Ayu Andira adalah seorang wanita muda yang hidup sederhana. kehidupan Nya yang serba kekurangan, membuat Ayu harus terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali. Ayu hidup bersama Ibu tirinya dan kedua saudara tirinya. Ibu tirinya Aminah sangat jahat terhadap Ayu, begitu juga dengan kedua saudara tirinya Rina dan Rini. Mereka sangat iri dan dengki terhadap Ayu, karena Ayu memiliki wajah yang sangat cantik dan keibuan. Ayu gadis yang lembut, berbeda dengan Rina dan Rini.
Suatu hari Ayu tak sengaja menabrak seorang Kakek tua sehingga Kakek tua itu terjatuh. Ayu meminta maaf namun Kakek itu meminta Ayu untuk menikah dengan cucunya Arya Pratama.
Apakah Ayu mau menerima permintaan Kakek tua itu ? dan bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanju Liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Keteguhan hati Ayu
Seminggu setelah menikah, tak ada yang berubah di kamar itu, masih sama seperti pertama menikah, tidur berpisah dalam satu kamar. Lama kelamaan punggung Arya terasa pegal karena setiap malam harus tidur di atas sofa, bukan keinginan Ayu, melainkan keinginan nya sendiri. sunyi senyap terasa di kamar itu, tak ada satupun yang membuka percakapan terlebih dahulu. malam yang gelap, semakin membuat ketegangan diantara keduanya. Pelan-pelan Ayu ingin membuka pembicaraan agar mengurangi rasa tegangnya, di saat mereka berada di kamar yang sama. Ayu berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya yang panjang, lurus, dan hitam legam. sorot mata yang tajam nampak begitu jelas dari pantulan cermin ketika Arya memandang Ayu, yang sedang berdandan di depan cermin . Ayu tau Arya sedang memperhatikannya, oleh sebab itu ia mulai membuka pembicaraan terlebih dahulu.
" mas Arya, kenapa kamu melihat ku seperti itu ? " tanyanya sambil menoleh kebelakang.
" siapa yang lihat kamu ? " Arya pun mengelak, padahal dia terkagum - kagum melihat kecantikan Ayu, tapi dia masih gengsi untuk mengutarakan nya.
" aku lihat kok dari cermin " jawabnya polos.
" itu perasaan kamu saja, aku cuma lihat cermin nya kok, kok seperti nya berdebu. Besok harus di bersihkan lagi ! "
" masak sih " jawab Ayu polos sambil mengusap cermin yang ada di depannya, memastikan apakah ada debu yang menempel.
Terlihat sekilas senyum kecil terukir di bibir Arya, ketika melihat istri cantiknya yang begitu polos, sebenarnya dia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Ayu, tapi dia belum sadar sepenuhnya tentang perasaan nya itu .
" mas, gimana tadi di kantor, apakah pekerjaannya lancar? "
" kenapa kamu tanya itu, bukan urusan kamu ! " jawabnya ketus.
" maaf kalau aku salah ngomong " Ayu pun terdiam sesaat .
Arya kembali ingin tidur di atas sofa, tapi badannya terasa sakit, dan Ayu mengerti dengan keadaannya.
" mas, sepertinya badan mas Arya sakit ya? Bagaimana kalau mas Arya tidur di atas kasur aja, biar aku yang di sofa " tawar Ayu.
" gak usah, kalau kamu yang sakit, nanti aku juga yang repot " tolak Arya.
" tapi niatku kan baik mas " terdengar suaranya sedikit bergetar.
" Kamu jangan sok perhatian sama aku, kamu itu cuma seorang istri gak lebih dari itu , hanya status! "
Mendengar kalimat itu, hati Ayu begitu sakit, air mata yang sejak tadi di tahannya, kini mulai satu persatu berlinang membasahi pipinya, memerah karena menahan tangis. Ayu tak menyangka pilihannya untuk menikah bukan berarti hidupnya langsung bahagia, tapi dia harus berjuang lagi untuk memenangkan hati sang suami, ntah itu akan berhasil atau tidak, dengan keteguhan hati yang kuat, Ayu mencoba bersabar dan bertahan sampai tiba waktunya kapan dia harus bertahan atau harus pergi dari kenyataan.
Arya tak menghiraukan Ayu yang terduduk lemas di depan cermin, ia pun keluar menuju balkon, untuk menghirup udara segar, sambil menatap bulan yang bersinar di langit, berharap bisa menerangi hatinya yang sedang kelabu. Tak lama terdengar suara dering handphone yang ada di dalam kamar. Ia pun melihat nama yang tertera di handphone nya, sesaat dia terdiam, sampai yang ke dua kalinya handphone itu berdering, dia langsung mengangkatnya. Buru-buru ia langsung keluar menuju ke balkon . Ayu melihat gerak-gerik suaminya itu, tapi tak ingin tau siapa yang menelepon suaminya di saat malam-malam.
" ada apa kamu menelpon ku ? " bentak nya
" aku kangen kamu Arya! terdengar jelas suara perempuan dari sebrang sana.
" mau apa kamu menelpon ku ? hubungan kita sudah selesai ! dan tak perlu lagi ada yang di bicarakan! "
" dengerin aku dulu Arya . "
" sudah cukup Alyssa, aku muak mendengar suara mu " jawabnya kesal sambil mematikan panggilan telepon.
Ternyata Alyssa yang menelepon nya malam-malam, membuat api amarah itu muncul seketika, ketika nama itu tertera, dan ketika itu juga, Arya mengingat jelas pengkhianatan terbesar oleh sahabat dan kekasihnya itu. Memang Arya tak begitu mencintai Alyssa, tapi dia sangat membenci sebuah pengkhianatan. apalagi di khianati oleh orang-orang terdekatnya. Tio adalah sahabat terbaik Arya, dari sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas ( SMA ), sampai mereka terjun ke dunia bisnis, kemana - mana mereka selalu bersama, namun setelah Arya melihat Tio sedang bermesraan dengan Alyssa di sebuah apartemen milik Alyssa, sejak itulah Arya memutuskan hubungan persahabatan nya dengan Tio, dan memutuskan hubungan pacarannya dengan Alyssa. Hancur semua kepercayaan Arya, sehingga membuat hatinya menjadi batu dan tak mudah untuk percaya dengan orang lain. Itulah sebabnya dia tak ingin membuka hatinya untuk Ayu, karena takut suatu hari nanti Ayu akan sama seperti Alyssa.
