Cinta Terhalang Dinding Pesantren

Setiap hari kebanyakan para santri bangun pukul 2 untuk sholat tahajjud, selesai mengerjakan qiyamul lail ada yang tadarus ataupun membersihkan diri selebihnya ada yang kembali tidur dan akan bangun ketika adzan berkumandang.

Lain dengan Haniyah ia selalu memilih bangun jam 3 langsung membersihkan diri karena kalau mandi habis sholat subuh pasti ngantrinya minta ampun, belum lagi kalau lagi enak-enak nya mandi pintu dari luar udah di gedor-gedor suruh cepetan mandinya.

Selesai membersihkan diri Niyah langsung sholat tahajjud kemudian di lanjut dengan tadarus. Tak lama adzan pun berkumandang. Ada getaran dalam hatinya saat mendengarkan adzan kali ini, ya ia hafal suara itu adalah suara Zein, orang yang mulai ia sayang.

Saat adzan di kumandangkan oleh Zein, berlomba-lomba santri putri menyalakan spiker yang ada di dalam asrama, berbeda kalau yang adzan Hilman spiker yang hidup pun di matikan.

"suara nya fals" sungut Alwiyah.

Hilman terkenal dengan sifat nya yang so kecakepan dan kepedean tapi tampang pas-pasan, tak ayal banyak santri putri yang mencibir nya.

Para santri pun bergegas menuju mesjid. Sholat subuh memang selalu di kerjakan secara berjamaah dengan santri putra dengan di batasi satir (penghalang) yang pendek sehingga jika ada santri putra yang masuk otomatis santri putri bisa melihatnya.

Haniyah memilih duduk di shaf paling depan samping kanan ujung "tempat pavorite" gumamnya. Sebelum sholat subuh di jadwalkan untuk membaca Do'a Fajar sambil menunggu semua santri kumpul dan ustadz datang sebagai imam nya.

Saat Haniyah menoleh ke arah pintu samping mesjid Zein masuk, mata mereka bertemu dan saling melempar senyum, buru-buru Haniyah menunduk takut ada yang melihat.

Selesai sholat subuh tidak langsung bubar melainkan membaca dulu wirid dan Wirdul Latif. Saat itu lah waktu yang amat sangat menguji semua santri, melawan rasa kantuk. Tak sedikit santri yang kadang ketiduran. itulah sebab nya Niyah memilih tempat di ujung meski di depan namun sedikut terhalang lemari Qur'an.

Subuh kali ini pun pemimpin wirid jadwal nya Zein. Suara lembut dan merdu nya seperti menghopnotis menina bobokan santri. Mata Haniyah pun semakin sayup dan akhirnya tertidur. Tak terasa Haniyah terbangun saat Inten menepuk bahu nya.

"Mba bangun udah selesei" kata Inten

"shit gue ketiduran" gumam Haniyah dalam hati dan langsung bangun. Saat menegakan tubuh nya mata Haniyah bertemu dengan mata Zein saat ia berjalan keluar mesjid, alangkah malu nya Haniyah saat itu, terlihat Zein yang menahan tawa di bibir nya.

******

Hari ini jadwal nya Haniyah mengisi tepak makan santri. Ia pun mengambil tepak makan santri putra yang sudah di kumpulkan di samping mesjid.

"Waahhhh ini tepak Zein ko nama nya Han's ya?" tanya Alwiyah keheranan

"Mana sini liat?" Inten merebut tepak berwarna biru itu

"Waahhh iya ya, Han's siapa ya?" tanya Inten

Ternyata Han's adalah Niyah, Haniyah. (jangan berfikir Han's saudara nya Sarah dalam film Si Doel ya🤭)

"Kenapa dia nulis kaya gituan sih? mana di kasih emoji love nya lagi" gumam Haniyah dalam hati

"Sini cepetan keburu siang kasian belum pada sarapan" merebut tepak Zein dari tangan Inten

"Patah hati deh aku, kaya nya Zein punya yang lain huhuhu" Inten pura-pura nangis

Selesai mengisi tepak Haniyah bergegas mengangkut tepak-tepak itu dan menaruhnya kembali ke samping mesjid. Saat Haniyah membalikan badan nya, ia terkejut karena ada Zein di depannya.

"mba minta kopi buat asatidz" ucap Zein

"tunggu sebentar" jawab Niyah dengan gemetar

Zein yang melihat itu tertawa kecil dengan salah tingkah Haniyah dan gugup nya. Haniyah pun kembali membawa nampan dengan secangkir kopi.

"ini" dengan tetap menunduk

"terima kasih" balas Zein kemudian meninggalkan Haniyah

"hhhh akhirnya, selamet jantung gue gak copot" sambil terus memegang dada nya

Haniyah pun kembali masuk ke asrama dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

***

maaf kalo banyak typo dan bahasa yang kaku

jangan lupa like dan komen