 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Di tampar
Purnama menatap tubuh Lea yang sudah terbaring di atas tempat tidur, sesekali ada rintihan kecil dari mulut gadis ini karena memang dia menderita dengan rasa sakit yang sangat luar biasa, tadi pagi masih segar bugar namun siang sedikit sudah pucat lagi seperti mayat karena dia memang sudah tidak sanggup menahan rasa sakit.
Sekitar rumah juga terasa sangat tidak nyaman karena di selimuti oleh sesuatu yang bernama dendam, mata Purnama menangkap seorang wanita yang sedang duduk santai di meja rias seolah dia menikmati sekali pemandangan yang sangat indah ini, Julia memang ada di rumah ini untuk membalas dendam secara nyata.
Benar apa yang di katakan oleh Alisa bahwa Julia hanya fokus dengan Lea saja karena dia merasa Lea yang sudah merusak rumah tangga, padahal Alisa ingin kalau Julia juga membantai Dean sampai habis karena Dean juga bersalah di sini. namun Julia memang tidak sanggup melakukan nya, sebab dia masih sangat mencintai pria itu.
Yang terus di siksa malah Lea karena dia merasa Lea sangat pantas mendapatkan siksaan ini, harus nya sama sama di siksa saja. namun sekarang keberadaan Julia malah sudah di temukan oleh Purnama, dasar Julia yang goblok dan dia memang tidak tau siapa Purnama ini sehingga cuma diam saja dan seolah tidak di lihat oleh Ratu ular.
"Kenapa kau menyakiti nya?" Purnama menatap Julia.
Julia mendadak agak kaget karena dia tidak menyangka bahwa manusia jatuh ini bisa melihat keberadaan dia yang tengah duduk santai, sama sekali Julia tidak tahu siapa wanita cantik ini dan kenapa bisa melihat keberadaan dia yang ada di dalam kamar Lea, padahal sebelumnya sama sekali tidak ada yang bisa melihat Julia di sini kecuali Lea.
"Aku?!" Julia menatap kanan kiri karena di tanya demikian.
"Apa menurutmu di sini ada arwah lain selain dirimu?!" Purnama agak kesal juga melihat tingkah arwah satu ini.
"Ah ya, tentu saja kau sedang bertanya pada diriku ya." Julia tersenyum manis namun menurut orang lain tentu itu sangat seram.
"Katakan padaku sekarang apa yang sudah kau lakukan pada dia dan kenapa kau melakukan perbuatan ini?" Purnama masih berusaha untuk menahan rasa emosi di dalam diri.
"Apa aku harus menjelaskan pada manusia sepertimu tentang alasan aku menjadi jahat? apa kau penguasa daerah sini." Julia berkata seolah menantang.
"Hei kau dukun, cepat obati aku sekarang!" Lea berteriak karena Purnama malah asik sendiri.
"Lea, jangan seperti itu terus karena tidak sopan." Bu Tami masih berusaha untuk menasehati anak nya ini yang memang sangat kurang ajar.
"Tangkap dia!" Purnama memberi kode pada Nana yang sudah tiba di sini.
Nana dan Arini segera ingin menangkap Julia yang sedang duduk santai itu, tentu saja Julia mengelak dan segera kabur namun tidak akan dibebaskan begitu saja oleh member Purnama karena mereka sudah mendapat tugas dari sang ratu untuk menangkap arwah gentayangan ini.
Bukan untuk disiksa tapi untuk di tanya kenapa Julia begitu dendam pada Lea, tapi kelihatan kalau Julia seolah meremehkan ratu ular karena memang dia tidak tahu siapa wanita yang sangat galak itu sehingga terus saja bersikap meremehkan dan juga terlihat begitu angkuh ketika menjawab pertanyaan dari Purnama.
"Urus dia, pasti kedatangan dia di sini ada sangkut paut dengan gadis ini." Purnama memberi tanda pada Arini.
"Oke, akan ku urus arwah wanita itu dengan Nana." Arini segera pergi.
"HEI BANGSAT, CEPAT OBATI AKU SEKARANG!" Lea malah berteriak memaki Purnama.
"Mbak, coan di tahan lah mulut nya Lea itu." Desi takut bila Purnama naik darah.
Wuuuuttt.
PLAAAAAAK.
Apa yang di takutkan oleh Desi sungguh terjadi karena sekarang tangan Purnama sudah bergerak cepat menyambar baju Lea sehingga gadis itu terangkat dan wajahnya langsung ditampar begitu saja oleh Purnama, sejak tadi Desi memang takut bila ini akan terjadi dan sekarang memang sudah terjadi.
"Kau pikir dirimu itu siapa sehingga memberi perintah aku seperti itu?!" Purnama menatap Lea penuh kebencian.
"Mbak Pur, tolong jangan marah pada anak ku! Saya mewakili dia meminta maaf." Bu Tami sampai memegang tangan Purnama.
"Maaf ya, Mbak Pur!" Desi juga sampai meminta maaf pada Purnama juga.
Braaaaaak.
Purnama membuang begitu saja tubuh Lea yang tadi di angkat oleh dia dengan sebelah tangan, jelas dia tidak akan sungkan untuk membuat wanita ini merasakan sakit berkali kali lipat karena Purnama juga sudah membaca pikiran Lea ketika tadi sempat bertatap muka sedikit lama dan sehingga bisa membaca apa yang enggak di sini sedang pikirkan.
"Anak mu merebut suami orang dan dia sampai membuat sang istri meninggal dunia." Purnama menatap Bu Tami dan juga Desi.
"YA ALLAH!" Bu Tami menjadi keras karena dia sangat kaget.
"Jadi benar apa yang sudah aku pikirkan." Desi sampai tersentak juga walau sudah menebak.
"Aku akan bertanya nanti dengan arwah gadis itu, tapi apa yang anak mu ini lakukan sudah sangat jahat." Purnama berkata sinis.
Lea sendiri tidak lagi menjawab karena dia sibuk merasakan sakit pada wajah setelah di tampar oleh Purnama tadi, tentu dengan tamparan yang sangat keras sehingga membuat siapa saja yang melihat akan merasa ngeri dan tidak sanggup untuk membayangkan rasa sakitnya.
"Sakiiiit, Bu." Lea kembali merintih dan meraba bagian bawah.
"Jadi ini benar bahwa bukan kanker rahim ya?" Bu Tami bertanya untuk memastikan dulu.
"Tidak, ini santet atau bahkan bisa jadi adalah perbuatan arwah dari wanita yang sudah di rebut suaminya." jelas Purnama.
"Pantas saja selama ini dia banyak mengirim uang karena ternyata menjadi simpanan pria beristri." Desi berkata dengan suara sini.
Desi memang sangat membenci perselingkuhan karena dia adalah korban dari itu, kalau belum sempat menikah tapi tetap saja rasa sakitnya sama sehingga sampai sekarang memiliki rasa trauma untuk berumah tangga dengan pria mana pun, malah ternyata sang keponakan menjadi gundik pria yang sudah beristri.
"Aku mungkin tidak akan bisa menolong anak mu sepenuh nya." jujur Purnama karena dia tidak respek dengan Lea.
"Tolong lah, Mbak Pur! tolong bantu anak ku." Bu Tami langsung menangis pilu.
"Cari saja dukun lain kalau dia tidak mau menolong aku, sudah cukup ya aku tidak akan tertipu dengan dukun rendahan!" sentak Lea.
Kegeraman hati Purnama sudah tidak bisa untuk di tahan lagi, dengan amarah besar maka Purnama malah menarik Lea dengan sangat kasar dan mencekik leher wanita ini, sungguh sekarang dia ingin membuat Lea mengakui semua kesalahan nya di depan semua orang.
Julia ya guys.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya.
Sungguh aku tak rela jika Dean cepat ditolong dan disembuhkan.