"Sudah sedari dulu, aku memang hanya pemuas nafsu di ranjang mu, jadi jangan meminta lebih untuk menikahiku, karna aku tak ingin berurusan dengan istrimu!"
Itulah kalimat yang sering keluar dari mulut gadis cantik bernama Diana, ia ikhlas menjadi selir dari seorang Mafia berdarah dingin padahal keduanya sudah menjalin cinta sedari masih duduk di bangku SMA.
Lalu apa alasan yang membuat Diana bisa menjadi simpanan dari pria yang amat mencintainya itu?
Mampukah ia bertahan dengan hubungan yang selalu disembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SCSM 07
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Ya ampun! ponsel." pekik Diana tak percaya.
Ia yang tampak kebingungan langsung kembali kedalam resto untuk menemui Amel yang ternyata sudah selesai mengantri, gadis itu terlihat celingukan mencari Diana yang tak ada di meja terakhir ia tinggalkan untuk memesan makanan.
"Mel.. "
"Ish, ngagetin aja!" sahutnya sambil mengusap dada.
"Ini apa?" Amel bertanya dengan mata menatap paperbag yang Diana letakkan di atas meja.
"Aku abis dari toilet, ada yang kasih ini ke aku, dan dia bilang kalau ini milikku yang tertinggal" ucap Diana yang mengerti arti tatapan sahabatnya itu.
"Apan isinya?" tanya Amel yang dibuat penasaran.
"Ponsel."
Amel yang terperanjat kaget langsung meraih paperbag tersebut untuk melihat sendiri dan memastikan apa yang di katakan Diana.
"Gila! ini keluaran terbaru, Dee" seru Amel.
Diana yang memang tak terlalu paham dengan gadget tentu menanggapinya dengan santai dan tak banyak bicara, ia hanya sesekali tertawa saat melihat ekspresi aneh di wajah sahabatnya itu.
"Eh, jangan dibuka! aku gak tau itu punya siapa"
"Mungkin ini rejeki lo, Dee." ucap Amel menaik turunkan alisnya.
"Enggak, aku gak mau karna itu bukan milikku"
Amel yang menghargai keputusan Diana pun akhirnya menaruh kembali benda tersebut kedalam paperbag, kini kedua gadis cantik itu justru memilih untuk menikmati makanan mereka tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap kecewa.
****
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan Diana dari kotak ponsel ke pintu kamarnya yang berwarna putih.
"Dee, sudah siap belum? nanti sarapanmu dingin" teriak Ibu dari balik pintu.
"Sudah, Bu. Nanti dee keluar" sahutnya tak kalah ikut berteriak.
Tak adanya jawaban dari ibu yang selama sepuluh tahun mengurusnya itu membuat Diana yakin jiwa wanita itu telah kembali kedapur.
"Mau aku apakan benda ini?" gumamnya bingung, ia di buat serba salah hingga tak bisa tidur semalaman, alhasil ia harus menguap berkali-kali karna kurang istirahat.
Diana keluar dari kamar menuju dapur, dilihatnya sang ibu tiri sedang mengisi beberapa botol minum untuk di letakkan di dalam lemari pendingin.
"Bu, boleh aku bertanya?"
"Soal apa? ada masalah." bukan menjawab, ibu justru balik bertanya pada putrinya yang nampak belum menyentuh sarapan nasi goreng buatannya itu.
"Memakai barang yang bukan milik kita, apa itu baik?" tanyanya ragu.
"Maksudmu apa?!"
"Begini, aku ada barang yang aku sendiri tak tahu siapa pemiliknya dan jika aku boleh jujur, aku ingin memakai barang itu." jelas Diana sedikit menundukkan pandangannya.
Ibu mengernyitkan dahinya, ia mendengarkan semua yang diceritakan anak semata wayangnya itu dengan seksama.
"Tunggu sampai tiga hari, dan selama tiga hari itu ibu harap kamu tetap mencari tahu siapa pemilik barang tersebut" pesan Ibu.
"Baik, Bu" jawab Diana sambil mengangguk paham.
.
.
.
Sampai disekolah raut wajah Diana masih terlihat begitu lesu dengan mata sedikit merah karna menahan kantuk, ia bahkan harus ke toilet lebih dulu untuk membasuh wajahnya sebelum masuk ke kelas.
"Kenapa, ngantuk?" tanya seseorang yang tak dikenal Diana.
"Hem, sedikit" jawabnya sambil tersenyum sebelum akhirnya ia keluar dengan perasaan jauh lebih baik.
"Aw!!" pekik gadis berlesung pipi itu saat ia merasa nyeri di bagian pergelangan tangannya.
"Sakit! lepasin." pintanya pada Adam yang sedang mencekal nya.
Adam tak menjawab dan berkata apa-apa, ia membiarkan Diana meringis menahan sakit dan takut.
"Mau kamu apa?" sentak Diana kesal dengan mata sudah berkaca-kaca, ia sungguh takut dengan tatapan Adam yang yang tanpa berkedip melihatnya.
.
.
.
.
.
.
.
Mau gue?.... Lo pake, atau gue akan minta lo buat balikin sepuluh kali lipat!
Abang DamDam ganteng euy..
tapi gue tetep setia sama besan lo 🤣🤣🤣
Sorry ya gue gak oleng 😜😜😜
Like komennya yuk ramaikan.