Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
" Zea tolonglah cepat rasanya sangat gatal " keluh Axel menggaruk punggung nya .
" Lepas dulu bajunya " kata Zea yang tidak mungkin bisa melihat potongan rambut didalam baju Axel.
" Iya , kamu lepaslah " kata Axel duduk miring menghadap Zea.
Dengan tangan gemetaran Zea melepas satu persatu kancing kemeja Axel dan membantunya melepas baju .
" Garuk Zea, ini benar-benar gatal " pinta Axel memunggungi Zea .
" Tidak ada potongan rambut, mungkin sudah jatuh " ucap Zea menggaruk punggung Axel yang memerah .
" Udah , nanti habis makan langsung mandi biar tidak gatal " ucap Zea memberikan kembali baju Axel.
" Emang mandi bisa menghilangkan gatal?" pertanyaan Axel menatap Zea dengan senyum menggoda nya .
" Kalau gatal dikulit bisa tapi kalau gatal di,"
" Dimana Zea ?" pertanyaan Axel mendekatkan wajah nya pada Zea .
" Emang selain dikulit gatal ada dimana lagi ?" tanya Axel mengangkat sebelah alisnya.
" Tau ahh" kata Zea buang muka males meladeni Axel yang sok polos itu .
" Cepat pakai bajunya agar kita bisa makan " ucap Zea kembali memberikan baju Axel yang masih belum di pakainya.
" Zea begini saja rasanya sangat gerah " kata Axel menolak memakai baju .
" Pakai bajunya " tegas Zea sampai berdiri .
" Zea tapi,"
" Pakai atau tidak boleh makan " ucap Zea yang mana bisa makan kalau menatap Axel yang gantengnya sampai sebadan-badan .
" Kamu lebih kejam dari aku ternyata " kata Axel akhirnya memakai kembali bajunya dengan cepat .
" Kancing kan kemeja nya " kata Zea lagi .
" Aku malas " alasan Axel.
" Daddy, kancing kan cepat " kata Zea buang muka .
" Jika kamu tidak mau mengancingkan yaudah biarkan begini , aku malas " kata Axel .
" Ngeselin ya " Zea mengancingkan kemeja Axel dengan sebal .
" Udah ayo makan " kata Zea mengisi piring dengan makanan dan mereka makan dalam diam namun terasa begitu nikmat.
10 menit kemudian.
" Zea aku boleh nambah ?" tanya Axel menatap Zea yang makan disebelah nya .
" Enggak " jawab Zea tetap fokus makan tanpa menatap Axel .
" Tapi," Axel semakin terdiam begitu Zea menatapnya.
" Hahaha, kenapa malah takut kalau mau nambah yaudah tambah kenapa harus minta izin " tawa Zea untuk pertama kalinya melihat ekspresi takut diwajah Axel .
Mana lucu banget takut nambah makanan!.
" Ya habis ekspresi wajah kamu kayak nggak ikhlas gitu " kata Axel menambah nasi dan lauk kepiring nya .
" Lalu kalau nggak ikhlas kenapa ? Bukankah selama ini Tuan Axel tidak pernah peduli dengan orang lain " sindir Zea .
" Pengecualian untuk kamu " pernyataan Axel .
" Jadi Daddy peduli pada aku ?" pertanyaan Zea .
" Ya tentu saja , kamu adalah istriku bahkan calon ibu dari anak-anakku " pernyataan Axel lagi .
" Ehhhh, anak aja ya bukan anak-anak " ucap Zea merujuk pada ucapan Axel yang mengatakan anak-anak dan itu berarti Zea akan mengandung anak Axel beberapa kali .
Axel menarik nafas berat , dia bisa merasakan walaupun Zea mau bercinta dengan nya tapi itu tidak lebih dari sebuah prosedur untuk hamil saja baginya .
" Bagaimana cara agar aku bisa membuat Zea jatuh cinta padaku " batin Axel .
" Zea jika kamu hamil nanti setelah itu bagaimana?" tanya Axel yang belum menanyakan dan memperjelas semua.
" Ya setelah hamil artinya janji yang mengikat kita udah selesai" ucap Zea yang hanya ingin itu sebagai tujuan utama agar tidak ada yang dirugikan salah satu dari mereka.
" Iya aku tau, tapi bagaimana dengan anak dalam kandungan kamu ?" tanya Axel .
" Ohhhh, jadi Daddy ingin berlepas tanggung jawab?" tanya Zea dengan suara besar sampai Axel kaget mendengarnya.
" Tidak, tidak Zea . Aku sangat menginginkan pewaris " kata Axel mengelus tangan Zea mencoba menenangkan nya .
" Pewaris , anakmu itu perempuan" kata Zea lagi .
" Lalu kalau perempuan kenapa? Dia anakku jadi akan tetap jadi pewarisku tidak ada bedanya anak laki-laki dan perempuan " pernyataan Axel .
" Tapi, mengapa bisa kamu yakin anak ini perempuan?" pertanyaan Axel.
" Karena, karena," Zea terlihat ragu-ragu.
" Zea katakan " ucap Axel .
" Aku sudah mendoakan Daddy punya anak perempuan yang," kata Zea dengan suara kecil .
" Yang apa? Zea kamu telah mengucapkan kata-kata buruk terhadapku?" pertanyaan Axel beruntun.
" Tidak ? Aku hanya mendoakan Daddy punya anak perempuan agar Daddy berubah " ucap Zea yang membuat Axel terdiam lalu perlahan tersenyum.
" Terimakasih Zea , kalau aku menjadi seorang Ayah yang punya putri kecil aku akan berlaku lembut dan sangat menyayangi nya " Axel membayangkan putri kecil yang begitu lucu .
" Tapi karena Daddy udah jahat dan selalu marah-marah padaku jadi aku doakan Daddy punya putri kecil yang suka tantrum dan ngambekan " sambung Zea yang membuat Axel kaget sampai melotot .
" Zea bagaimana bisa kamu berdoa seperti itu, ingat dia bukan hanya anakku tapi anak kamu juga " ucap Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal .
" Ya bagaimana lagi aku sudah terlanjur mengucapkan nya" kata Zea yang sebenarnya juga tidak sengaja mengatakan itu ketika merasa kesal dengan Axel waktu itu .
...........
Tengah malam .
" Daddy kapan aku bisa hamil ?" pertanyaan Zea seusai percintaan mereka.
" Bersabarlah ini kita sedang berusaha " kata Axel merangkul Zea kedalam pelukan nya.
" Kalau tidak hamil dalam sebulan ini bagaimana?" takut Zea .
" Zea jangan begitu pesimis , siapa tau kamu sudah hamil sejak saat pertama kali kita melakukan hubungan " ucap Axel .
" Aku tidak yakin , masa Daddy seperkasa itu ?" ragu Zea .
" Hehhh, kamu jangan coba-coba ya mempertanyakan kejantanan ku . Aku bikin nggak bisa jalan seperti kemarin mau " ucap Axel mendekap Zea dalam pelukan hangat dan menarik selimut.
" Ya jangan Daddy, sakit " kata Zea menusuk-nusuk dada Axel dengan tangannya .
Seiring bersama dan melakukan hubungan membuat mereka perlahan-lahan mulai akrab serta terbiasa dengan kehadiran masing-masing.
" Akkkh, " Zea meremas punggung Axel yang dipegangnya ketika Axel menyatukan tubuh mereka kembali .
" Zea aku jadi kepikiran ucapan mu , jadi aku ingin berusaha lebih ekstra lagi " ucap Axel lalu mencium Zea dengan sensual .
" Tapi aku merasa haus " kata Axel meraih pinggang Zea agar duduk bersamanya dalam posisi menyatu .
" Ti, tidak ada air di dalam kamar " kata Zea yang merasa tidak nyaman duduk berhadapan dengan Axel dalam posisi menyatu seperti ini.
" Kita akan mengambilnya kedapur " Axel melingkarkan kedua kaki Zea di pinggang nya lalu berjalan .
" Tidak Daddy, bagaimana bisa kita keluar kamar dalam posisi seperti ini" Zea merasa canggung dan melingkarkan kedua tangannya dileher Axel yang berjalan .
" Tenanglah tidak ada orang di apartemen ini selain kita berdua " ucap Axel dengan senyum tidak tertebaknya membuka pintu kamar lalu berjalan menuju dapur .
" Daddy " Zea menyembunyikan wajahnya ketika mereka melewati interior yang ada cermin .
Axel mendudukkan Zea diatas meja makan tanpa melepas penyatuan mereka lalu menuang air putih kedalam gelas .
" Zea seperti nya bercinta diatas meja makan lebih nikmat " bisik Axel yang membuat Zea melotot.
ditunggu yaa author udah nggak sabar nii gimana kelanjutannya😁
ditunggu yaa author udah nggak sabar nii sama kelanjutannya