NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hehehehe

Happy Reading...

.

.

waktu memang cepat sekali berlalu. Padahal tadi masih pagi lho, eh sekarang sudah malam aja. Besok hari senin lagi. Kenapa ada hari senin sih? Kenapa hari di kalender nggak dibuat sabtu semua? Atau minggu kek?

Nindya, Mila, dan Sania masih berkutat dengan tugasnya. Apalagi di semester 5 ini mereka sering mendapat tugas simulasi atau microteaching. Jadi mereka harus berlatih agar tidak grogi di depan dosen.

Mila sudah melatih dirinya di depan cermin selama satu jam. Sedangkan Sania mencoret-coret RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuatnya.

"Nin, lu nggak latihan buat besok? Besok kita ada Matkul Pendidikan IPA lho. Emangnya kamu dah siap?" tanya Mila.

"Udah, tadi sore aku udah latihan sama mbak Sari. Mbak Sari aku suruh jadi murid." jawab Nindya.

"Hahaha... Mau mau an tu mbak Sari. Kalau sama aku aja dia galak bet kek preman pasar." Sania heran Nindya mampu meluluhkan kekejaman mbak Sari.

"Ya kan mbak Sari itu sohibku." jawab Nindya.

"Halah, dia mau juga karena gak ada kerjaan kek kamu." ejek Mila.

"Enak aja... Aku aduin lho ya. Biar lu dijadiin ayam geprek. Lagian aku tadi sibuk, sibuk banget." Jawab Nindya nggak mau kalah.

"Emangnya sibuk apa? Palingan cuma main Voli. Heran... Main voli cuma jadi cadangan aja masih lu pertahanin." Mulut pedas Mila memang tidak ada obatnya.

Nindya ingin sekali bercerita perihal pertemuannya dengan Denis. Namun kata-kata itu seolah tertahan di mulut Nindya. "Gak papa jadi cadangan, yang penting aku punya hobi. Daripada lu kerjaannya cuma pacaran. Wekkk!" Nindya menjulur-julurkan lidahnya untuk membalas ejekan Mila.

Alis Mila seketika menukik tajam seperti huruf V. "Awas aja lu. Kalau nanti lu punya pacar, lu nggak gua bolehin keluar buat kencan. Kalau perlu gua aduin ke mamak lu!"

"Bodo! Wek wek wek wek! Dasar tukang pacaran!" ejek Nindya terus-terusan.

"Udah-udah, kalian itu selalu aja bertengkar. Mbok ya kayak gua gini. Kalem, anteng, lemah lembut dan soft spoken." kata Sania dengan nada dilembut-lembutin dan mengedip-ngedipkan mata dengan cepat.

"Uuu... Dasar lu minyak goreng! Mau cosplay jadi softener soklin lu!" ejek Mila.

"Hahahaha....softener soklin hahahaha!" Nindya tertawa sambil menunjuk-nunjuk Sania.

"drrrt...drrrt..."

Suara getar HP Nindya membuat Mila dan Sania terkejut. Jantung mereka memompa lebih cepat dari biasanya. Mereka tersentak dan punggung mereka menegak, seperti pegas yang dilepaskan mendadak.

"Suara apa itu? Kayak asing di telingaku." ejek Mila.

"Apaan sih kalian lebay banget!" Nindya merasa sedikit kesal dengan kelakuan kedua sahabatnya.

Nindya membuka HP nya, ternyata itu pesan dari Denis.

Denis: Nindya sedang apa? Sudah makan?

Nindya: sudah

Mila dan Sania penasaran dengan sang pengirim pesan. Mereka langsung melompat ke kasur tempat Nindya berbaring dan menjulurkan kepalanya untuk menengok isi pesan Nindya seperti jerapah yang kepo.

"Siapa Nin? Itu yang mau dikenalin sama kamu?" tanya Sania.

"gua dah ketemuan tadi pagi." jawab Nindya sedikit ragu.

"What the heyy... Lu kok nggak cerita sih?" tanya Mila.

"ya aku malu lah." timpal Nindya.

"Kenapa? Kamu nggak tertarik ya? apa dia lebih jelek dari Robby?" tanya Mila seperti mengintrogasi.

"Ganteng kok. Lebih ganteng dari Robby malah. Dia juga tinggi dan kekar. Tapi nggak tau. Kayak belum srek gitu." jawab Nindya.

"Yaiya lah... Selera lu kan yang tinggi kurus bukan tinggi kekar wkwkwkwk. Kayak siapa Mil? Iya betul Robby." ledek Sania.

"Jangan bawa dia terus napa. Udah move on ni gua." timpal Nindya

"nyenyenyenye....awas kalau lu ngajak balikan! Gua jorokin lu ke sumur belakang musholla kampus. Terus gua tutup, gua tindihin pakek batu. Biar lu nggak bisa keluar." Mulut Mila memang agak-agak serem.

"Terus lu jawab apa tu?" Sania masih saja kepo.

"Nih baca aja!" Nindya menyodorkan HP nya tanpa berpikir panjang.

"Parah lu Nin." Sania berteriak setelah membaca balasan Nindya.

"Mil...gila nih Nindya. Masa di chat 'malam Nindya sedang apa? sudah makan?' e malah cuma dijawab 'sudah' apa ini? Garing banget!" Sania bergidik.

"Terus ini lagi dia chat 'aku seneng deh tadi bisa ketemu kamu hehehe' eh malah dijawab 'hehehe juga' apa itu? Balasan macam apa itu?" tambah Sania.

"Kok aku familiar dengan cara balasan itu ya. Kayak chat siapa gitu? " Mila berpikir keras. Nindya hanya diam merasa dipojokan,

"Ah... itu kayak balesan Robby pas lu chat an kan? Wah.. Lu parah lu." Mila ikut menyalahkan.

"Yakan dia ketawa ya aku ketawa juga lah mil." sanggah Nindya.

"Kok lu jadi niru kebiasaan Robby sih. Ini beda orang Nin." Mila nerocos seperti petasan idul fitri.

"Tapi menurutku itu lucu Mil. Kek, hehehe...hehehe juga. Lucu kan? Masa nggak lucu?" kata Nindya sambil menirukan cara ketawanya.

"Kalau gini terus, kapan kamu punya pengganti Robby Nin. Siapapun juga nggak tahan kalau lu kacangin kek gini." Mila masih dengan mulut petasannya.

"Ck... Iya..iya... kok malah lu yang bawel sih. Denis aja gak kenapa kenapa aku giniin. Nih dia baru aja bales 'kamu lucu ya'. Tu kan dia bilang aku lucu. Kita sefrekuensi." kata Nindya.

"Ye... Itu mah jelas karena dia suka sama kamu. Makanya dia terima-terima aja digituin. Tapi bener kata Mila, kasian Mil anak orang lu kacangin. Masa harus gua ajarin sih. Kayak belum pernah pacaran aja." Sania ikut nerocos kayak petasan selamat tahun baru.

"Iya... Aku tahu itu. Cuma aku belum terlalu tertarik ama dia. Gimana dunk? Perasaan nggak bisa dipaksain kan? Ah... Mending lebih baik aku sendiri dulu aja deh." jawab Nindya.

" Ya terserah kamu aja, kita mah dukung-dukung aja, apapun keputusan elu. Tapi jangan iri kalau liat kita berdua pacaran ehehehh." kata Sania.

"idih... kalian gay apa gimana? Masa cewek sama cewek pacaran. Iyuh banget." kata Nindya bercanda,

.

.

.

Apakah Nindya akhirnya luluh dengan perlakuan Denis? Atau Denis cuma angin lewat?

Tunggu eps selanjutnya ya...

Jangan lupa tinggalin like dan komen kamu ya...

Kamsahamida....love you sekebon...

1
Muslikah
ehem juga
Muslikah
mila heboh banget deh
Muslikah
love you too
Muslikah
jangan remehkan
Muslikah
semangat nindya
Muslikah
kok aku tersindir ya
Muslikah
betul itu
Iyikadin
Anak sd sekarang udah bedaaaa😭
MARDONI
Kesan Mila adalah karakter yang lebih meledak-ledak atau vokal langsung terbentuk😄
MARDONI
Kalimat pembuka ini langsung bikin pembaca paham perjalanan emosinya. Kesan bahwa Nindya berusaha bangkit terasa kuat dan natural.
Burhan_part
ibunya ada ada aja
Muffin🧁
Wah mapan nih haha🫣
Burhan_part
walah walah
Burhan_part
kamu ekstrovert juga nggak
Muffin🧁
Favorite nya sejuta umat sih
Muffin🧁
Kamu cantik mangkannya dia bilang wah 😌
Muffin🧁
Karena mungkin kamu udah lama gak jalan sm cowok?
Fitri Astriah
gpp, proses pendewasaan... karna mungkin juga karna alasan putus g berat kya d selingkuhin
ginevra: benar banget.... itu yang membuat susah move on
total 1 replies
Iyikadin
Hah? ini tuh dia ngasih tau atau nanya ? wkwk
ginevra: hahaha kayaknya salah tanda baca....
total 1 replies
Iyikadin
Ya Allah dibilang ahli kubur
ginevra: emang anjayy tu anak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!