Info!!!! Ini lanjutan dari Novel Istri Nakal Dokter Aziz.
🍁Fadila & Farhan🍁👫
Fadila Annisa Zakri, di hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun, dia mendapatkan kado istimewa. Fadila tiba-tiba di lamar oleh pria yang bernama Farhan Aqmora Ahman. Farhan adalah Dosen sekaligus asisten di Laboratorium tempat di mana Fadila kuliah.
Farhan sudah cukup umur, tapi umurnya tidak menjamin kedewasaannya. Pria itu menjadi tegas setelah mendapatkan nasehat dari orang terdekatnya.
Apakah Farhan bisa terus tegas? Atau dia akan kembali menjadi pria yang dibimbing oleh istrinya.
Mari simak kisah romantis mereka 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Setelah meletakkan kresek hitam kecil di atas meja kerja Pak Farhan, kertas yang berisi dua bungkus ayam geprek level lima belas. Fadila langsung keluar tanpa menunggu Pak Farhan kembali dari kamar mandi. Itupun kata Kak Fitri kalau Pak Farhan lagi ke kamar mandi.
"Lebih baik aku pulang di rumah. Mumpung nggak ada lagi jadwal siang ini" batin Fadila. Setiap kali haid, maka perutnya akan selalu merasakan nyeri yang berulang.
Fadila menghampiri sahabatnya di kelas C101. Lalu duduk di kursi kemudian menatap ketiga sahabatnya. "Aku pulang duluan ya. Perutku sakit nih" pamit Fadila memasang mimik wajah sedih.
"Kamu haid?" tanya Rahmat tanpa malu. Rahmat seorang lelaki tulen. Namun kadang dia diminta beli pembalut jika salah satu dari teman-temannya haid mendadak saat di kampus.
"Iya nih" balas Fadila cemberut.
"Ya sudah. Ayo kita pulang" ajak Rahmat lalu mengambil tasnya.
Fadila, Ummu, Ukma dan Rahmat, mereka berempat ke luar dari kelas menuju parkiran motor. Fadila pulang mengendarai motor scoopy merah milik suaminya. Sementara Ukma nebeng di motor kekasihnya. Dan Ummu mengendarai motornya sendiri. Ketiga motor itu mulai ke luar dari area kampus menuju jalan raya. Di jalan raya, mereka mulai berpencar karena tempat tinggal mereka beda kompleks.
Dalam perjalan pulang, ponsel Fadila berdering namun wanita itu enggan untuk menjawab panggilan masuk tersebut. "Tidak baik mengendarai motor sambil menjawab panggilan" gumamnya.
...--...
Setibanya di perumahan dosen blok A2/1, Fadila menghela napas kasar sambil menepuk jidatnya dengan pelan. Ada sesuatu yang dia lupa ambil di kampus.
"Ya Allah, bagaimana bisa aku masuk ke dalam sementara kunci rumah ada di Om Farhan. Mana perutku sakit lagi. Lebih baik aku hubungi Om Farhan" gumamnya.
Fadila mencari nomor baru di riwayat panggilan masuk. Lalu memulai panggilan setelah nomor yang ia cari telah ditemukan. Tak menunggu lama, suara familiar terdengar mengucap salam.
"Waalaikumsalam. Om, kunci rumah di mana?" tanya Fadila dengan sopan. Pelu mulai bercucuran karena rasa sakit yang ditahannya.
"Di dalam sepatu kets putih yang di rak sepatu samping pintu" jelas Farhan.
"Oke. Assalamualaikum" ucap Fadila. Mengucap salam lalu memutuskan panggilan. Dengan cepat ia mengambil kunci di dalam sepatu yang tadi dikatakan Farhan.
"Enaknya Ummu, dia kalau haid nggak sesakit aku. Bahkan dia bisa jalan-jalan seharian" gumam Fadila lalu masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu dan menutupnya lagi. Fadila membuka sepatu yang ia kenakan lalu masuk ke dalam kamar. Merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya. Tidur, hanya itu yang bisa ia lakukan agar tidak merasakan nyeri.
...--...
Farhan dan Fitri sedang berjalan menuju kantin Fakultas Mipa sambil membawa kresek yang berisi ayam geprek. Satu bungkus ayam geprek itu untuk Fadila namun karena Fadila sudah pulang maka Farhan berniat memberinya pada Fitri dengan mengajaknya makan bersama. Dan karena tidak ingin membuat dosen lain berpikiran buruk tentangnya sehingga Farhan mengajak Fitri untuk makan di kantin.
"Kak Farhan mau traktir aku?" tanya Fitri dengan senyum candanya.
"Iya. Mumpung ada ayam geprek dua. Makan di sini lebih baik dari pada diruanganku dan lagian disana nggak ada air minum" balas Farhan menjelaskan.
Farhan berdiri mengambil dua botol aqua dingin di dalam showcase cooler lalu kembali duduk. Ia mengeluarkan ayam geprek dan satu ia berikan pada Fitri. Mata Fitri membulat melihat ayam geprek yang dari tampangnya saja sudah jelas pedas.
"Apa Fadila berencana membunuhku" batin Fitri.
"Berikan saja pada orang yang suka pedas. Nanti aku pesankan lagi lewat grab. Aku lupa memberitahu Fadila untuk membeli yang level tiga" ujar Farhan mencoba mengelabui Fitri agar wanita itu tidak kesal pada Fadila. Karena Fitri juga tidak tahu jika ayam geprek yang kini ada dihadapannya sebenarnya bukan untuknya.
"Nggak perlu, Kak. Aku bisa kok makan yang pedas-pedas" kata Fitri tersenyum lebar namun hatinya mengumpat dan ingin memberi pelajaran pada Fadila. Setelah makan, Fitri pamit untuk ke kelas namun itu hanya alasan saja. Perut wanita itu mulai kembung dan membuatnya harus bekerja sama dengan toilet.
"Tunggu sampai praktikum berjalan. Aku pastikan kamu akan akan menderita melaluinya" gumam Fitri tersenyum sinis.
Sementara di perumahan dosen, Fadila menggeram kuat melihat foto yang dikirim temannya secara personal. Foto di mana Farhan sedang makan bersama Fitri di kantin.
"Akhh!! Ngapain juga aku perduli dengan foto ini. Mau Om Farhan makan dengan artis pun aku nggak perduli. Lebih baik aku lanjut tidur sebelum aku pingsan di sini" umpat Fadila lalu memejamkan mata meringkuk memeluk guling.
...ΩΩΩ...
Pukul 17:11 PM
Farhan baru saja tiba di perumahan dosen. Pria itu mengeluarkan kunci pintu cadangan lalu membuka pintu rumah. Kemudian masuk mencari istrinya. Dilihatnya Fadila masih tidur sambil memeluk erat gulingnya.
"Apa ini salah satu kebiasaannya?" batin Farhan bertanya tanya.
Farhan menghela napas pelan lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Setelah mandi, pria itu ke luar mengenakan handuk lalu mengambil baju kaos dan celana santai di lemari. Dia kembali mengedarkan pandangannya kearah tempat tidur dan lagi-lagi Fadila belum bangun.
Setelah mengenakan baju dan celana, Farhan menghampiri Fadila. Menggeser anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya. "Fadila, ayo bangun. Ini sudah sore" kata Farhan dengan pelan.
"Perutku sakit dan aku nggak mampu berjalan. Malam ini Om makan di warung saja ya. Atau pesan di grab. Aku malas ngapa-ngapain. Benaran, perutku sakit sekaki" jelas Fadila tanpa membuka matanya.
"Ya sudah. Tapi kamu harus mandi. Nggak mungkin kamu tidur sampai besok tanpa mengganti pembalut" kata Farhan tanpa malu menyebut pembalut.
"Aku ingin meminta bantuannya untuk membantuku ke kamar mandi, tapi mengingat foto yang tadi dikirim Fasya membuatku malas meminta bantuan Om Farhan. Haruskah aku menghubungi Kak Fattan" batin Fadila.
Selama ini, Fattan yang selalu membantu adiknya ke kamar mandi. Bahkan Papa Aziz sering menyediakan obat pereda nyeri untuk putrinya. Karena pria paruh baya itu tahu bagaimana kondisi putrinya jika sedang menstruasi.
"Tolong bantu aku ke kamar mandi. Aku nggak mampu berjalan. Perutku sakit sekali" pinta Fadila, wanita itu memilih mengesampingkan kekesalannya.
Farhan tersenyum lalu menggendong istrinya. Membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian ke luar mengambil pakaian ganti untuk istrinya. Mulai dari buste hounder, ****** *****, baju, dan celana serta pembalut.
"Om, tolong belikan aku obat pereda nyeri ya. Biar besok aku bisa ke kampus" pinta Fadila lagi.
"Iya" balas Farhan sambil menggantung pakaian ganti untuk istrinya. Lalu ke luar rumah mengendarai motornya mencari apotek terdekat.
"Sepertinya pembalut yang di rumah tinggal satu. Lebih baik aku singgah belikan pembalut untuknya. Berjaga-jaga untuk besok dia ke kampus" gumam Farhan di atas motor.
Farhan oh Farhan,kau suami idaman.kalo suamiku......jangankan masak, rebus air aja bisa di hitung dengan jari lima 🤣
dan buatlah niko tuk tinggal bersama dengan pak asiana thorr 🙏✌
semoga Niko dan Ummu tidak seperti ke dua orang tua nya ...
semangaatt Niko ....💪💪💪
kalo Fadilah dari bayi ,ibu Amrita sudah tidak ada ...
berharap surlin segra tau kebenarannya tentang isi hatinya ibunya niko 🙏✌