NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. VII Bolos

"Assalamu'alaikum," seru seseorang dari ambang pintu.

"Wa'alaikum salam, si- eh Nathan? Ya Allah, akhirnya kamu pulang nak!" seru seorang wanita paruh baya yang masih tampak cantik dan anggun di usia senjanya.

Nathan tersenyum lebar lalu segera merentangkan kedua tangannya untuk mendekap tubuh sang mama ke dalam pelukannya. Sungguh, ia sangat merindukan rumah itu dan seisinya. 6 tahun berada di negeri orang tak bisa pulang. Kalaupun ada waktu ia habiskan dengan bekerja paruh waktu di sana. Walaupun orang tuanya kerap bertandang ke sana, namun waktunya cukup terbatas, tidak seperti saat di rumah sendiri.

"Nathan kangen sama mama. Eh papa mama?" tanya Nathan sambil celingukan mencari keberadaan sang ayah.

"Ck ... ini kan baru jam berapa, Nath! Papa kamu ya masih kerjalah. Ya udah, masuk dulu terus duduk. Kamu pasti masih lelah. Mama buatin kamu teh dulu ya, Nath," ujar Stefani, ibu dari Nathan. (Othor ambil tokoh ini dari Pesona Mantan Istri yang Disakiti. Semoga masih ada yang ingat sama Stefani.)

"Siap, bos!" seru Nathan sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. "Pak Danu, koper saya letakkin aja di situ. Biar saya sendiri saja yang bawa ke atas!" ujarnya pada penjaga rumahnya yang hendak membawakan koper dan tasnya ke kamarnya di lantai atas.

"Baik, den," sahut Pak Danu. Setelah meletakkan tas dan koper Nathan, pak Danu pun segera menyingkir dari sana.

"Kamu bakalan netap di sini atau balik lagi ke Amrik, Nath?" tanya Sang ibu seraya meletakkan secangkir teh hangat dan sepiring kue brownies dan sus ke atas meja.

"Insya Allah, netap, ma. Kenapa?"

"Syukurlah. Kirain mama kamu nggak akan balik lagi, Nath. Kamu nggak kasihan apa sama mama dan papa kamu, udah sepuh masih disuruh perjalanan jauh cuma demi ketemu kamu," ujar Stefani sambil menghela nafas lega.

"Ma, pernah ada temen Nathan yang datang kemari nyariin nggak?"

Stefani yang baru saja meminum teh miliknya lantas meletakkan dahulu cangkirnya. Ia tampak berpikir lalu menggeleng.

"Nggak ada tuh. Eh, tunggu-tunggu, iya, dulu banget ada. Mama lupa soalnya dia datang pas kita sedang berada di bandara mau nganterin kamu berangkat ke Amrik. Kata mbak Tami, ada cewek gitu, cantik. Tapi wajahnya itu kayak habis nangis gitu. Kata pak Danu juga dia bawa tas. Pas mbak Tami bilang kamu udah pergi ke bandara, dia langsung pergi aja," ujar Stefani mencoba menceritakan peristiwa beberapa tahun yang lalu.

"Dia ada bilang sesuatu nggak?" tanya Nathan penasaran.

Stefani menggeleng, "nggak ada. Kan udah mama bilang, setelah dikasi tau kamu sama mama dan papa udah ke bandara, dia langsung pergi aja. Nggak bilang apa-apa lagi. Emang kenapa? Dia siapa? Pacar kamu?"cecar Stefani yang ikut penasaran.

"I-eh nggak, ma. Iya, nggak."

"Kok jawabnya ragu gitu?"

"Iya, soalnya kami emang pernah pacaran terus putus seminggu sebelum Nathan berangkat," ujar Nathan yang disahuti Stefani dengan ber'oh ria saja.

"Mungkin dia mau bilang sampai jumpa ke kamu kali ya!"

"Emmm ... mungkin," sahut Nathan tak yakin.

Setelah berbincang sebentar dengan ibunya, Nathan pun segera masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang telah 6 tahun tidak ditempatinya ini ternyata masih sama. Tak ada yang berubah. Hanya bed cover dan gordennya saja yang memang biasa diganti secara berkala oleh ibunya. Untuk yang main, bahkan tata letak barang-barangnya tidak ada yang berubah.

Nathan menghempaskan bokongnya ke tepi ranjang lalu membuka laci nakas di samping tempat tidurnya. Lalu ia menarik sebuah pigura dari dalamnya.

Diusapnya gambar gadis cantik yang ada di pigura tersebut. 6 tahun tak berjumpa, ia penasaran bagaimana kabar gadis itu sekarang. Apa sudah menikah? Atau sudah berhasil mencapai cita-citanya?

"Apa kabar kamu, Nga? Apa kamu berhasil jadi guru seperti impian kamu? Ataukah kau sudah menikah dan menjadi ibu rumah tangga?" gumamnya lirih seraya menatap lekat foto wajah cantik dan manis Bunga yang sedang duduk diantara bunga-bunga di taman sekolah. "Aku nggak menyangka, 6 tahun kita berpisah, tapi selama itu pula aku nggak bisa lupain kamu. Mungkin kamu benci banget sama aku ya, Nga karena udah mutusin kamu gitu aja. Mana pas pergi tiba-tiba hujan deras banget. Sampai mobil aku mogok di jalan. Kayaknya langit marah banget liat aku ninggalin kamu gitu aja di cafe," lirihnya dengan suara sarat kerinduan mendalam.

...***...

Prang ...

"Mama, mama nggak papa?" tanya Putri panik saat melihat cangkir teh yang sedang dipegang Bunga tiba-tiba saja jatuh dan pecah hingga airnya tumpah di kaki Bunga.

"Eh, jangan ke sini sayang! Ada pecahan beling di sini entar kena kaki kamu," seru Bunga panik saat melihat Putri hampir saja menginjak pecahan beling di lantai. Ia bingung sendiri, bagaimana bisa cangkir yang ia pegang erat bisa tiba-tiba jatuh hingga pecahannya berhamburan seperti ini.

"Tapi kaki mama ... "

"Kaki mama nggak papa sayang. Tangan mama licin jadi gelasnya tiba-tiba jatuh terus pecah. Ya udah, mama bersihin dulu pecahan belingnya," ujar Bunga sambil menghela Putri agar kembali duduk di depan menjaga etalase konter.

Dengan patuh, Putri kembali duduk di tempatnya semula. Sedangkan Bunga segera mengambil potongan beling yang besar kemudian ia masukkan ke dalam sebuah kantong. Kemudian Bunga mengambil sapu dan sekop, mulai membersihkan serpihan pecahan gelas yang berserakan.

"Putri ada PR nggak?" tanya Bunga seraya merapikan jajaran voucher agar terlihat lebih rapi dan enak dilihat.

"Ada Ma. Tapi ... " ucap Putri ragu.

"Tapi apa? PR nya sulit?" cecar Bunga yang kini sudah mengalihkan perhatiannya pada Putri yang duduk di sampingnya dengan wajah tertunduk lesu.

"PR nya disuruh buat karangan cerita dengan judul Ayahku pahlawanku," cicit Putri nyaris berbisik membuat dada Bunga seketika sesak.

Hati Bunga meringis pilu. Wajar saja putrinya acuh tak acuh dengan tugas sekolahnya sebab ia kebingungan harus menuliskan apa di karangannya. Walaupun guru bilang seadanya, hanya untuk melatih anak-anak untuk mengungkapkan sesuatu melalui kata-kata seperti biasanya, tapi bagi Putri hal tersebut sangatlah sulit. Seumur hidup tidak pernah mengenal sosok ayah, bagaimana Putri bisa memaparkan sosok ayahnya yang bagi sebagian anak perempuan biasanya dianggap pahlawan. Putri juga tidak mengenal sosok pria dewasa selain si tengil Niko untuk dijadikan gambaran.

Kini, bukan hanya Putri yang kesulitan, tapi juga Bunga. Haruskah ia membantu, tapi bagaimana cara menjabarkan seseorang yang kini sangat ia benci itu? Tidak mungkinkan ia menyebutkan ayahnya merupakan penjahat nomor 1 di dunia bagi ibunya? Tidak mungkin juga ia mengatakan kalau ayahnya sangat jahat karena tidak memercayai keberadaannya? Ataukah ia harus menjabarkan bagaimana ayahnya yang dulu begitu baik dan manis sebelum prahara itu terjadi? Bunga menggeleng, ia bingung harus bagaimana. Jalan satu-satunya hanyalah bolos. Ya, lebih baik ia bolos 1 hari daripada ia bingung harus menceritakan tentang ayahnya yang brengsekkk itu.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Author 𝙲𝚒𝚌𝚒𝚝
lahh?? bukannya durian bikin panas ya di perut? mama ku pernah makan durian pas kandungannya udh 7 bulan lagi malah keguguran bayinya
Rasni Saldi
astaga malu benar gara.gara baca ini novel anak anak jdi ngetawain gue gara gara air mata ngalir terus .
Rasni Saldi
wkwkwk. beni sisa
Rasni Saldi
alama mundur aja Edgar Mma mu jga TDK kasi restu.
Rasni Saldi
tega banget si nathan.ini si ceritanya Nathan cuma mau enaknya aja kasihan si bunga.
Rita Sari
Luar biasa
martiana. tya
bagus. semangat kak
Naufal hanifah
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Determined//Rice//Rose//Good/
Soraya
yg sabar ya Bunga
Soraya
mampir thor
Eva Nietha✌🏻
Ampun deh banjir😭
Eva Nietha✌🏻
Sebel ihhh sama bayu 😔
Eva Nietha✌🏻
Nah ketemu deh smua
Ummu Faliha
Luar biasa
altanum
alurnya lain daripada yg lain
tapi yg bikin seneng tetep hepi ending.makasih thor ud kasih bacaan yg bagus.terus semangat berkarya...♥️♥️
Nur Halima
Luar biasa
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!