Dina, Syifa dan Juned mereka bertiga adalah anak Sania dari Sofwan. setelah mengalami pahit dan manisnya kehidupan, hidup mereka kembali diuji.
Setelah Sofwan bapak mereka meninggal dunia, menyusul lagi ibunda tercinta pergi menghadap yang kuasa. Dina sebagai anak sulung harus berjuang untuk adik-adiknya.
Mampukah mereka bertiga melewati semua cobaan yang kelak akan dilewati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senajudifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Teror Sang Mantan 2
Della mendorong pintu pagar yang ternyata tidak dikunci oleh pemiliknya.
Dengan mengendap Della masuk kedalam villa.
Sunyi...
Della mengedarkan pandangan matanya sampai telinganya mendengar suara erangan demi erangan bersahutan dari dalam sebuah kamar di lantai dua.
"Jaha*nam kalian berdua, aku kerja banting tulang mencari uang kalian berdua malah asyik beradu kela*min di sini.
BRUAKKKK...
"Kalian berdua sungguh keterlaluan...kamu ya Bram, aku rela mengikuti kemauanmu sampai menjual rumah mendiang ibuku, membiarkan adik, suami dan keponakan terlantar itu semua kulakukan demi kamu, tapi inikah balasanmu? Kamu juga sama sampahnya dengan dia Livia, kamu sahabatku, kamu tinggal di rumahku makan makanan dari hasil keringatku tapi apa balasanmu padaku??" Teriak Della dengan amarah yang memuncak.
Dengan santainya Bram turun dari ranjang tapi memakai pakaiannya.
"Hai Della, kamu memang perempuan bodoh...siapa yang mau denganmu? Selama ini aku hanya memanfaatkan dirimu untuk mesin pencetak uangku dan Livia!! Sekarang aku sudah bosan padamu, pergi kamu sana, aku tidak lagi membutuhkanmu!!" Bram mendorong Della keluar dari kamarnya tanpa dia tau bahwa Della telah merekam semua perbuatannya dan telah menyebarkan video mesum mereka.
"Maaf pak Bram, saya tidak bisa melanjutkan kerja sama kita, perusahaan kami tidak ingin menjalin kerjasama dengan orang yang suka mengumbar naf*sunya kemana-mana!!" Bukan main geramnya Bram mendengar perkataan itu, kerja sama yang dia tunggu akhirnya gagal total karena video mesumnya dan Via telah tersebar dan dia tau persis siapa pelakunya.
"Keparat Della, dia membuat aku bangkrut!!" Teriak Bram.
Semenjak kejadian itu Bram amat dendam pada mantan istrinya tersebut. Della juga melarikan diri pulang ke kampung halamannya tetapi karena tidak mempunyai uang lagi akhirnya dia duduk di tepi jalan dalam keadaan compang camping dan ditolong oleh Sofwan serta dibawa pulang kembali pada Sania.
***Flashback off***
Dina berencana hendak melaksanakan sholat ashar di mesjid rumah sakit.
"Perasaanku kok nggak enak ya?? Jika aku pergi siapa nanti yang akan menjaga tante Della?? Sementara jarak dari sini ke mesjid rumah sakit lumayan jauh!!" Gumam Della.
Untunglah tak lama om Johan beserta Juned dan Syifa datang jadi mereka bisa berjaga bergantian.
Setelah selesai sholat, Dina mampir sebentar ke kantin untuk membeli makanan buat dia dan yang lainnya, karena dia memakai hodie dan masker, hijab yangdia kenakan tidak nampak tentu sepintas gadis mungil itu terlihat seperti lelaki berbadan kecil.
Dia hendak memilih makanan yang akan dia pesan saat dia menangkap sosok dua orang di pojok kantin sedang bercakap-cakap serius.
Entah mengapa feeling Dina mencurigai kedua orang itu. Dia sengaja memesan makanan dan minuman lalu duduk tak jauh dari meja kedua orang itu.
"Apa kita akan meneror wanita itu lagi malam ini??" tanya kawan disebelahnya.
"Sssttt pelankan suaramu Sobri!!" Kata teman di depannya.
"Kita lihat dulu keadaannya, kurasa tunggu sampai suasana tenang dulu, jika suasana sudah tenang dan dia tidak dijaga lagi baru kita bergerak!!" Kata Sobri.
"Mengapa tidak kita culik saja bayinya??" Kata Tumpis teman disebelah Sobri.
"Ide bagus Tumpis...mengapa tidak kepikiran oleh kita ya? Pasti bos Bram senang mendengar rencana kita ini." Kata Sobri lagi.
Dina mendengarkan dengan seksama sambil pura-pura makan.
"Ayo kita pulang dulu, kita susun rencana selanjutnya!!" Kata Sobri pada tumpis.
Dina segera menyudahi makannya dan membayar juga untuk makanan yang dia bawa.
"Kalian pikir aku tidak tau jika kalian menguntitku??" Gumam Dina menyeringai.
Dina sengaja berjalan melewati lorong sepi menuju keparkiran dan pura-pura mau naik keatas motornya.
"Apa sih Sobri?? Buang-buang waktu kita mengikuti orang itu, dia berjalan keparkiran mau pulang gitu lho...ayo kita kembali ke mobil saja!!" Kata Tumpis.
Walaupun ragu akhirnya Sobri mengikuti Tumpis menuju keparkiran mobil.
Sebenarnya Sobri curiga pada orang berhodie yang tadi duduk tak jauh dari mereka karena dia menangkap bahwa orang itu makan sambil menguping pembicaraan mereka walaupun orang itu duduk sambil sesekali memainkan ponselnya sementara menunggu pesanannya datang.
Begitu dua begundal itu melangkah pergi meninggalkannya, Dina turun dari motor yang entah motor siapa itu karena tadi dia naik mobil bersama om Johan kerumah sakit ini dan bukan naik motor.
Dengan cepat pula Dina kembali ke ruangan di mana kedua adiknya dan om Johan menunggu.
"Kok lama amat kak? Beli makanannya di Hongkong ya!!" Kata Juned.
"Sudah Juned nggak usah cerewet dan banyak tanya dulu, makan sajalah...selesai kalian semua makan Dina akan bercerita!!" Kata Dina.
"Sebenarnya ada apa Dina?" Kata om Johan.
"Om makan sajalah dulu nanti selesai makan kita akan cerita!! Kata Dina.
*************
"Miko...Miki...jangan lari-lari di dalam rumah, kalian pikir ini lapangan apa?" Teriak Maya yang berkacak pinggang melihat Miko dan Miki bermain berlarian di dalam rumah besar itu.
Miko dan Miki berhenti sebentar. Keduanya saling memandang dan berbisik, lalu...
"Tante Maya kayak mak lampir!!" Teriak mereka bersamaan lalu lari menjauh diikuti oleh Cleo anak Maya dari Samsuri suami keduanya.
"Cleo, Miko, Miki berhenti!!" Teriak Maya marah sembari ikut mengejar ketiganya.
"Aduuhhhh!!" Teriak Maya saat kakinya terantuk ujung kursi yang terbuat dari kayu jati itu.
"Hahahaha....mak Lampir jatuh!!" Teriak Miki dan diiringi tawa Miko dan Cleo.
"Kenapa kamu!!" Kata Niko yang muncul bersama Jonathan habis pulang dari kios bunga mereka.
"Ayah...Kakek....ibu jatuh!! Habis kita lari-lari terus dilarang terus dikejar-kejar, jatuh deh!!" Kata Cleo.
Bukannya menolong istrinya, Niko hanya menatap Maya sambil geleng kepala.
"Seperti anak kecil saja kelakuanmu pakai lari-lari segala...!!" Lalu dia tinggalkan Maya yang terduduk kesakitan.
"Miki, Miko, Cleo...ikut ayah Niko sore yuk...kita jalan ke alun-alun!!" Ajak Niko pada ketiga anak-anak sambungnya.
"Ayo...hore...jalan-jalan!!" Teriak ketiganya girang.
"Keterlaluan kamu mas...!!" Teriak Maya marah dan geram pada suaminya itu.
Niko hanya mengangkat bahu tanda tak peduli.
Maya bukannya tak tau jika Niko itu tak pernah mencintainya, tetapi dia terus memaksakan diri untuk tetap bertahan hidup bersama dengan Niko.
"Sampai kapan ibu akan terus duduk ngejongkrok di situ??" Tanya Juma yang masuk ke kamarnya dan melewati ibunya.
"Dasar kalian semua anak-anak durhaka!!" Teriak Maya.
"Kalian semua mengira aku akan menyerah dengan semua ini?? Tentu saja tidak!!" Desis Maya bangkit berdiri dengan tertatih-tatih.
"Aku tidak mau keluar dari rumah besar ini, aku sudah nyaman tinggal di sini dibandingkan tinggal di penginapan seperti dulu!!" Kata Maya lagi.
"Dasar...bagaimana caranya aku menyingkirkan kedua anak kembar almarhum Miko dan Sania ini?? Aku benar-benar muak dengan mereka dan segala kenakalan mereka berdua, dasar anak nggak pernah dididik sama orang tua!!" Sumpah serapah Maya masih terdengar.
*
*
***Bersambung...
Bagaimana kisah tiga jagoan kita selanjutnya?
Ikuti terus kisah mereka ya reader dan jangan lupa dukungannya
