NovelToon NovelToon
Baktiku

Baktiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Mengubah Takdir
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Imam Setianto

seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

"Anaknya haus itu mba, di kasih minum dulu!" Ucap sena menegur ibu muda itu.

"Iya mas, he he he he.... cup, cup, cup!" Jawab ibu muda itu sambil senyum getir.

Seketika mata batin sena menangkap ada sesuatu pada ibu muda itu, dan sena langsung paham pokok permasalahannya.

"Mba tunggu di sini, jangan kemana mana!" Ucap sena kemudian ia masuk mini market SPBU.

"Mba ada susu buat balita usia 1 tahun sekalian botol dotnya?" Tanya sena pada pelayan mini market.

"Ada mas, sebentar saya ambilkan." Jawab pelayan langsung mengambil apa yang ditanyakan sena.

"Ini mas, ada lagi yang mau dibeli?" Tanya pelayan toko.

"Sebentar mba." Jawab sena kemudian mencari air mineral dan roti serta cemilan lainya.

"Sudah mba, di hitung semuanya!" Ucap sena.

"Total 124 ribu mas!" Kata pelayan toko setelah menghitung belanjaan sena.

"Ada air panas buat bikin susu mba?" Tanya sena.

"Ada mas, di pojok sebelah minuman dingin, sini biar saya buatkan, buat anaknya apa?" Ucap pelayan toko dan kemudian membuat susu untuk balita.

Sena yang mendapat pertanyaan seperti itu bingung mau jawab apa.

"Ini mas susunya." Kata pelayan toko.

Sena membayar dan segera kembali ke tempat wanita itu duduk.

"Ini mba susu buat anaknya, ini buat mbanya, ada roti sama cemilan dan air minum." Kata sena sambil memberikan belanjaannya pada wanita tadi.

Wanita itu menatap sena dengan mata berkaca kaca.

"Terimakasih mas." Jawab sang wanita sesunggukan tak bisa lagi menahan kesedihannya.

"Iya sama sama, udah jangan nangis, nanti anaknya ikut nangis lagi." Ucap sena sambil menatap bayi yang sudah anteng sedang meminum susunya dari botol.

"Iya." Jawab sang wanita singkat.

"Sebenarnya mba ini dari mana, mau kemana?" Tanya sena setelah si wanita sudah tenang.

"Saya dari kota M mas, setelah ditalak suami secara tiba tiba dan ga tau apa kesalahan saya, terus saya dan anak saya ini di usir sama mertua tanpa dibekali sepeserpun uang, hanya akta cerai dari pengadilan, niat saya mau pulang ke rumah orang tua, tapi ongkos yang saya punya hanya cukup sampai sini."jawab sang wanita dengan kembali sesunggukan, menceritakan apa yang sedang di alaminya.

Sang bocah masih anteng dengan botol susunya.

"Rumah orang tua mba, maaf mba namanya siapa?" Tanya sena lagi.

"Nama lengkap saya kartika nur cahyani, biasa dipanggil tika, ini intan cahyani, dipanggil intan." Jawab tika.

Lalu terdengar lantunan adzan dari masjid SPBU.

"Mba tika jangan pergi kemana mana, kita bicara lagi nanti, saya mau sholat dulu!" Ucap sena setelah mendengar suara adzan.

"Iya, lagian saya juga mau sholat." Jawab tika.

"Kita gantian sholatnya, biar nanti ada yang jaga intan!" Ucap sena lagi.

"Iya, silahkan kalua mas.......

"Sena!"

"Kalau mas sena mau sholat duluan silahkan!" Kata intan.

Sena hanya jawab dengan anggukan, lalu pergi ke arah masjid.

Setelah sholat sena menghampiri tika dan anaknya, lalu gantian tika ke masjid untuk sholat, sementara sena menggendong intan yang sudah kenyang susu.

Setelah tika sholat mereka duduk lagi di bangku panjang depan mini market.

"Rumah orang tua mba tika dimana?" Tanya sena melanjutkan obrolan.

"Di kota P mas." Jawab tika.

"Kota P! Terus rencananya mba tika tadi mau gimana?" Tanya sena lagi.

"Mau gimana lagi mas, sudah ga ada ongkos, ya niatnya jalan kaki." Jawab tika sambil menunduk.

Sena geleng kepala, merasa iba.

"Wis gini aja, mba tika ikut saya, kebetulan saya juga mau ke kota P, tapi kita beli helm buat mba tika sama jaket tebal buat intan dulu, saya bisa saja kasih ongkos ke mba tika buat naik kendaraan umum sampai rumah, tapi  jujur saya kawatir dengan kondisi mba tika yang lagi kaya gini, takutnya nanti dijalan dimanfaatkan orang yang punya niat ga baik, nanti mba tika tunjukin saja arah jalanya." Ucap sena memutuskan agar tika ikut denanya.

Mendengar penjelasan dari sena tika masih terdiam berfikir.

"Mba tika jangan takut, insyaAllah saya orang baik, cuma mau nolong mba tika." Kata sena lagi.

"Tapi, apa ga merepotkan mas sena, intan kalo lapar suka langsung nangis, nanti mas sena terganggu." Jawab tika.

"Ga bakalan terganggu, kalo intan nangis ya kita berhenti buat bikin susu." Jawab sena.

"Iya, saya ikut, maaf sudah merepotkan mas sena." Ucap intan akhirnya.

Sena mengajak tika ke tempat vespanya terparkir, setelah mesin di nyalakan sena menata ransel tika dan ranselnya di tumpuk di depan, kemudian sena menyuruh tika naik membonceng.

"Maaf ya, naiknya vespa." Ucap sena kemudian menjalankan vespanya perlahan.

Tak begitu jauh dari SPBU ada toko helm, sena menepikan vespanya.

"Mba tika tunggu di sini apa ikut ke dalam?" Tanya sena.

"Di sini aja mas." Jawab tika, sementara intan masih anteng dalam gendongan bundanya.

Sena masuk toko helm, dan ternyata tersedia juga jaket kalep bemacam ukuran.

"Silahkan mas, mau cari apa?" Tanya pelayan toko.

"Aku cari helm buat cewe, dan jaket buat anak umur 1 tahun." Ucap sena.

Pelayan mengambil apa yang dicari sena, helm cewe dengan berbagai model dan jaket kalep anak anak berbagai model juga.

"Aku ambil helm warna hitam ini, dan jaketnya yang ini!" Ucap sena.

"Oke, totalnya 370 ribu." Ucap pelayan toko.

Sena membayar dengan uang 400 ribu, pelayan membungkus jaket dan akan memasukan helm ke kardusnya.

"Kardusnya ditinggal saja mas, aku cuma butuh helmnya." Ucap sena sambil senyum.

Setelah dapat helm dan jaket sena keluar toko, dipakaikan helm ke tika.

"Jaketnya dipake nanti aja mas, takut intan malah kegerahan." Ucap tika.

Sena hanya mengangguk memasukan jaket ke kantong plastik lagi.

Mereka melanjutkan perjalanan ke kota P, sena memacu vespa dengan kecepatan sedang.

Baru separuh perjalanan intan sudah menangis, melihat ada SPBU sena membelokan vespanya untuk istirahat.

"Intan kayaknya haus lagi atau lapar mba?" Tanya sena pada tika.

"Kayaknya lapar mas, biar aku suapi roti saja," jawab tika.

"Ya udah sekalian kita istirahat, lagian ga keburu buru," jawab sena lalu mencari tempat duduk di depan mini market.

"Aku mau beli kopi, mba tika mau sekalian?" Tanya sena lagi.

"Boleh mas," jawab tika.

Sena lalu masuk ke minimarket untuk membeli kopi instant sekalian di seduh.

Setelah membeli kopi sena kembali duduk di meja yang berbeda dengan tika dan intan.

"Ini kopinya mba, maaf aku duduknya agak jauh di situ soalnya mau ngrokok, takut ganggu intan!" Ucap sena setelah meletakan kopi untuk tika dan ia memilih meja lain yang masih kosong untuk merokok.

Setelah dirasa cukup istirahat dan intan pun sudah anteng karena kenyang susu dan roti mereka siap melanjutkan perjalanan.

bagi orang lain yang melihat, sudah pasti mengira bahwa mereka adalah keluarga kecil yang sedang dalam perjalanan.

Sena menjalankan vespanya pelahan, untungnya cuaca cerah jadi perjalanan tidak terhalang hujan.

Saat memasuki perbatasan kota P bertepatan dengan berkumandangnya adzan ashar, sena mencari masjid terdekat untuk sholat dan sekalian istirahat.

Setelah melaksanakan sholat sena dan tika istirahat duduk di teras masjid sambil menemani intan yang ceria bermain.

"Nama desanya apa mba, biar nanti kita langsung kesana?" Tanya iman.

"Maaf mas, panggilnya nama saja, kan saya lebih muda dari mas sena, nama desanya kedungbanteng mas," protes tika sebelum menjawab pertanyaan sena.

"Oke aku panggil nama saja, dari sini masih jauh apa sudah dekat?" Tanya sena lagi.

"Masih jauh mas, di sebelah barat kota!" Jawab tika.

"Ya wis, mumpung masih sore kita lanjutkan perjalanannya, jadi sebelum magrib kamu bisa sampai rumah!" Ucap sena lalu berdiri dan membopong intan jalan ke tempat vespa terparkir, tika mengikuti di belakangnya.

Jam setengah lima mereka sampai di rumah orang tua tika, kebetulan kedua orang tua tika sedang ngobrol santai di teras rumah mereka.

Melihat ada motor vespa masuk ke halaman rumah mereka sedikit bingung dan bertanya dalam hati, siapa gerangan yang datang sore sore.

"Assalamualaikum pak, mak!" Ucap tika yang membopong intan langsung menghampiri dan menyalami  kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam, lho tik, kamu sama siapa, kenapa datang ga kasih kabar!?" Ucap bapaknya tika bingung melihat anaknya datang dengan laki laki lain dan belum pernah ia kenali.

"Kita masuk dulu pak, mak, biar tika jelaskan, masuk dulu mas sena!" Ucap tika mengajak kedua orang tuanya dan sena masuk, Sementara intan telah pindah ke gendongan mbah putrinya.

1
Ilham
BG up nya jangan tangung tangung Noa BG aku lgi enak baca lah gantung bg
Jamrawati Onon
lanjutkan ke selanjutnya LG seru
Aa Mobui
lanjut kang ...bab d perbanyak 🙏🙏🙏🙏🙏
Ilham
lanjut BG aku suka cerita nya bg
Ilham
lanjut BG aku Suko cerita yang beninian bg
Ilham
bg lanjut aku Suko cerita nya bg..lanjut bg
ginevra
ceritanya seru
ginevra
👍👍👍👍👍
Hoa xương rồng
Membuatku terhanyut.
Necesito dormir(눈‸눈)
Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!
Poplar Taneshima
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!