NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Malam itu, Nesya merasa gelisah dan tak enak tidur, dia pun memutuskan untuk duduk di tepi jendela kaca menara tersebut. Pikirannya melayang ke rumah besar yang baru saja ia kunjungi, perihal Rosaline yang mulai hangat kepada dirinya lalu kemudian mendengar suatu hal yang mengerikan di lantai dua rumah tersebut.

Nesya menyugar rambut tebalnya ke arah belakang kepala, helaian rambut panjang itu pun saling berjatuhan ke sisi kepala Nesya dengan lembut.

“Sebenarnya ada apa dengan keluarga mereka? Apa benar Ayah Baskara telah menyuruh lelaki bernama Arjun itu untuk menghabisi nyawa Kak Erwin? Padahal Kak Erwin adalah putra tirinya sendiri, aku jadi penasaran pada Arjun itu.”

Di sela kebingungan itu, Nesya teringat kembali pada reaksi Evan saat dirinya memberitahukan perihal perbuatan Baskara dan Arjun sebagai dalang dari kematian Erwin.

“Cih, bukannya berterima kasih karena aku telah memberikan petunjuk, dia malah bersikukuh kalau Kak Narra lah pelakunya.”

Huuffthh..

Nesya mengangkat wajahnya keatas bersamaan dengan menghela napas lelah, tepat pada pukul dua belas malam itu akhirnya dia memutuskan untuk tidur.

***

Satu minggu telah berlalu, Nesya masih berada di villa menempati menara tersebut dan malah membuatnya terbiasa. Dirinya pun sudah menjadi akrab dengan Lisa, namun beberapa hari belakangan Nesya tak pernah melihat Kiki datang ke menaranya. Biasanya setiap hari ada saja yang wanita itu sampaikan kepada dirinya, meski selalu berujung membuat Nesya kesal.

“Kopi Anda, Nyonya.”

Siang itu setelah makan siang, Lisa datang mengantarkan segelas kopi yang Nesya pesan, dia memang gemar meminum kopi sejak lama dan itu juga kegemaran dari sahabatnya, Sifa.

“Terima kasih, Lisa.”

Lisa menundukkan kepalanya setelah meletakkan segelas kopi tersebut diatas meja dan Nesya duduk di atas sofa. Ketika Lisa akan beranjak, dia di cegah oleh Nesya.

“Tunggu, Lisa.”

Lisa pun menghentikan langkahnya dan kembali berbalik menghadap Nesya. “Ada perlu lagi, Nyonya?” Tanyanya.

“Euh, aku jarang melihat Kiki, dimana dia?” Daripada penasaran, lebih baik Nesya bertanya saja.

Lisa tersenyum lalu menjawab. “Kak Kiki ada di villa, Nyonya. Dia sedang sakit sehingga hanya sering berada di kamarnya saja.”

Nesya diam sejenak, ingatan satu minggu yang lalu kembali muncul ketika dia mendapati wajah Kiki yang seperti habis di tampar.

“Sejak kapan dia sakit?” Tanya Nesya lagi.

“Sudah lima hari ini, Nyonya,” jawab Lisa.

“Jadi dia sudah sakit selama lima hari? Apa karena terkena tamparan di pipinya sehingga membuatnya sakit? Ah lucu sekali.” Nesya berbicara di dalam hati.

“Euh, bolehkah aku jalan-jalan ke villa, Lisa?” Tiba-tiba Nesya ingin pergi ke villa, dia juga ingin melihat keadaan Kiki dan juga mencari ponselnya di kamar Evan.

“Tentu saja boleh, Nyonya. Anda ini lucu sekali, masa ingin masuk ke villa sendiri harus izin dahulu, hehehe,” jawab Lisa berkelakar membuat Nesya tersenyum.

Berbicara tentang Evan, sudah satu minggu ini juga lelaki itu tak tampak batang hidungnya. Tidak juga berada di villa apalagi datang menemui Nesya di menara. Baik Lisa pun sama sekali tak mendapatkan perintah apapun dari tuan muda tersebut tentang apa yang harus dia lakukan untuk Nesya. Bahkan Nesya pernah menanyakan keberadaan sang suami kepada Lisa, dan jawaban Lisa pun sama dengan pertanyaan Nesya, karena dirinya juga tidak tahu.

***

Di perusahaan, Evan tengah sibuk dengan pekerjaannya, selama satu minggu ini dirinya memilih untuk tidak pulang ke villa maupun pulang ke rumah besar di kediaman orang tuanya.

Selama satu minggu itu juga pikiran Evan sedang bercampur aduk, pernyataan Nesya di malam terakhir mereka bertemu saat itu menarik benang merah atas misteri kematian sang kakak, Erwin. Selain itu, dia juga terus kepikiran akan permintaan Nesya untuk melepaskan dirinya dari pernikahan tersebut, Evan merasa dirinya tak harus mencegah keinginan Nesya sebab istrinya itu memang tak bersalah sama sekali, namun untuk Narra masih ada sesuatu yang belum bisa Evan anggap tak ada hubungannya dengan kejadian naas yang menimpa Erwin. Dan dari semua itu ada sedikit rasa tak rela untuk melepaskan istri kecilnya tersebut.

“Melamum lagi?”

Farrel datang dari arah luar ruang kerja Evan dan menegur sang boss yang sedang duduk berpangku tangan di meja kerjanya dengan tatapan yang menerawang.

Evan tau Farrel tengah meledek dirinya, namun dia sama sekali tak terpengaruh. “Bagaimana penyelidikanmu?” dia lebih tertarik pada tugas yang dia berikan pada Farrel.

Sambil berdecih, Farrel meletakkan sebuah map di atas meja kerja Evan. “Semuanya memang mengarah pada Paman Baskara, dan pelakunya juga mengarah pada Arjun. Pantas saja sejak lama kita sudah menyelidiki Arjun dan selalu menemui kesulitan, ternyata ada orang di baliknya yang terus menghalangi kita.”

Evan meraih map tersebut lalu membuka isinya, terdapat dua lembar kertas berisi laporan dan juga tiga buah foto cctv di bagian depan villa milik keluarga mereka di kota Bali. Tampak sosok Arjun tertangkap kamera dan beberapa orang lelaki yang Evan duga merupakan komplotannya berada di sekitar villa tersebut.

“Sayang sekali rekaman cctv di hari itu sudah tidak lengkap, sepertinya mereka memang menghabisi Kak Erwin di bagian luar villa yang tidak terdapat kamera cctv nya,” terang Farrel.

“Ya, ini saja tidaklah cukup untuk menjadi bukti, Arjun bisa saja mengelak saat di mintai keterangan dengan alibi bahwa dirinya hanya kebetulan lewat di area sana,” ucap Evan, sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya.

“Kamu benar, apa perintahmu selanjutnya? Haruskah kita pakai kekerasan saja pada Arjun? Dia bukanlah siapa-siapa, bisnisnya masih jauh berada dibawah kita.” Farrel berujar dengan raut amarah, dia juga tahu siapa Arjun itu, dia adalah musuh bebuyutan dari mendiang Erwin di dunia bisnis.

“Kita tak bisa bertindak sembrono jika ada Ayah di belakang Arjun,” ucap Evan, sambil memijit kedua kening tebalnya.

Evan terdiam lagi membayangkan wajah Baskara, sosok lelaki yang telah menikahi Rosaline semenjak dia dan Erwin masih duduk di sekolah dasar. Dua tahun pasca kepergian sang ayah kandung untuk selamanya dari dunia ini, Rosaline datang memperkenalkan seorang lelaki kepada Evan dan Erwin. Tanpa bisa mereka cegah atau pun sekedar menolak, dua insan yang sedang di mabuk cinta itu pun melangsungkan pernikahan. Baskara menjalankan perannya dengan sangat baik, bahkan lebih dari kata baik. Namun yang sedikit aneh, Rosaline yang bekerja di perusahaan dan Baskara lah yang bertugas mengurus mereka berdua dirumah sampai harus bolak balik mengantarkan Evan dan Erwin ke sekolah. Ketika menginjak usia remaja, Evan pernah bertanya kepada Rosaline mengapa ibunya sibuk bekerja sedangkan Baskara hanya di rumah saja, dan sang ibu menjawab dengan tersenyum bahwa perusahaan adalah milik anak-anaknya sehingga Baskara tidak bisa memimpin perusahaan peninggalan dari suami pertamanya itu.

“Cepatlah besar, agar kalian bisa memimpin perusahaan dan ibu bisa beristirahat dirumah.” Perkataan Rosaline kala itu kembali terngiang diingatan Evan.

Evan mengernyitkan kedua alisnya seperti tengah berpikir keras dan mengusik Farrel yang sejak tadi memperhatikan dirinya.

“Ada apa?” Tanya Farrel.

“Periksa riwayat kesehatan Ayah, aku lupa sudah sejak kapan tapi Ayah terlihat beberapa kali mendatangi rumah sakit entah untuk apa,” tukas Evan, sepertinya dia sedang mencurigai sesuatu.

Meski bingung pada perintah itu, namun Farrel tetap menyanggupinya, bisa apalagi jika boss sudah memberikan perintahnya.

Namun sebelum pergi, Farrel sempat berkata sesuatu. “Sudah satu minggu kamu tinggal di apartemen kecilku, apa tidak bosan? Ada istri dirumah kok di anggurin.”

“Brengsek!”

***

Sore harinya, Nesya memutuskan untuk masuk kedalam villa, langkah kakinya mengarah kebagian belakang yang terdapat dua lantai, disanalah kamar Evan berada. Dia ingat sebab pernah bermalam disana sekali, malam yang penuh debaran dan juga menyakitkan.

Saat menaiki anak tangga, Nesya semakin merasa gugup saja, seperti akan menemui Evan di dalam sana padahal dia tahu kalau suaminya tak berada di villa itu semenjak terakhir mereka bertemu di rumah besar.

Akhirnya Nesya sampai di kamar utama yang menjadi kamar satu-satunya di lantai dua tersebut, perlahan daun pintu pun terbuka olehnya setelah memasukkan anak kunci yang dia dapat dari Lisa.

Figura berisi photo pernikahannya bersama Evan masih bertengger di dinding dengan kokohnya, itu adalah pemandangan pertama yang bisa dia lihat kala memasuki kamar tersebut karena posisinya yang berada di dekat pintu.

Nesya memandanginya sejenak lalu menghela napas pelan. “Sayang sekali pengalaman menikahku malah sepahit ini, hanya dalam waktu singkat dan akan berakhir.” Satu tangannya terangkat untuk meraba bagian tengah figura tersebut, ada harapan kecil yang tersirat di hati Nesya bahwa dia juga menginginkan pernikahan yang benar-benar asli, bukan atas suatu tujuan yang hanya akan merugikan dirinya semata.

Tanpa dia sangka, Nesya malah menitikkan air matanya, hal itu membuatnya merasa heran apalagi ketika melihat wajah tampan Evan dengan setelan jas pengantin berdiri gagah bersanding dengan dirinya, hati kecil Nesya berkata untuk ingin menetap menjadi istri Evan.

“Hah, jangan bodoh, Nes. Sebaiknya pikirkan masa depanmu saja, cari ponselmu di dalam kamar ini lalu hubungi Ibu.” Nesya mencoba menguatkan dirinya dan mulai berkeliling kamar untuk mencari keberadaan ponselnya, dan ternyata sebuah tas yang tergeletak di atas meja nakas menarik perhatiannya.

Nesya segera menyambar tas lusuh yang ia kenali tersebut, dengan cepat merogoh isinya dan dia berhasil menemukan ponselnya.

“Astaga ternyata aku memang membawa ponsel!” Senang bukan main hati Nesya saat itu, meski dia masih tak ingat kapan pernah membawa tas tersebut. Karena saat hari pernikahan ia meninggalkan semuanya di dalam kamar hotel, Nesya memang tak tahu kalau sebenarnya Narra lah yang menyelipkan tas tersebut saat pernah mendatangi villa untuk menemui dirinya.

Ponsel itu dalam keadaan mati karena kehabisan daya, beruntung didalam tasnya juga terdapat pengisi daya, segera Nesya menghubungkan ponselnya dengan benda tersebut dan menyalakan ponsel bututnya tersebut. Begitu menyala, deretan pesan dan notifikasi panggilan telepon langsung menyerbu sampai-sampai membuat aktivitas ponselnya tersendat.

“Ini pasti Sifa, mengirim pesan sampai ponselku macet begini.” Nesya bergumam sambil tertawa kecil ketika mengingat wajah sang sahabat, seketika itu rasa rindu menguap di dadanya.

Sesaat Nesya ingin bertahan demi mengungkap kebenaran tentang ada atau tidaknya keterlibatan Narra atas kematian Erwin, namun sesaat kemudian rasa rindu yang sangat besar membuatnya ingin sekali berlari menemui ibu dan juga Sifa disana. Di samping itu juga, ada wajah Evan yang terus berputar di pikirannya

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!