perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VS menjadi CS
Setelah mendapat izin sutopo mengambil motornya yang ada di warung yang ada di samping lapangan pas pintu samping kantor peternakan . namun Hadi langsung di kepung oleh teman teman Sutopo. masih ada 3 orang yang kembali lagi setelah kabur saat ada pak Hamka dan pak Sukismo
" euits, jangan , kita udah damai" Sutopo dengan cepat menghadang
" beneren loe Po?" tanya seorang temannya yang bertubuh tinggi besar
" iya , gw yang salah , maaf yah" ucap Sutopo
" ooh, terus kalian mau kemana?" tanya seorang lagi.
" tadinya gw mau ke rumah Hadi, Kenalin DI, ini adit, ini Diki, dan ini Firman" ucap Sutopo mengenalkan temannya pada Hadi
" gw Hadi, salam kenal" ucap hadi, walau hadi masih SMP tapi badanya sama besarnya malah lebih tinggi dari mereka semua.
" ya udah , kalau gitu kita kerumah Hadi aja main, udah tanggung bolos nich, pulang jam segini pasti di tanyain yang macem macem sama nyokap" ucap Diki.
dengan berboncengan mereka ikut ke rumah Hadi, dengan mengemdarai motor tentu saja hanya 5 menit mereka sudah sampai.
" eh rumah loe di sini?" tanya Firman saat melihat Hadi mengajak mereka masuk komplek asrama Intisari
" iya, tapi mungkin hanya sampai lulus menengah atas" sahut Hadi, hadi masuk ke kamarnya dan mengajak mereka masuk .
" loe sendirian di sini?" tanya Sutopo yang melihat tak ada siapa siapa lagi di sana
" iya, gw sendiri di sini" sahut Hadi sambil mengeluarkan air putih untuk mereka minum.
" kalian mau ngopi apa ngeteh?"tanya Hadi
" kalau ada mah kopi aja" sahut Adit,
hadi mengangguk dan membuatkan kopi untuk mereka berempat,
" kalian beri gula sendiri yah, aku ga tahu selera kalian " ucap hadi sambil meletakan kopi yang sudah di seduhnya di sisinya ada gula di plastik ukuran seprapat kilo.
" tapi maaf kue nya ga da cuma kopi doang" ucap Hadi tak enak hatinya mampu menyuguhkan makanan apapun
" santai aja Di', ucap Diki, sambil mengeluarkan rokok DJI SAM SOE nya, rokok mahal karena harganya 1500 perbungkus sedangkan yang lain hanya 750 perbungkus. seperti rokok surya, gudang garam filter dan djarum super.
" Elo ngekost di sini, ayah loe kemana?" tanya sutopo.
Ayah gw udah ninggal dua tahun yang lalu" sahut Hadi,
"Maaf Di gw ga tahu, kalau ibu loe?" tanya Sutopo lagi
" ga apa apa santai aja Po, ibu nyusul setahun kemudian"jawab hadi sambil menyeruput kopinya
sutopo dan yang lainnya terdiam, ia tak menyangka jika Hadi sebatang kara, sutopo jadi sangat menyesal dia teringat dulu pernah ada pengumuman ayah seorang siswa meninggal karena kecelakaan, dan siswa di minta menyumbang seikhlasnya,
" maafin gw yah," ucap Sutopo
" ga ada yang perlu di maafin Po, santai aja'" sahut hadi
" terus loe sekolah dan makan dari mana?" tanya firman penasaran
" kerja, kalau pagi gw jadi loper koran, siang biasanya gw ikut angkot ngenekin mobil tetangga, atau ikut om Siregar kerja di bengkelnya di jalur dua , kalian kalau mobil dan motor kalian ada kendala kesana saja , nama Bengkelnya Jaya Otomotif" ucap Hadi sambil mempromosikan bengkel Om siregar
Firman yang bertanya tadi terdiam.
"Hadi sudah pulang kau" suara bang Ginting terdengar dari luar
" sudah bang, masuk saja" sahut Hadi
" eh ada tamu rupanya, kau ikut bang Regar ga hari ini, kalau ga ikut abang narik" ucap bang ginting saaat masuk ternyata hadi ada tamu.
" iya bang, ini kenalin, yang in Sutopo, Adit, Diki dan ini Firman, kalau ke bengkel ga tahu bang nanti aku tanya dulu sama Om siregar" jawab Hadi dan mengenalkan temannya.
" ya kau tanyalah, aku ada carteran ke Kotabumi, sepi pulangnya tak ada teman bicara " ucap bang Ginting
" tak perlu bilang, aku sudah dengar, hari ini tak ada kerjaan di bengkel, syukur kau ada kerjaan buat Hadi." tiba tiba suara om siregar terdengar dari luar
" eh om , masuk, " ucap Hadi
" om buru buru, ini uang kerja kau kemarin, aku lupa " Om siregar memberikan uang tiga lembar sepuluh ribuan
" ga salah ngasih om , kok banyak amat?" tanya Hadi karena biasanya untuk mendempul seperti itu, paling hanya 15 ribu atau 20 ribu karena hanya sedikit
" itu bonus dari yang punya mobil, katanya dempulannya halus, jadi kau dan nandar ( bagian pengecatan) di kasih bonus, ya sudah aku mau ke kopri dulu, mau lihat rumah" ucap om Siregar sambil melangkah pergi.
" kau siap siap lah, kita berangkat jam 2 biar tak terlalu malam kita pulang" ucap bang Ginting, sambil berjalan ke kamarnya
" iya bang" sahut Hadi
" hei kenapa kalian bengong?" tegur Hadi saat melihat Sutopo dan yang lainnya bengong menatapnya.
" gw salut sama loe, di usia loe yang lebih muda loe bisa menjalani kehidupan seperti ini dengan tenang ga ngeluh," ucap Sutopo
" apa yang mau di keluhin, ga ada guna Po, yang jelas hidup ini harus di jalani sekeras apapun itu, ngeluh yang ada jiwa kita jadi cengeng" sahut Hadi
setelah berbincang bincang Sutopo berpamitan , agar Hadi bisa beristirahat. karenaia mendengar sendiri nanti akan berangkat ke Kota Bumi .
" kalian hati hati di jalan jangan ngebut" ucap Hadi melepas kepergian Sutopo dan temannya.
" siap komandan" jawab Dikki sambil melajukan motornya.
Hadi membaringkan tubuhnya setekah mereka pulang, tak terasa ia tertidur
dalam mimpinya ia bertemu dengan sang ayah dan ibunya, mereka menatap Hadi dengan senyuman.
" Ayah Ibu, kalian tenang saja di alam sana , aku pasti bisa dan kuat menjalani kehidupan ini" ucap hadi dalam mimpinya, setelah hadi berkata demikian perlahan bayangan ayah dan ibunya memudar. tak lama bayangan lain datang bergantian, bayangan tomo yang mengancam menusuknya dengan pisau, bayangan mak Buyung yang mengatakan dirinya melewati warungnya dengan membawa sepatu, dan terakhir bayangan Yuni anak om regar , namun bayangan yuni tak langsung menghilang , bayangan itu mendekatinya, dan mencumbunya,
" emmph" napas hadi terasa sesak , saat bayangan itu mencumbunya Hadi tersadar namun Yuni ternyata berada di atas tubunya dan sedang menci*m bibirnya dengan ganas. Hadi menyambutnya tanpa sadar, bib*r itu terasa kenyal dan tawar tapi membuat ketagihan.
Teng
teng
teng
Hadi dan Yuni tersentak dan kaget saat mendengar suara mangkuk di tabuh dengan sendok, mereka dengan cepat merapihkan baju mereka
" Baksooo"
" baksooo"
Hadi dan Yuni saling berpandangan ternyata yang menabuh mangkuk tadi tukang bakso keliling yang memakai gerobak, dan memang biasa lewat di sana jam jam segini
" kita beli bakso yuk" ajak Hadi
yuni mengangguk, mereka berdua keluar dari kamar kost
"bang bakso dua, yang satu mie putih saja, jangan pake kecap " Ucap Hadi memesan
" yang satu campur bang tapi jangan pedas," ucap yuni
"siap dek tunggu sebentar" sahut mamang bakso itu
sambil menunggu pesanan Hadi mulai mengobrol ringan bersama yuni