selimut yang terkena cairan tadi ke mesin cuci agar tidak menimbulkan pertanyaan kepada Tania nanti.

"Tania, mana sih? Udah jam sepuluh pagi, dia belum pulang!" Troy tampak menggerutu membuat dirinya merasa kesal dengan tingkah istrinya.

Baru saja dibicarakan, Tania sudah masuk ke dalam rumah dengan tampang berantakan. "Eh Mas Troy!"

"Kamu dari mabuk-mabukan lagi yah! Kamu udah berapa kali sih Mas bilang, berhenti Tania! Kamu ini udah tua bukan anak muda lagi!" jelas Troy menghampiri istrinya.

"Mulai lagi! Bisa gak sih setiap aku pulang itu kamu ga ngomel-ngomel, aku tuh capek loh!" protes Tania. "Aku juga gak pake uang kamu, buat mabuk-mabukan."

Troy mengusap keningnya. "Bukan itu masalahnya Tania! Kamu ngerti gak sih, kamu itu punya suami! Kamu gak pernah ngurusin aku! Aku ini di matamu apa sih? Cuma figuran!"

Tania diam, dia menatap tajam Troy, dan membuang muka, dia hendak menjawab. Namun, Troy malah memotongnya duluan.

"Bisa gak sih sekali aja Tan! Sekali aja kamu memperlakukan aku sebagai suami kamu! Aku tuh suami kamu, Hargai aku sedikit aja, aku gak pernah nuntut kamu harus begini, harus begitu, tapi tolong Tan! Hargai aku."

Nada bicara Troy yang tadi tinggi langsung berubah rendah membuat Tania mengalihkan wajah.

"Gini nih yang aku malas, sebelum nikah, aku udah bilang aku gamau diatur, kalau kamu gak suka yah masa aku harus berubah." katanya. "Udahlah Mas! Aku capek!"

Tania melangkahkan kakinya menuju kamar meninggalkan Troy yang masih berbalut emosi. "Tania, Tunggu!"

"Kalau kamu begini terus, jangan salahkan aku selingkuh!" lanjut Troy dramatis.

Tania menghentikan langkahnya, tidak ada jawaban, hening diantara mereka final ucapan dari Troy membuat Tania tidak gentar dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.

-

"Gralind, besok sudah bisa mulai masuk kan menjadi Dosen pengajar, dari pihak Dewan Kampus sudah meminta," ujar Vinoy yang kini berada di hadapan Gralind.

Gralind membaca sebuah proposal yang diberikan Vinoy, Gralind mengajar ilmu Desain Komunikasi Visual di kampus itu dan itu membuatnya setuju.

"Yaudah nanti aku siapin yah, kamu pergi aja dulu, takutnya nanti di lihat sama anak lain atau gak Bapak Kost disini, mereka nanya-nanya lagi," jawab Gralind.

Vinoy mengangkat jempol kemudian menatap Gralind dalam. "Sumpah deh Lind, lo ga banget pake kacamata sama kunciran gitu, lo tuh seksi, cantik, malah jadi cupu!"

"Berisik!"

"Tapi-"

"Kamu ngomong lagi, aku potong gaji!" jawab Gralind membuat Vinoy kicep.

Tidak ingin berurusan panjang dengan Gralind, Vinoy segera berjalan untuk meninggalkan Gralind pergi dari sana.

Setelah kepergian Vinoy, Gralind hendak kembali ke kamar tapi di malah berpapasan dengan dua penghuni kamar Kostnya.

"Eh kamu anak baru itu yah! Kenalin aku Febby!" sosok Gadis bernama Febby itu menjulurkan tangannya kepada Gralind.

Febby memiliki sifat yang cukup aktraktif dan mudah beradaptasi, sedangkan satunya lagi dia sedikit Introvert.

"Eh kalau ini, dia namanya Jesicca! Emang agak Introvert!" ujar Febby mencairkan situasi.

"Halo, salam kenal aku Gralind," jawab Gralind pada mereka berdua.

"Oh iya Lind, kamu Mahasiswi juga yah?"

Gralind mengangguk, membuat Febby tertarik lebih lanjut. "Mahasiswi jurusan apa? Dimana?"

"Aku kuliah di Dasa Bangsa."

"WOAH! Sama kami juga disitu! Aku jurusan Ekonomi kalau Jesicca dia agak suram anak Teknik soalnya," jawab Febby antusias.

Gralind menelan ludah, bagaimana bisa dia makhluk ini kuliah di tempatnya mengajar padahal itu kampus yang cukup jauh.

"K-kebetulan banget! Aku jurusan Ilmu DKV."

Gralind benar-benar berbohong sekarang, Febby ingin banyak bertanya tapi paket GoFo*d pesanannya sudah datang yang membuat dia segera mengambilnya meninggalkan dia bersama Jesicca.

"Kamu ada agenda apa sebenarnya, Topeng apa yang kamu pakai?" Gralind menelan ludah saat ia menyadari bahwa Jesicca yang menanyakan itu.

...----------------...