Pertemuan yang tidak di sengaja antara Rahman dan Citra, yang membawa ke dalam sebuah pernikahan.
Hingga suatu ketika mereka mempersiapkan pernikahan sampai perjalanan rumah tangga mereka, tiba-tiba ada seorang dari masa lalu Rahman yang datang dan membuat semuanya jadi rumit.
wanita yang dulu pernah menolak Rahman, dan kini mau kembali dan tentu saja itu menjadi hal yang tak mungkin.
Bagaimana sikap Rahman selanjutnya, dan akankah cinta Rahman dan Citra akan goyah dengan kedatangan orang ketiga.
Ikuti ya cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erni Pasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 Menikah
POV Rahman
" Kita sudah sampai Dek," seruku di saat Citra mulai mengerjapkan matanya, nampak lucu bagiku jadi gemas sekali bila lihat dia tidur seperti bayi saja pokoknya, dalam perjalanan tadi Citra tertidur dengan pulasnya sampai-sampai tak menikmati pemandangan desa yang nampak asri ini.
" Sudah sampai ya Mas" Serunya dengan suara manja dan serak khas bangun tidur
" Iya Dek, keenak tidur sih jadi tahu-tahu sampai seruku.
Citra hanya tersenyum malu kala aku menggodanya," maaf ya Mas aku soalnya capek dan ngantuk banget," grutunya.
" Ya ga apa-apa, yuk kita masuk dulu, tuh yg dah pada nungguin di depan ada camer "
" Iya Mas, e... Mas tuh cewek muda-muda itu siapa Mas?" Serunya.
" Duh... itu Adik angkatku Dek, belum-belum udah cemburu nih," goda ku.
" Bukan gitu Mas aku tuh trauma ya" ujarnya.
" Ya sudah yang penting turun dulu nanti Mas kenalin semuanya," balasku.
Kamipun keluar di sambut Mama,Tika dan Zahra.
" Rahman, Mama kangen banget nak lama ga pulang mentang-mentang ada yang lain," seru Mama.
" Kan lagi nyari yang Mama inginkan, tuh sudah Rahman bawa ke sini," tuturku. sambil ku tunjuk Citra yang lagi berdiri di sebelahku.
" Duh cantik banget mantu Mama, sini kenalin sini sama keluarga Rahman," tutur Mama.
" I..ya Tante, sahut Citra dengan gugup.
" Santai aja ya di sini nanti akan jadi keluarga mu jadi ga usah canggung," seru Mama lagi.
" Sini kenalin adik-adiknya Rahman cewek semua, ini Kartika dan ini Zahra yang bontot." Imbuhnya Mama.
Citra pun mengulurkan tangan pada adikku satu persatu, setelah itu kamipun masuk ke dalam rumah.
" Dek, kamu bobok di kamar tamu ya, di lantai satu ga apa-apa kan?" tanyaku.
" Ga apa-apa Mas, lagian kalau di sana juga sendirian tho," sahutnya.
" Iya cuma kebalik aja, kamar Mas di lantai dua soalnya, apa mau tukar kamar sama mas?" ujarku.
" Ga usah Mas, Citra di lantai satu aja "
" Ya udah, yuk tak antar " sambil ku tenteng tasnya menuju kamar tamu yang sudah di siapkan sama Mama.
" Nih, sejukkan?" seruku seraya membuka pintu kamar lebar-lebar.
" Ia Mas ternyata di belakang ada taman yang sejuk ya seperti kamar Mas Rahman yang di Jakarta." balasnya.
" Iya Dek," balasku, memang kamar tamu kami di belakang di pasang jendela kaca yang riben sehingga kelihatan taman dan kolam ikan di sana suara gemercik pancuran membuat suasana menjadi sejuk.
" Adek suka Mas" serunya manja.
" Ya udah Adek bobo dulu aja ya, habis itu kita nanti makan," Ujarku sembari memasukkan koper ke dalam kamarnya.
" Mas tinggal ke atas dulu ya?" ujarku, dan di balas anggukan kepalanya, terlihat mengemaskan sekali calon istri ku itu, dia begitu cantik dan lucu, entahlah kenapa aku suka gadis manja ini, batinku.
Sesampai di kamar aku langsung mandi dan ganti baju, dan ku rebahkan tubuhku di atas ranjang ini, sesaat mau tertidur tiba-tiba ada ketokan pintu dari luar, belum sempat aku jawab sudah nyelonong masuk saja, siapa lagi kalau bukan Mamaku, pastilah dia sudah kepo banget dengan Citra, kesel juga di buatnya, yah gimana lagi aku kan anak semata wayangnya. kalau bukan aku yang membuat dia bahagia siapa lagi, seruku dalam hati.
" Maaf nak , Mama ganggu istirahat kamu, Mama sudah kebelet dari tadi mau tanya-tanya tentang dia," serunya.
" Duh Maa..., apalagi yang harus di tanyakan kan sudah Rahman ceritain di telpon, masak Mama belum puas juga sih, dari A sampai z lho Ma, setiap telpon yang di tanyain Citra melulu." Seruku menimpali.
" Aslinya cantik banget Sih, Mama suka yaa... walaupun dia manja, tapi dia sopan kok, dan seiman sama kita, dan yang penting sayang sama kamu Lee..." serunya.
" Trus apa lagi Ma...? yang mau Mama bahas?"Ujarku sewot.
" Ini nak, gimana kalau pernikahan kalian di percepat saja, mumpung kamu libur dan dia libur panjang,?" tuturnya.
" Hah... baru seminggu aku lamar dia Ma... masak sudah lusa sudah nikahnya sih, kami belum banyak persiapan Ma." Ujarku kaget
" Kalau itu mah urusan Mama, yang penting kalian sah dulu, perkara perayaan kita di urus pelan-pelan saja, gimana?" ujar Mama dengan memaksa.
" Ya, kalau gitu Rahman harus bilang dulu sama Dek Citra ma, nanti takutnya dia ga mau, gimana hayo?" seruku lagi.
" Ya sudah Mama juga ikut ngobrol dong, biar Mama yang nenengahi bila kalian beda pendapat," ujar Mama yang masih memaksa.
" Lhoo gimana sih Mama ini, yang nyuruh cepet-cepet siapa sih, kok jadi Rahman yang di kira ngebet jadinya." Balasku.
" Sudah ah jangan bantah Mama, lagian buat apa lama-lama, kalian ga boleh pacaran, kalau serius langsung nikah aja pokoknya," seru Mama.
Akhirnya setelah sholat Isyak kami bertiga duduk santai di ruang keluarga, sementara Tika dan Zahra masih ada di toko untuk mengambil uang hasil penjualan hari ini, biasanya di antar sama Pakde, Kakaknya Mama.
" Dek, Mas sama Mama mau ngomong sama Adek,hm... gini Dek ini sekedar usul saja, hmm... bagaimana kalau pernikahan kita di percepat saja Dek, kamu setujukan?" usulku
" Hah kok buru-buru Mas, Citra kan masih kuliah, nanti kalau ganggu gimana?" serunya.
" Kan ga apa-apa, banyak kok yang masih kuliah tetapi menikah ada juga yang dalam keadaan hamil," imbuh Mama.
" Tapi Ma, kami belum siapkan semuanya, Citra bingung Ma..., masalahnya Citra sendiri, tak ada yang mendampingi, Citra juga ga tahu apa yang harus Citra siapkan nanti, jujur Ma..., Citra ini kasarnya di buang dari keluarga Citra ,karena penyebabnya Citra memilih pindah keyakinan yang berbeda yang di anut Mama Citra, makanya Citra di coret dari pewaris keluarga," serunya sembari berurai air matanya tak berhenti, lalu Mama mendekat dan memeluk Citra sembari tangannya mengusap punggung perlahan-lahan.
" Citra jangan khawatirkan itu, Mama sudah di ceritain sama Mas mu tentang masalah itu jadi kamu ga usah risau Nak, Mama sama Mas Rahman akan selalu menyayangimu percayalah." Tutur Mama panjang lebar.
" Iya Mah, terimakasih banyak untuk semua pengertian dari Mama, jujur kalau bukan Mas Rahman entah apa yah akan terjadi sama Citra, keluarga besar Citra tak ada yang Sudi menerima Citra dengan hijrah ini, dan Papa, ohh Citra tak tahu bagaimana hubungi Papa, sebab semenjak Papa menikah dengan wanita lain, Citra tidak boleh berhubungan dengan Papa, dulu akses ke Papa di blokir sama Mama, sepertinya Papa sekarang tinggal di luar negeri Mah," jelasku.
" Jadi papa Citra orang bule gitu?"tanya Mama
" Iya Ma, namanya Steven Gerrard, Papa asli England, setelah berpisah dengan Mama, Papa pulang ke negaranya, dan Citra sudah ga bisa hubungi dia lagi,"
" Ya Allah, pelik sekali masalahmu,nak" ujar Mama.
Sementara Citra masih saja sesegukan, dan berurai air matanya.
" Mulai sekarang kamu adalah anak Mama, apapun yang terjadi, kamu punya kami di sini, Mama akan mempersiapkan semuanya untuk kamu nak, bila acara pernikahan mu tidak ada keluarga tak masalah, nanti wali hakim yang akan menikahkan kamu, sebab keluarga kamu tidak ada yang muslimkan, jadi nanti wali hakim yang akan menikahkan mu," tutur Mama.
****