NovelToon NovelToon
Siapa Aku Di Sisimu?

Siapa Aku Di Sisimu?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Shalema

Sepuluh tahun ingatan Kirana terhapus. Saat membuka mata, Kirana mendapati dirinya sudah menikah dengan pria asing yang menyebutnya istri.

Namun, berbeda dengan kisah cinta yang diharapkan, pria itu tampak dingin. Tatapannya kosong, sikapnya kaku, seolah ia hanya beban yang harus dipikul.

Jika benar, Kirana istrinya, mengapa pria itu terlihat begitu jauh? Apakah ada cinta yang hilang bersama ingatannya, atau sejak awal cintanya memang tidak pernah ada.

Di antara kepingan kenangan yang terhapus, Kirana berusaha menemukan kebenaran--- tentang dirinya, tentang pernikahan itu, dan tentang cinta yang mungkin hanya semu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shalema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu tak diundang

"Give me high five, Bu! Kita berhasil!! Terapis Kirana mengangkat tangannya.

Kirana tersenyum bangga. Hari ini, ia baru saja menyelesaikan program fisioterapinya.

"Nanti tinggal berlatih dan diulang saja." lanjut sang terapis.

Bu Wulan menghampiri Kirana. "Lap dulu keringatnya! Minum yang banyak!"

Sudah lebih dari satu bulan ini, Kirana kembali ditemani bu Wulan. Setelah kedatangan bu Tanti, Barra kembali beraktivitas. Ia hanya datang di malam hari ketika Kirana sudah tertidur dan kembali ke kantor setelah Kirana sarapan pagi.

Nyaris tidak ada obrolan di antara keduanya. Barra lebih banyak berbicara dengan bu Wulan.

Kirana mencoba tidak menghiraukan ucapan ibu mertuanya malam itu. Ia tidak mau memaksakan diri mengingat alasan kemarahan Bu Tanti atau kenapa Barra ingin meninggalkannya.

Saat ini, Kirana lebih berfokus pada kesembuhan dirinya. Ia bertekad untuk kembali seperti sebelum kecelakaan. Apalagi jika ia akan berpisah dengan Barra, maka Kirana harus bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Saat akan kembali ke kamar, Kirana melewati beberapa kamar pasien lain. Kirana bisa mendengar beberapa orang mengobrol lalu tertawa bersama. Jam besuk sudah dimulai. Lorong kamar pasien yang biasanya sepi menjadi hangat.

Seringkali, Kirana merasa iri dengan pasien lain. Setiap hari, orang-orang datang untuk menjenguk. Namun, dirinya...

Dari semenjak terbangun dari koma, hanya bu Wulan yang selalu hadir. Itupun karena bu Wulan bekerja pada Barra.

Tidak ada keluarga atau teman yang datang. Tidak ada yang berkunjung ke kamarnya. Hanya rekan kerja suaminya yang sesekali datang. Itu juga karena mereka ada keperluan dengan Barra, bukan untuk menjenguknya.

Kirana bangun dari kursi roda, lalu berjalan sendiri ke arah tempat tidur. Kini, sedikit demi sedikit, Kirana sudah bisa lepas dari bantuan orang lain, termasuk berdiri dan berjalan. Meskipun belum bisa terlalu lama dan jauh, namun Kirana cukup puas dengan kemampuannya.

"Bu Wulan, aku boleh tanya sesuatu?"

Bu Wulan melipat kursi roda lalu menyandarkannya di dinding.

"Mau tanya apa Mba? Jangan yang susah-susah," canda bu Wulan.

Kirana tersenyum. Sekarang ini, sikap bu Wulan sudah sedikit mencair. Meskipun belum bisa dibilang hangat, namun bu Wulan tidak lagi bersikap terlalu kaku dan dingin seperti sebelumnya.

Sesekali bu Wulan akan melontarkan candaan seperti barusan. Atau, entah disadari atau tidak, nada suaranya akan terdengar lembut saat berbicara.

Kirana tidak tahu apa yang menyebabkan perubahan bu Wulan. Kirana tidak peduli. Yang penting sekarang bu Wulan sudah lebih baik kepadanya. Dan, itu membuat Kirana senang.

"Sejak kapan Ibu mengenalku?" tanya Kirana setelah duduk di kasur.

Bu Wulan diam. Ia tidak merespon karena ingin tahu dulu ke mana arah pembicaraan Kirana.

"Aku hanya ingin tahu Bu... Jawaban Ibu tidak akan membuatku sakit," rayu Kirana memberikan puppy eyes pada bu Wulan.

"Sudah lama... " jawab bu Wulan pelan.

"Lama sejak kapan? Setelah atau sebelum aku menikah dengan Mas Barra?" selidik Kirana lagi.

"Sebelum... "

"Dari sejak kami masih pacaran?"

"Ehem... " bu Wulan berdehem bukannya menjawab.

"Hmm... Bu Wulan tahu, Aku punya teman atau tidak?"

Bu Wulan menghentikan kegiatannya merapikan bekas makanan di meja.

"Saya gak bisa jawab pertanyaan itu. Dokter bilang tidak boleh mengingat terlalu keras."

"Aku bukan ingin mengingat Bu. Seperti yang kubilang tadi, aku hanya ingin tahu," balas Kirana.

Bu Wulan mengela nafas. "Mba Kirana punya teman. Banyak malah."

"O, ya?" mata Kirana berkilat.

Bu Wulan mengangguk singkat.

"Kenapa mereka tidak menjengukku ya, Bu? Apa karena ponselku rusak, jadi mereka tidak bisa menghubungiku? Atau, jangan-jangan karena mereka tidak tahu tentang kecelakaan yang menimpaku. Mereka mencariku tidak ya, Bu?" Kirana menerka-nerka sendiri.

"Saya tidak tahu, Mba."

Bu Wulan bergegas ke dalam kamar mandi seakan tidak mau Kirana bertanya lebih lanjut.

**********

Hujan baru saja turun sore ini. Tetes air turun perlahan di kaca jendela kamar Kirana. Hawa dingin menyeruak menusuk hingga tulang.

Kirana tengah asyik menyelesaikan lukisannya. Peralatan lukis berantakan di overbed table. Bu Wulan seperti biasanya sedang menonton TV.

Bunyi pintu dibuka. Seorang wanita muda masuk. Cantik, tinggi semampai bak foto model papan atas. Rambutnya diikat seadanya namun tidak mempengaruhi penampilannya yang memikat. Dia menggunakan sweater turtleneck warna biru dan skinny jeans warna hitam. Sepatu boot coklat menghiasi kakinya yang jenjang.

Siapa? tanya Kirana dalan hati.

"Mba... Mba Raisa, ngapain ke sini?" mata bu Wulan membesar. Suaranya terdengar gugup.

Raisa... Kirana pernah mendengar nama itu.

Wanita yang disebut Raisa oleh bu Wulan itu mendekati ranjang Kirana.

"Halo, Kirana? Apa kabar?" suaranya sangat lembut.

"Eeh... Baik," jawab Kirana. "Maaf, siapa?" Kirana mengalihkan pandangannya pada bu Wulan.

"Kau tidak mengenaliku?" Raisa duduk dengan anggun di samping Kirana.

"Maaf, aku kehilangan ingatanku karena kecelakaan. Aku tidak bisa mengenali siapa-siapa. Apakah kau temanku?"

Raisa tergelak mendengar pertanyaan Kirana. Meskipun begitu, Raisa masih terlihat anggun. "Apakah aku temanmu? Sekarang, aku betul-betul yakin kalau kau memang kehilangan ingatan."

"Mba Raisa... Maaf, Mas Barra tahu Mba ke sini?" tanya bu Wulan.

Ah! Kirana baru ingat. Mamanya Mas Barra sempat menyebutkan nama itu saat datang ke sini. Apakah dia kenalannya Mas Barra?

"Menurutmu, Apa Mas Barra akan mengijinkanku kalau dia tahu aku akan ke sini?"

Raisa memandang Kirana tajam. "Dia masih saja melindungi wanita ini."

Kirana tidak mengerti. Siapa yang melindungi siapa.

"Kirana, hubungan kita itu complicated. Tapi, kamu itu bagai duri dalam daging. Seharusnya kami sudah bahagia. Seharusnya saat ini kami sudah bersama. Tapi, gara-gara kamu Kirana, Mas Barra memilih... Kenapa kamu harus selamat da--"

"Mba... Mba Raisa sebaiknya pulang saja. Kembali lagi kalau sudah ada Mas Barra." Bu Wulan memotong perkataan Raisa. Ia berdiri di depan Kirana, seakan ingin melindunginya.

"Sekarang, kamu juga melindunginya Bu Wulan? Benarkah? Bukankah kamu juga membencinya sama seperti semua orang?"

"Saya di minta Mas Barra untuk menjaga Mba Kirana, Mba Raisa. Itu yang sedang saya lakukan. Saya minta sekali lagi agar Mba Raisa pulang dan tidak mengganggu Mba Kirana."

Raisa tertawa pelan. "Baiklah, aku pulang." Raisa berbalik berjalan ke arah pintu. Ia berbalik ke arah Kirana sebelum membuka pintu. "Lekas pulih Kirana. Aku yakin kita akan segera bertemu kembali."

Pintu ditutup.

"Siapa, Bu? Apa dia dan Mas Barra?" Mata Kirana berkaca-kaca.

"Mereka kenalan Mba... Iya kenalan. Teman, hehehehe." Bu Wulan tertawa gugup.

"Kalaupun aku tidak percaya. Ibu tidak akan memberiku jawaban yang jujur, 'kan?"

"Sudah Mba, jangan dibahas lagi! Mereka itu teman. Percaya sama saya!"

Kirana merebahkan diri, membelakangi bu Wulan. Firasat Kirana mengatakan Barra dan Raisa bukan teman atau kenalan biasa. Tanpa sadar, air mata jatuh di pipi Kirana.

--Malamnya--

Barra tidak datang ke rumah sakit. Keyakinan Kirana bertambah. Ia tahu Barra sedang bersama Raisa. Hatinya merasakan sesuatu membayangkan suaminya sedang bersama wanita lain. Sesuatu yang membuatnya ingin menangis.

"Mas Barra tidak bisa datang, Mba. Katanya banyak pekerjaan," jelas bu Wulan.

Kirana hanya bisa mengangguk.

Kenapa juga aku harus merasa sedih. Lagipula aku tidak mengerti hubungan seperti apa yang kumiliki dengan Mas Barra, Kirana membesarkan hatinya.

Kirana menarik nafas panjang, lalu mengalihkan perhatian pada layar TV yang disedang ditonton bu Wulan.

"Bu Wulan, ibu kenapa membenciku? Apa aku berbuat salah sama Ibu?" tanya Kirana penasaran.

"Apa Mba?"

"Bu Wulan kenapa membenciku?"

Bu Wulan berbalik menghadap Kirana.

"Ehh, itu. Sudah Mba, gak ada apa-apa," jelas bu Wulan gugup.

Lagi-lagi, Kirana dibiarkan dalam kebingungan.

"Terima kasih, Bu, sudah mau menjagaku walaupun ibu tidak menyukaiku," lirih Kirana.

Bu Wulan tidak bisa berbicara. Ia kembali fokus melihat TV.

1
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
bukan kesempitan, tp kurang bahan 🫣
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
😅 Sepertinya kamu bukan Kirana yang dulu lagi, sampai-sampai lupa cara berdandan
Istri Zhiguang!
Kesempatan nih/Chuckle/
Rosse Roo
Barra lebih suka Kirana yg hilang ingatan, karena jadi wanita yg lembut dan perhatian. mungkin, yg dulu itu acuh dan suka keluar malam yaa.. Barra tidak suka.
Rosse Roo
wahhh, Barra tolongin Kirana. jan ampe masuk lubang hitam lagi gegara sisi si kunti.
Rosse Roo
yaaahhh, udah di tungguin, gak jadi dehhh🤣🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
aah, asem memang kau ya Bara😌😩
Istri Zhiguang!
Gak menggigit nih?/Shy/
Rosse Roo
aah, nanti Kirana terbang loh Bar/Facepalm/
Istri Zhiguang!
Aw, gas lah Kiran! kesempatan ini/Tongue/
Istri Zhiguang!
Bu Wulan ini merusak suasana/Scream/
Istri Zhiguang!
Kenapa sekejap? berjam-jam juga boleh/Chuckle/
sjulerjn29
salfok ya kir🤣
masih penasaran sih backstrory kirana seperti apa? sampe dirinya pun merasa asing..masih ada rahasia yang belum terpecahkan
Sarifah Aini
Barra bikin Kirana gemeteran 😅
Dewi Payang
Semoga hubungan Barra dan Kirana semakin membaik ya ke depannya.
Xlyzy
sulit kir karna ingatan itu tak kunjung kembali jadi kita tidak bisa memastikan nya takut nya di sisi lain kamu cinta sama bara namun di sisi lain kamu benci dia karna suatu alasan
Afriyeni Official
seperti punya siapa bara /Doubt/ ngomong yang jelas /Curse//Facepalm/
Afriyeni Official
Oma mau bantu ingetin, tapi Oma nggak kenal kamu Kirana 🤣
Afriyeni Official
apa itu hobi baru mu mungkin Kirana 🤔
mama Al
karena dia bukan teman yang baik. buktinya kamu seperti ini mereka tidak peduli.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!