NovelToon NovelToon
Beyond The Realm Of Gods

Beyond The Realm Of Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.

Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.

Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Angin malam masih berembus lembut di tepi danau. Aroma dedaunan basah bercampur dengan hawa darah samar yang mulai menguar di udara. Li Yun berdiri di depan empat pria yang sebelumnya menerornya, pancingan bambu di tangannya masih meneteskan sisa embun.

Namun kali ini, bukan wajah takut yang tampak di parasnya, melainkan… senyum lebar yang sedikit gila.

Langkahnya pelan, tapi tiap hentakan kakinya menimbulkan tekanan aneh di udara.

Lima pria tersisa, dengan Nie Feng di depan mereka, seketika menegang.

“Bo-bos… apa yang harus kita lakukan?” salah satu dari mereka berbisik panik. Tangannya gemetar, bahkan gagang pedang di tangannya hampir terlepas.

Nie Feng mendengus kasar, memaksa dirinya terlihat tenang meski peluh dingin sudah membasahi pelipisnya. “Tenanglah, dasar bodoh. Meskipun dia punya artefak Langit dan Bumi, dia tetap orang biasa. Fakta itu tidak berubah.”

Suara Nie Feng bergetar, tapi gengsinya menahan rasa takut yang mendesak dadanya.

“Kita maju bersama, serang bersamaan! Kepala keluarga pasti senang kalau kita membawa pancingan itu!”

Namun di sisi lain, Li Yun yang mendengarnya hanya bisa terdiam.

Matanya menajam, bibirnya perlahan menurun menjadi garis dingin.

“Orang biasa, ya…” gumamnya pelan. “Kenapa… semua orang di dunia ini suka meremehkan orang lain?”

Udara di sekitar Li Yun berubah.

Senyum lebarnya lenyap—berganti dengan sorot marah yang menekan.

Tanpa aba-aba, Li Yun melesat.

Tanah di bawah kakinya retak kecil saat tubuhnya menghilang dari tempatnya berdiri.

“Teruslah merendahkan orang lain, dasar bajingan!” teriaknya.

“Rasakan jurus kungfuku, dicombo dengan pancingan ini!”

Nie Feng tak sempat bereaksi. Gerakan Li Yun terlalu cepat—terlalu aneh.

"AP-"

Satu kibasan pancingan menghantam wajahnya, dan pandangannya seketika menjadi putih.

BAAAAM!

Tubuh Nie Feng terpental jauh, menghantam batang pohon hingga hancur, sementara rohnya terlempar keluar seolah ditarik paksa.

Seketika tiga pria lain menatap ngeri.

“A-apa yang barusan terjadi!?”

Li Yun menatap mereka, napasnya memburu—bukan karena kelelahan, tapi karena emosi yang membuncah.

“Selanjutnya giliran kalian!”

Seketika tubuhnya kembali bergerak.

Satu pria mencoba menebasnya dari samping—namun pancingan bambu itu berputar sekali di udara, mengenai pelipisnya, dan pria itu langsung ambruk seperti karung beras.

Yang lain berusaha mundur, tapi Li Yun sudah di depan mereka.

“Bacot doang gede! Kultivator apaan kalian ini!”

Setiap kata diiringi pukulan ke arah pantat mereka, keras dan tanpa ampun.

“Reaksi nol besar! Reflek nol besar! Dasar kalian ini, malah lebih mirip orang biasa dibanding denganku!”

Suara plak! plak! plak! menggema di tepi danau, diiringi pekikan kesakitan dan air danau yang bergetar setiap kali pancingan itu menghantam sesuatu.

Roh Nie Feng yang kini melayang di udara menatap dengan ketakutan mendalam.

“Gawat… dia bukan manusia biasa. Ini—ini, dia adalah ahli yang mengasingkan diri! Aku harus memberitahu kepala keluarga…!”

Ia berusaha kabur, namun tiba-tiba Li Yun mengibaskan pancingannya karena merasa ada nyamuk yang lewat di telinganya.

Ngungg..

“Hei, dasar nyamuk sialan! Pergi sana!”

Kibasan itu tampak biasa saja—tapi hempasan anginnya berubah menjadi bilah Qi sejati, membelah udara dengan suara yang melengking.

Roh Nie Feng yang hendak melarikan diri langsung terbelah dua dan menghilang menjadi debu cahaya.

"Bahkan..saat aku menjadi roh pun..tetap tidak dilepaskan.."

Sementara Li Yun hanya menepuk telinganya kesal.

“Ah, akhirnya diam juga tuh nyamuk. Musuh terbesarku sejak dulu sampai sekarang memang ga pernah berubah—nyamuk sialan.”

Namun langit di atasnya retak halus akibat bilah Qi tadi. Garis petir tipis berkelebat di antara awan sebelum perlahan hilang.

Li Yun tidak menyadari apapun—masih menatap pancingannya dengan wajah polos.

Beberapa menit berlalu. Sunyi.

Angin kembali berembus pelan.

Li Yun akhirnya menatap kelima tubuh pria di sekelilingnya.

“Eh… mereka kok gak bangun-bangun ya?” katanya ragu.

Ia jongkok dan menyentuh salah satu tangan mereka—dingin.

“Apakah aku… memukul terlalu keras?” gumamnya canggung.

Matanya turun, menatap bekas pantat yang lebam karena terus dipukul.

Ia menggaruk kepala. “Ya… mungkin sedikit berlebihan…”

Namun kemudian matanya berbinar. “Tapi! Kalau mereka bandit gunung atau semacamnya, artinya mereka punya harta kan?”

Tanpa pikir panjang, Li Yun langsung merogoh tubuh mereka satu per satu.

Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan girang.

“Wahahaha! Benar saja! Mereka punya cincin penyimpanan!”

Li Yun mengangkatnya ke atas kepala seolah menemukan harta karun. “Ini jackpot!”

Ia duduk bersila di tanah dan menatap cincin itu dengan antusias. “Hmm… kalau di novel, cara bukanya tinggal tetesin darah, kan?”

Ia menggigit jarinya sedikit dan meneteskan darah ke cincin itu.

Cahaya lembut menyelimuti jarinya.

Li Yun menahan napas, lalu seketika matanya melebar.

“Wah gila… ada perak, emas, senjata, pil, buku teknik—BANYAK!” serunya.

Namun beberapa detik kemudian ekspresinya berubah datar.

“Sayangnya, aku bukan kultivator…” desahnya pelan.

“Barang-barang ini bagus sih, tapi… buat apa kalau aku gak bisa kultivasi.”

Ia menatap langit, lalu tersenyum tipis.

“Yah, bisa kujual aja besok di kios. Lumayan buat nambah duit.”

Tapi matanya kemudian tertuju pada Mu Qinglan, wanita yang masih terbaring tak sadarkan diri di dekat tepi danau.

Wajahnya pucat, napasnya lemah, dan luka di punggungnya masih mengalirkan darah tipis.

Li Yun menelan ludah. “Gawat, hampir lupa sama yang satu ini.”

Ia berlari kecil ke arah Mu Qinglan dan menatap wajahnya. “Hmm… cantik sih, tapi bawa sial juga.”

Namun kemudian ekspresinya melunak.

“Yah, setidaknya dia masih hidup.”

Ia membuka cincin yang baru didapat, mengeluarkan beberapa botol kecil berisi pil berwarna aneh.

“Sekarang, kalau di novel, biasanya pil penyembuh warnanya hijau muda atau merah muda, bukan?”

Ia memegang satu botol berisi pil ungu terang. “Atau… mungkin ungu juga bisa?”

Tanpa pikir panjang, dia memasukkan pil itu ke mulut Mu Qinglan.

“Semoga aja bukan racun…” gumamnya dengan wajah tegang.

Beberapa saat berlalu.

Tubuh Mu Qinglan mulai mengeluarkan cahaya lembut, luka di punggungnya menutup perlahan, dan warna kulitnya kembali cerah.

Li Yun menghela napas lega, menepuk dadanya.

“Hah… sepertinya itu benar pil penyembuhan. Untungnya aku gak salah kasih. Meski, yah… agak gacha juga sih.”

Ia duduk di sampingnya, menatap langit yang mulai berubah jingga.

Suasana kembali tenang.

Li Yun menghela napas panjang. “Hari ini sangat gila. Aku cuma mau mancing santai, tapi malah melawan lima orang dan ‘menyelamatkan’ wanita misterius. Dunia kultivator benar-benar penuh kejutan.”

1
Kirana
true 😂
Davide David
lanjut thor💪💪💪💪
RDXA: siap laksanakan 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!