Jatuh cinta memanglah hal yang membahagiakan. Tapi, jika jatuh cinta tanpa dicintai, apakah masih dikatakan hal yang membahagiakan?
Itulah yang dirasakan oleh seorang wanita yang bernama Mita Yuriko. Jatuh cinta kepada seorang dokter bedah nan tampan yang banyak disukai oleh wanita cantik, merupakan tantangan bagi dirinya.
Ia terus menunjukan rasa sukanya kepada pria itu, namun pria tersebut tak pernah menanggapinya. Sampai pada akhirnya sebuah insiden yang seharusnya tak terjadi kepada mereka berdua, membuat keduanya menjadi terikat. Dan membuat mereka menyandang sebagai suami istri yang dirahasiakan dari orang-orang sekitar.
Apakah Mita masih memperjuangkan rasa cintanya itu? Apakah ia memilih menyerah saat mengetahui jika pria itu masih belum menyukainya?
——————
Info dulu. Cerita ini kelanjutan dari 'Perjuangan Cinta Si Gadis Desa' jadi, jika kalian penasaran awalan cerita mereka bisa baca dulu karya Author yang itu✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanda Naomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 007. Curiga
🍄🍄🍄
-
-
-
Acara tersebut berjalan dengan lancar, sampai pada jam sembilan malam para tamu undangan tengah menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Begitu pula dengan Fadli, yang saat ini tengah menikmati hidangan tersebut bersama pemilik kediaman itu.
Fadli sedari tadi nampak bingung, pasalnya ia tak melihat keberadaan dokter Albaret yaitu pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Bahkan sampai acara akan selesai sosok pria paru baya itu nampak tak terlihat sejak tadi.
“Ada apa dokter Fadli? Mengapa anda terlihat kebingungan?” tanya Haris.
“Saya hanya mencari keberadaan dokter Albaret, tapi beliau sepertinya tak terlihat sejak tadi?” jawab Fadli.
“Oh, mungkin beliau ada urusan sehingga tak bisa menghadiri acara saya.” Timpal Haris.
“Sepertinya begitu,”
Susana dimeja itu kembali tenang, saat meja tersebut diisi oleh lima orang itu tengah menikmati kembali hidagannya.
Sampai pada saat beberapa menit telah berlalu, Haris sang pemilik kediaman tersebut kembali bersuara.
“Oh iya dokter Fadli, anda pasti sudah bertemu dengan putri bungsu saya kan?”
Fadli mengangguk, “Ya dokter. Kami sempat bertemu tadi.”
“Bagus kalau begitu. Jadi... bagaimana menurut dokter Fadli?”
Fadli menukikan kedua alisnya. “Menurut saya? Apa maksudnya ya dokter?”
“Hahahaha, saya bertanya pada dokter Fadli sendiri. Bagaimana menurut anda putri saya? Apakah putri saya cantik?”
Fadli begitu bingung dengan maksud ucapan tersebut. “Ya... menurut saya nona Claudia cantik....” jawab Fadli seadanya.
Claudia yang mendengar itu menjadi tersipu malu. Bahkan kakak kandungnya yang bernama Ana langsung menggoda adiknya itu.
“Hahaha, saya sangat terharu mendengarnya. Sebenarnya saya mengundang anda disini bukan semata-mata hanya sebagai tamu undangan saja. Tapi saya juga ingin mengajukan permohonan kepada anda.”
“Permohonan? Permohonan apa itu dokter?” tanya Fadli semakin dibuat bingung.
“Sebenarnya bukan sebuah permohonan. Lebih tepatnya, saya ingin melamar anda untuk menikahi putri bungsu saya.”
Fadli begitu terkejut mendengarnya, ia sampai tak menduga jika akan mendapati ucapan itu.
“Apa maksudnya dokter? Saya masih benar-benar merasa bingung.”
“Hahaha, ternyata membahas masalah ini anda tak begitu cakap ya dokter. Maksud saya, saya ingin anda menikah dengan putri saya. Karena anda dan putri saya sama-sama singel. Jadi sepertinya tak masalah jika diumur anda yang sudah matang ini. Mencoba untuk membina sebuah keluarga!”
“Bagaimana dokter Fadli? Apa anda mau menerima lama dari saya?”
Nampak Fadli menghela nafas dengan panjang setelah pria itu terdiam cukup lama. “Maaf dokter, bukannya saya tak menghormati dengan lamaran yang anda ajukan. Tapi ini menurut saya sangat tiba-tiba, jadi tentu saja menolak lamaran dari anda! Mohon maaf....”
Jawaban dari Fadli itu, seketika membuat keluarga kediaman itu saling terdiam dan kemudian saling melirik satu sama lain.
Begitupun dengan Claudia yang sangat kecewa atas jawaban dari pria tampan itu.
“Baiklah, saya mengerti dengan maksud ucapan dokter Fadli. Sebaiknya kita kembali menikmati hidangan yang sudah disiapkan, agar acara ini berakhir dengan penuh keterkesanan.” Ujar Haris.
Fadli hanya mengangguk menanggapi ucapan itu.
“Pelayan! Bawakan kemari minumannya!” teriak Haris.
Setelah satu menit berlalu, minuman yang dipinta oleh Haris akhirnya datang. Minuman tersebut adalah sebuah anggur merah, tentu rasanya sangat nikmat. Karena harga tersebut menyesuaikan lidah orang-orang kalangan atas.
“Mari dinikmati minumannya dokter Fadli...”
“Ya dokter Haris....”
Sebenarnya Fadli sedikit tak suka dengan minuman yang beralkohol. Tapi karena ia merasa tak enak hati, akhirnya pun ia meminumnya. Bahkan sampai menghabiskan segelas minuman itu.
Namun beberapa menit berlalu, Fadli merasakan jika kepalanya nampak pusing dan berputar-putar. Ia menganggap jika itu adalah pengaruh alkohol, tapi ia juga merasa heran karena hanya segelas saja ia sudah merasa pusing. Padahal dirinya juga pernah meminum alkohol, namun ia akan merasa mabuk jika sudah meneguk satu botol alkohol tersebut.
“Kenapa dokter Fadli? Apa anda baik-baik saja?” tanya Haris ketika melihat tingkah laku Fadli.
Fadli mengeleng sejenak, “Tidak apa-apa dokter Haris, sepertinya saya hanya sedikit merasa pusing.”
“Oh begitu? Sepertinya anda lebih baik istirahat sejenak disini, kebetulan dikediaman saya sudah mempersiapkan kamar khusus untuk tamu.”
“Tidak apa dokter, sepertinya lebih baik saya pulang saja.”
“Jangan seperti itu dokter Fadli, tidak baik jika malam-malam menyetir dengan keadaan mabuk seperti itu.”
“Tapi....”
“Tidak perlu sungkan dokter, anak saya akan mengantar anda kekamar untuk anda istirahati! Jika anda sudah merasa lebih baik, anda bisa beranjak pulang nantinya.” Ujar Haris.
“Ayo Claudia! Cepat antar dokter Fadli keatas, antar ia untuk beristirahat dikamar tamu.” Pinta Haris kepada putrinya.
“Baik papa.” Jawab Claudia yang langsung bangkit dari duduknya.
“Mari dokter,” Claudia membantu Fadli berdiri dengan memegang lengan pria itu.
Fadli yang sudah sangat merasa pusing, akhirnya pun menurut saja. Dirinya menjadi tak terkontrol akibat rasa pusing itu.
Keduanya pun menuju keatas meninggalkan acara pesta itu yang masih ramai.
°°°°°
Disisi lain, Mita saat ini tengah berjalan tak tahu arah. Karena dirinya tadi sempat berpamitan kepada Dafa untuk pergi ketoilet, padahal aslinya Mita merasa jengah dengan keluarga sahabatnya itu yang terus ketus padanya.
“Hahh... aku gak tau toiletnya dimana, ini rumah gede banget....” dengus Mita. Yang pada saat itu merasa sangat lelah akibat berkeliling rumah besar itu, dan akhirnya wanita itu memilih untuk beristirahat ditempat yang agak jauh dengan acara tersebut.
Setelah merasa sudah sangat lama menyendiri ditempat itu, akhirnya Mita memutuskan untuk kembali bergabung dengan sahabatnya. Sepertinya ia akan meminta untuk diantarkan pulang oleh sahabatnya itu.
“Aku pengen bobo dikamar....” gumam Mita.
Namun langkahnya yang ingin menuju ketempat dimana sahabatnya berada itu terhenti, saat ia melihat jika sosok pria yang terus menghantui pikirannya itu tengah dipeluk oleh wanita lain, dengan keadaan berantakan. Hal itu membuat Mita terkejut saat tak menyangka jika pria itu berada dipesta ini.
Mita pun segera berlari untuk menghampiri Fadli yang sudah masuk kesalah satu kamar disana.
Pada saat Mita tepat berada didepan pintu, ia melihat pintu itu terbuka sedikit. Dan tak ingin berlama-lama Mita segera membuka pintu itu dengan sangat keras, sehingga ia dapat melihat pemandangan mengejutkan yang ada didepan matanya.
Ia melihat, jika wanita yang bersama Fadli itu tengah membuka pakaian milik pria itu.
“Apa yang kau lakukan?!” teriak Mita.
Tentu wanita yang sebenarnya adalah Claudia itu merasa terkejut, sehingga membuat wanita itu menghentikan aksinya yang semula ingin mengerayai tubuh pria yang terlentang tak berdaya dikasur itu.
“Sial! Aku lupa menutup pintunya!”
“Kau mengumpat hah?! Dasar wanita tak tahu diri!” teriak Mita yang langsung berjalan cepat menghampiri wanita itu.
Dan ketika sudah mendekat, Mita pun langsung menendang kaki wanita itu.
-
-
-
🍄🍄🍄
untung aja lo selamat dri rayuan si dikta bejat filda
yg lain juga dilanjut donk 😆😆😆
semangat author 💪💪💪