Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAPA YUMI?
[Tugas Abi:
Beli ponsel baru beserta nomornya,
Bawa uang tunai,
Beli baju lengan panjang ala Liam,
Beli kipas angin,
Beli karpet tebal,
Beli handuk pink motif stroberi,
Beli selimut pink motif bunga-bunga,] -Liam-
Tak sampai semenit balasan pesan dari Abi sudah masuk ke ponsel jadul Yumi.
[Handuk dan selimutnya boleh beli motif lain? Beruang misalnya,] -Abi-
[Belikan saja sesuai di catatan!] -Liam-
[Boleh Abi bertanya sesuatu, Bang?] -Abi-
[Tanya saja, jika ada yang kurang jelas!] -Liam-
[Semua barang itu untuk Abang? Atau untuk pacar baru Abang?] -Abi-
[Untukku! Cepat belikan dan tidak usah kepo!] -Liam-
[Hahahaha] -Abi-
Liam mengernyit tak mengerti dengan pesan Abi yang terakhir.
Dasar adik ipar sinting!
Ponsel Yumi kembali berbunyi. Ada pesan baru dari Abi.
[Alamatnya mana, Bang?] -Abi-
Liam segera mengetikkan alamat kost-an Yumi dan mengirimkannya pada Abi.
Di saat bersamaan, Yumi sudah keluar dari kamar dan berpenampilan rapi mengenakan seragam kerja yang tak asing untuk Liam.
"Kau kerja di Rainer's Resto?" Tanya Liam pura-pura penasaran.
"Apa masih kurang jelas?" Sahut Yumi seraya menunjukkan nama Rainer's Resto yang tercetak jelas di seragamnya.
"Kau pulang jam berapa?" Tanya Liam lagi.
"Biasanya jam sembilan. Tapi kalau lembur seperti kemarin malam ya lebih malam pulangnya," jelas Yumi seraya meraih tas selempangnya.
"Jadi saat kau menyelamatkanku kemarin itu, kamu baru pulang dari Rainer's Resto?" Tebak Liam selanjutnya.
"Ya. Aku kebetulan lembur karena ada acara di Rainer's Resto malam itu." Jawab Yumi menjelaskan.
"Sudahlah! Aku harus segera berangkat sebelum terlambat," ujar Yumi lagi yang sudah meraih knop pintu kamar kost-nya.
"Aku akan menunggu kau pulang disini," sahut Liam seraya merebahkan tubuhnya di atas karpet plastik.
"Terserah saja!" Gumam Yumi seraya menutup kembali pintu kost-nya.
****
Liam baru saja memejamkan matanya, saat telinganya mendengar suara pintu kamar kost Yumi yang digedor dari luar.
Liam mengintip dari balik jendela siapa yang menggedor pintu. Saat melihat wajah Abi, segera Liam membuka pintu.
Abi datang membawa sebuah ransel besar seperti orang yang baru saja minggat dari rumah.
"Aku pikir kau tersesat," gurau Liam yang segera memeriksa isi ransel yang dibawa oleh Abi.
"Ini kost-an siapa, Bang?" Tanya Abi seraya mengedarkan pandangannya pada ruangan yang tak terlalu luas tersebut.
"Yumi," jawab Liam singkat.
"Siapa Yumi?" Tanya Abi lagi.
"Temannya Valeria."
"Yumi yang menyelamatkanku dari kawanan begal kemarin malam," imbuh Liam lagi menjelaskan pada Abi.
"Trus sekarang dimana, Yumi Yumi itu?" Tanya Abi lagi semakin penasaran.
Abi tidak melihat keberadaan orang lain di kost-an sempit ini selain dirinya dan juga Liam.
"Kerja part time di restorant Om Theo," jawab Liam yang masih mengutak-atik ponsel barunya.
Abi manggut-manggut mengerti.
"Bi, coba kamu temui pemilik kost ini dan kamu tanya kamar sebelah ada penghuninya tidak," ujar Liam memberikan perintah pada Abi.
"Ada, Bang! Tadi Abi lihat ada yang masuk ke dalam kamar sebelah."
"Sial!" Liam menggeram kesal.
"Kalau begitu, kamu temui pemilik kost, dan minta pemilik kost untuk mengusir atau memaksa penghuni kamar nomor 4 untuk pindah. Katakan kalau kau akan membayar kamar nomor 4 lima kali lipat dari harga semestinya!" Cetus Liam yang segera bisa menemukan ide lain di kepalanya.
"Abang mau menyewa kamar nomor 4 untuk siapa memangnya?" Tanya Abi penasaran.
Abi sudah selesai merakit kipas angin yang tadi ia bawa. Liam segera menyalakan kipas angin kecil tersebut dan mendekatkannya ke arah tubuhnya yang sudah dibanjiri peluh.
"Untukku!" Sahut Liam cepat yang sontak membuat Abi mengernyit tak mengerti.
"Jika Yumi mengusirku dari kamar kost-nya ini, aku akan langsung pindah ke sebelah," sambung Liam lagi dengan nada santai.
"Abang suka sama Yumi?" Tebak Abi yang sontak membuat Liam mengernyitkan kedua alisnya pada adik iparnya tersebut.
Tadi Valeria juga menanyakan pertanyaan yang sama ddngan yang dilontarkan oleh Abi. Memangnya apa yang membuat semua orang berpikiran kalau Liam menyukai Yumi?
"Jangan sok tahu! Aku hanya sedang menghindari hiruk pikuk dunia entertainment. Aku sedang lelah jadi orang terkenal," sanggah Liam memaparkan alasannya.
"Abang bisa berlibur ke luar kota atau kemana saja. Kenapa malah memilih tinggal di kost-an sempit begini?" Abi sepertinya masih tak menyerah untuk mengorek info dari Liam.
"Sudahlah! Kau itu lama-lama jadi seperti ibu-ibu tukang gosip! Suka-suka akulah mau mengasingkan diri dimana!" Sergah Liam dengan nada marah.
"Abi kan hanya bertanya, Bang!" Ujar Abi seraya garuk-garuk kepala.
"Pulang sana!" Usir Liam selanjutnya pada Abi.
"Abang nggak butuh apa-apa lagi?" Tanya Abi memastikan.
"Nanti aku hubungi kamu kalau butuh sesuatu lagi. Kau sepertinya cocok jadi asistenku," jawab Liam sedikit berkelakar.
"Asal bayarannya cocok, Abi nggak keberatan, Bang!" Sahut Abi seraya nyengir kuda.
"Masih saja mata duitan!" Liam memutar bola matanya.
"Abi pulang dulu, Bang! Selamat berpacaran!" Ejek Abi sebelum kabur dan keluar dari pintu depan.
"Dasar adik ipar kurang ajar!" Gerutu Liam merasa geram.
Baru saja Liam hendak duduk, pintu depan sudah menjeblak terbuka. Yumi berdiri di ambang pintu dengan wajah yang terlihat lelah.
"Lah, tumben sudah pulang? Baru jam delapan," tanya Liam heran.
"Suka-suka akulah! Dasar bawel!" Gerutu Yumi yang sudah menutup pintu kembali dan duduk selonjor di dekat pintu.
Yumi merasakan angin yang begitu melenakan menerpa wajah lelahnya. Biasanya ruangan ini terasa seperti sauna, jika Yumi menutup pintu. Kenapa sekarang jadi sejuk begini.
"Angin darimana sih ini? Kok enak banget?" Tanya Yumi yang masih memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Dari kipas angin lah!" Jawab Liam yang sontak membuat Yumi membuka matanya.
Yumi sontak terkejut melihat ada kipas angin di dalam kamar kost-nya.
"Hah? Ini kipas angin siapa?" Tanya Yumi meminta penjelasan dari Liam.
"Punya aku. Kenapa? Kamu mau juga? Nanti aku minta Abi beliin juga buat kamu," jawab Liam dengan nada santai.
"Siapa Abi?" Tanya Yumi sekali lagi mendelik curiga ke arah Liam.
"Adik iparku! Bukankah aku sudah menjelaskannya kepadamu siang tadi?" Liam memutar bola matanya dengan malas.
"Lalu dimana Abi? Kenapa dia hanya mengantar kipas angin dan tidak mengajakmu pulang sekalian?" Cecar Yumi merasa tidak senang.
"Karena mulai sekarang, aku akan tinggal bersamamu disini!" Jawab Liam cepat ddngan raut wajah tanpa dosa.
"Nggak!" Yumi menyalak dengan galak.
"Kamu bilangnya cuma mau menumpang semalam saja. Ini sudah mau dua malam seharusnya kamu pulang sana! Kamu bukan tunawisma! Kamu punya rumah, punya keluarga, buat apa kamu tinggal di kost-an kumuh begini?" Cerocos Yumi panjang lebar nyaris tanpa jeda.
Liam sampai terheran-heran dengan cara Yumi bicara.
Apa gadis ini tidak bernafas?
.
.
.
Ini lanjutan dari yang Anne melihat Abi di lampu merah bawa tas ransel besar itu ya.
"Bukan Suami Pilihan" eps 53.
😅😅
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍