NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan CEO

Gadis Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: jeonfe

Dean Willis Granger cucu dari pemilik Rumah Sakit ternama Gr.Hospital. Menjadi cucu laki - laki satu - satunya dan belum menikah, membuat pria itu menerima beban tuntutan dan harus menerima akan perjodohan yang telah di atur sang kakek.

"ck ini sudah zaman modern tidak perlu perjodohan atau semacamnya" tolaknya dengan santai seraya memakai jas nya.

"Tidak, besok acara makan malam. Tidak ada penolakan Dean" ketusnya yang berlalu meninggalkan cucunya yang mematung.

***

Pertemuan dengan keluarga Ashton nyatanya merubah sudut pandang Dean. Gadis Nakal yang dia temui tempo lalu di sebuah bar nyatanya adalah calon adik iparnya. Sifatnya bertolak belakang dari saat pertama kali bertemu.

"Naomi, masih ingat denganku?" Kedua alisnya terangkat dan memberikan seringainya.

"S-siapa? Mau apa memgikutiku hah? Kau ini calon suami kak Grace!" memberikan ultmatum.

"Aku tidak berselera tidur dengan pria yang usianya lebih tua dariku" ejek Dean menirukan kalimat yang pernah diucapkan Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeonfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melihat Mereka

"Ya kita sudah lama tidak berbincang seperti ini. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga besar" tutur William yang merasa senang akan kabar bahagia ini.

Dia menyandarkan punggungnyapada sofa berwarna dark grey dengan muril berwarna gold pada bagian kakinya. Pertemuan keluarga yang terjalin baik.

"Iya kek, kami juga tidak menyangka akan sampai ke tahap ini" ucap Marissa pada William dengan malu - malu.

"Kapan kalian akan mengadakan pemberkatan dan pestanya?" Tanya William yang penasaran.

"Belum pasti untuk itu karena kami menunggu surat hasil penelitian keluar, tapi diusahakan akhir tahun ini di Hawai" ucap ayah Marissa yang merasa senang.

"Hawai? Ha ha anak muda zaman sekarang lebih tahu tempat yang cocok sekaligus berbulan madu. Kakek yang sudah tua ini akan mengutus dia untuk datang" ucap William menunjuk Dean dengan tongkatnya.

"Terima Kasih kek, kami akan senang." Ucap Marissa menggandeng lengan tunangannya yang tidak lain adalah sepupu dari Dean. Brian berprofesi sama - sama menjadi seorang dokter. Mereka menjalin asmara cukup lama dan hubungan mereka menjelang ke serius sejak keduanya kompak mengajukan penelitian akan kesehatan di Amerika.

"Aku akan lebih senang jika nanti kamu membawa pasangan" sindir Brian pada Dean yang dibalas senyuman penuh arti.

"Ya itu lebih bagus. Dia memang harus melakukan di usianya ini" ucap William yang tak kalah mengompori.

***

"Apa enak nak?" Tanya Lucy yang merasa senang jika putrinya akan menginap di rumahnya. Dia melihat Naomi yang makan dengan lahap hidangan yang dia masak.

"Emm masakan mama selalu enak. Aku mau tambah itu lagi ma" ucap Naomi yang menunjuk masakan di piring dekat dengan ibunya.

Lucy langsung menyendokkan makanan itu ke piring Naomi, dia merasa senang sekaligus terharu. Kebenaran yang terungkap yang sempat dia takutkan nyatanya tidak seburuk itu. Nyatanya dia masih bisa dengan leluasa bersama dengan Naomi.

"Mama juga makan. Papa lembur ya ma pulang larut?" Tanyanya di sela jeda makan malamnya.

"Iya sayang, tadi papa sudah mengabari. Dia mengatakan sedih tidak bisa ikut makan malam bersama karena pekerjaan" ucap Lucy memaparkan perasaan suaminya saat dia mengetahui jika Naomi akan menginap dan makan malam bersama.

"Hu.. nanti aku akan cukup sering kesini kok" jawabnya dengan senyumnya.

"Ya tentu. Kamu pasti kesepian di apartement sendiri, makan sendiri dan menyelesaikan apapun sendiri" ucapan Lucy membuat Naomi hampir tersedak. Dia memang tidak mengatakan tinggal bersama orang lain. Bahkan orang tuanya tidak mengetahui jika dia tinggal di apartement milik Dean.

*uhuk uhuk*

"Sayang pelan - pelan makannya. Ini minum dulu" ucap Lucy mengusap punggung dan tekuk leher Naomi pelan. Menenangkannya.

"Hmm iya ma, aku terburu - buru" ucapnya dengan senyum yang dia paksakan.

***

Dean membuka jas hitamnya setelah berhasil membuka sepatu kerjanya. Dia merasakan keadaan apartement yang sepi. Tidak ada suara yang biasa dia dengar, hanya suara detik jam dinding di ruang tengah.

"Apa sudah tidur?" Tanyanya pada diri sendiri dan mulai membuka pintu kamar. Dia tidak melihat keberadaan Naomi. Ranjangnya juga terlihat rapi. Dia membuka ruang wardrobe dan juga kamar mandi. Kedua ruangan itu sama - sama tidak menampakkan keberadaan Naomi.

Waktu memang belum terlalu larut, dia kembali telat tidak seperti biasanya karena menghadiri acara penyambutan dari keluarga Marissa terkait juga dengan perayaan pertunangan mereka yang dirancang hanya untuk keluarga terdekat saja.

Dean mencoba menghubungi Naomi melewati ponselnya, dia belum juga kunjung mendapat jawaban. Gadis itu tidak mengangkat telfonnya bahkan sampai pada panggilan yang ketiga kalinya.

"Kamu dimana?" dia mengirimkan pesan pada Naomi.

Tak berselang lama dan hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit, Naomi membalas pesannya. "Menginap di rumah" jawabnya pada pesan yang dikirimkan oleh Dean.

***

"Terima kasih ma sudah mengantarkanku" ucapnya pada Lucy yang berada di dalam mobil dan memegang stir mobil. Pertama kalinya selama bekerja dia antar oleh Lucy. Kebetulan wanita paruh baya itu akan mengadakan workshop tentang pendidikan di sebuah aula gedung yang searah dengan Gr.Hospital.

"Iya sama - sama. Semangat bekerja. Mama pergi dulu" ucapnya berpamita pada Naomi. Gadis itu melambaikan tangannya dengan senang, melihat laju mobil di depannya yang kian mulai menjauh.

Langkahnya terhenti ketika melihat cukup kerumuman di dekat meja tunggu, dia melihat pria yang dia kenal dan seseorang wanita berdiri di sampingnya. Wanita berambut panjang dan pirang. Tampilan dari belakang sudah terlihat dia bukan wanita sembarangan.

Mereka sedang berbincang dengan staff lain yang menyapa kedatangan mereka. "Apa itu yang dinamakan dokter Marissa?" gumamnya memperhatikan dengan seksama. Dia belum melihat wajahnya dengan jelas.

Dia mencoba mengabaikan dengan melewati mereka dan berjalan menuju ruangannya. Namun panggilan dari staff senior dari ruangannya membuat dia terpaksa mengurungkan niatannya untuk pergi.

"Naomi" seru tuan Enrico yang memanggilnya. Dean dan wanita di sampingnya mengikuti arah pandangan Enrico yang tertuju padanya.

"Aduh pak Rico kenapa harus memanggil segala" gumamnya dalam hati. Merasa kesal karena dia harus datang menghampiri.

"Perkenalkan ini rekan kerja baru di divisi bagian kami. Dia bertanggung jawab akan pengelolaan di media sosial dan juga web Rumah Sakit. Perkenalkan dirimu pada dokter Marissa!" Pinta Enrico pada Naomi dengan menepuk bahunya.

Naomi bertatapan dengan Dean lalu beralih ke arah wanita yang tinggi semampai di depannya. Dia benar - benar definisi wanita cantik. Proporsi tingginya, rambutnya yang terikat rapih, senyum dan pembawaannya yang elegan cukup membuat intropeksi diri.

"Perkenalkan saya Naomi bu dokter" ucap Naomi memperkenalkan dan mengulurkan tangannya.

Dokter Marissa menyambutnya dengan hangat. "Hallo senang berjumpa denganmu Naomi" Marissa membalas uluran tangan Naomi dan memberikan senyumnya.

"Kalau begitu saya permisi, saya masih perlu berbenah di ruangan saya. Sampai jumpa lagi , semoga hari kalian baik" ucap Marissa yang berpamitan. Dia harus membereskan ruangan kerjanya yang ditinggalkan cukup lama. Dean sebagai presdir ikut undur diri dan berjalan berdampingan dengan Marissa menuju ke arah lift.

"Iya silahkan dokter  .." jawab Enrico mempersilahkan dokter Marissa untuk pergi, begitu juga dengan presdirnya.

"Mereka nampak serasi. Sudah lama aku tidak melihat pemandangan ini" tutur Enrico bergumam dan berbincang pada bagian resepsionis.

"Ya tentu, orang lama tetap pemenangnya bukan? Mereka pasangan yang sempurna" sahutnya lagi yang terdengar oleh Naomi.

Entah kenapa dia tidak suka mendengar pembicaraan akan topik ini yang dinilai terlalu kekanak - kanakan. Bukankah sebaiknya tidak mengumbar kebersamaan di depan umum. Tapi di sisi lain dia tidak melihat sesuatu yang berlebihan di depan publik untuk keduanya. Fikirannya berperang pada dirinya sendiri.

***

"Aku sudah lama sekali tidak kesini. Apakah ruanganku sudah menjadi sarang laba - laba atau semacamnya?" Tanya Marissa melirik ke arah Dean.

"Tidak. Ruangan itu selalu dibersihkan secara berkala" ucap Dean yang menanggapi.

"Ya terima kasih tuan Dean yang terhormat. Huftt rasanya aku ingin segera kembali dan bertemu Brian" penuturan Marissa membuat dengan mengerutkan keningnya.

"Bukankah kau baru saja bertemu dengannya pagi ini. Dia juga mengantarkanmu" sahut Dean yang dibalas tawa kecil oleh Marissa.

"Apakah selama setahun ini ada yang berubah di sini?" Tanyanya yang berjalan keluar dari lift bersama.

"Tidak ada" singkatnya menjawab.

"Welcomee dokter Marissa si cantik jenius" ucap dokter Leah yang menyambutnya dengan baik. Dia memeluk Marissa cukup erat. Salah satu dokter senior yang mendukungnya untuk mengikuti penelitian di Amerika.

"Ahh terima kasih saya jadi terharu" ucap Marissa yang menggapi.

Naomi keluar dari lift, dia berjalan bersama dua staff senior yang mendahuluinya.

"Astaga kenapa harus melihat lagi" ucapnya dalam hati yang geram karena ternyata harus berpapasan lagi dengan Dean dan Marissa yang sedang berhenti karena mengobrol dengan salah satu dokter di Rumah Sakit.

1
Nor Janah
lanjut thor
Nor Janah
cucu pa William di apart sama cewek pak, nikahkan sja mereka pak🤭
Nor Janah
udah jadian 🤭
Nor Janah
lanjut...
thor
Nor Janah
lanjut Thor, aku suka novelnya
naruto🍓
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
Fannya
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Gatita✨♥️😺
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!