NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#06

"Lho, Des. Ada apa? Kamu kenapa? Wajah mu .... "

"Mbak Desi kenapa, mbak? Kok, datang-datang malah langsung berwajah sedih. Apa yang salah, mbak?" Tidak cukup Nisa bertanya, Hana malah ikut-ikutan melontarkan pertanyaan pada kakak ipar kesayangannya ini.

Tentu saja yang di tanya langsung berusaha untuk menyembunyikan wajah sedih yang sebelumnya ia perlihatkan. Tak lupa, dia gantikan wajah sedih yang sebelumnya terlihat dengan wajah bersalah.

"Aku, baik-baik saja, Ma. Hana. Tidak ada yang terjadi. Semuanya baik-baik saja."

"Jangan bohong, Mbak. Kami kenal mbak Desi sudah cukup lama. Sudah lebih dari tiga tahun pun, mbak. Jadi, kamu cukup tahu seperti apa karakternya mbak."

"Iya, Des. Kami kenal kamu cukup lama. Kami cukup tahu seperti apa dirimu, Nak. Katakan pada mama, Desi! Apa yang sudah terjadi."

Desi tertunduk sedih. Air matanya berlinangan.

"Ma. Tolong jangan lanjutkan wasiatnya Mas Ali. Aku sungguh sangat tidak kuat."

"Apa? Kenapa kamu tiba-tiba bicara begini, Des?" Wajah Nisa berubah seketika.

Taj hanya Nisa, Hana juga merasakan perasaan yang sama. Rasa penasaran, ingin tahu yang sangat kuat. "Iya, mbak. Kenapa tiba-tiba bicara tidak kuat untuk melanjutkan? Bukannya tadi, mbak terlihat baik-baik saja. Lagian, ini bukan soal keinginan untuk menikah lagi 'kan, mbak? Ini soal wasiat yang kak Ali tinggalkan. Kita harus melaksanakan wasiat ini supaya kak Ali di alam sana bisa tenang." Hana bicara seolah dialah yang paling bijak. Dialah yang paling tahu apa yang akan terjadi di alam yang berbeda dengan tempat tinggal mereka saat ini.

Ucapan Hana langsung menjatuhkan air mata buaya yang Desi tahan. Ah, sejujurnya, tidak benar-benar wanita itu tahan. Melainkan, hanya pura-pura saja. Karena memang, sudah niat di hati Desi untuk menumpahkan air mata buayanya di depan mama mertua dan adik iparnya ini.

"Hu hu hu. Mama, Hana. Aku, aku sungguh merasa bersalah. Aku tidak ingin merusak rumah tangganya Afi, Ma. Tidak ingin."

"Apa yang kamu bicarakan, Desi?"

"Mama. Aku tidak sengaja mendengar obrolan Afi dengan Nindi. Mereka bertengkar hebat karena wasiat yang mas Ali tinggalkan. Nindi tidak pernah merestui Afi menikah lagi, Ma. Aku jadi merasa sangat bersalah sekarang," ucap Desi sambil sesenggukan karena masih menangis.

Ucapan Desi tentu saja semakin menaikkan amarah ibu dan anak yang ada di ruangan tersebut. Kekesalan Hana semakin memuncak. Dia genggam tangannya dengan erat.

"Ini wanita benar-benar gak ada habisnya ya. Gak ada bosan-bosannya bikin masalah."

"Iya. Kenapa dulu aku restui Afi menikah dengannya? Hah! Benar-benar sebuah kutukan punya menantu yang tidak berbakti seperti dia. Sudah tidak tahu malu, tidak tahu diri lagi. Benar-benar musibah."

"Iya. Apa sulitnya buat merelakan? Pernikahan ini juga karena wasiatnya kak Ali. Wasiat yang harus dilaksanakan oleh kak Afi. Aku sebagai istri, harusnya dia juga mendukung dong. Bukannya malah membuat kekacauan dengan menjadi penghalang." Kesal Hana semakin menjadi-jadi.

Nisa pun dengan wajah penuh rasa bersalah, langsung meraih tangan Desi untuk dia genggam dengan lembut. Tak lupa, setelah ia genggam, Nisa tepuk-tepukkan pelan tangan wanita tersebut.

"Des, jangan sedih ya, Nak. Jangan pikirkan soal pernikahan kamu dengan Afi. Kalian akan menikah. Kalian harus tetap menikah karena ini adalah wasiat dari almarhum suamimu. Jangan merasa bersalah pada siapapun, Desi. Karena akan lebih bersalah lagi jika kalian tidak bisa menjalankan wasiat ini."

"Tapi, Ma. Aku tidak ingin menikah. Aku tidak ingin merusak rumah tangga adik ipar ku sendiri hanya karena wasiat dari almarhum suamiku. Itu jadi tidak adil untuk kita semua, Ma. Aku merasa, sangat tidak nyaman."

"Desi jangan begitu. Tolong dengarkan apa yang mama katakan. Pernikahan ini harus tetap berlanjut, Des. Karena ini adalah permintaan Ali. Ini wasiat Desi. Wasiat."

Desi pun tidak berucap lagi. Hanya tangisan yang terus dia perlihatkan. Dia tetap menangis sambil menundukkan wajahnya. Di luar dia menangis, tapi dalam hati, dia bahagia.

'Nindi-Nindi. Kamu ingin bersaing dengan aku untuk berebut sesuatu? Tapi sayangnya, kamu terlalu muda untuk mengalahkan diriku. Apa yang aku inginkan, mana mungkin tidak bisa aku dapatkan. Tidak barang, tidak pula orang.' Desi bicara dalam hati dengan penuh kemenangan.

'Huh, rencana awal untuk menjadi istri Afi berjalan dengan baik ternyata. Ini cukup bagus. Walau dia hanya ingin menikah siri sebelumnya, tapi aku yakin, pada akhirnya, aku takut dia tidak punya pilihan untuk tidak menjadikan aku sebagai istri sah. Sungguh kemenangan yang sangat aku harapkan.'

*

"Apa? Menikah siri? Apa kamu tidak punya perasaan, Afi?" Kesal Nisa ketika mendengar penuturan Afi untuk menetapkan rencana pernikahan mereka.

"Iya, kak. Gimana bisa kamu menempatkan mbak Desi sebagai istri siri? Kamu lupa dia siapa?"

"Apa yang kalian bicarakan? Pernikahan ini hanya untuk menjalankan wasiatnya mas Ali, bukan? Jadi, tidak akan ada salahnya jika aku menikah siri dengannya. Yang penting, aku menikah dengannya, bukan?"

"Afi! Kamu juga tahu ini wasiatnya kakak kamu. Tapi kenapa kamu malah melakukannya dengan sepenuh hati? Kau tidak pernah berpikir sedalam apa luka yang akan Desi rasakan nantinya? Menikah siri tidak akan bisa mengikat Desi dengan baik dalam keluarga kita. Apa kamu ingin dia pergi membawa Lena, Fi? Lena adalah satu-satunya darah daging kakak mu."

"Ma. Aku sudah berusaha. Aku sudah membulatkan tekad ku. Untuk tetap menjaga mbak Desi, aku hanya perlu menikah siri dengannya. Dia tidak akan pergi meninggalkan kita. Dia tidak akan-- "

Nisa langsung memegang dadanya. Sepertinya, dia sedikit sulit untuk bernapas. Dadanya terasa sesat secara tiba-tiba akibat ulah anak tengahnya yang tidak ingin menuruti apa yang dia inginkan.

"Afi. Kamu .... "

"Mama."

"Kak, apa yang telah kamu lakukan? Kenapa kamu tega menyakiti mama?"

"Aku tidak berniat-- "

"Kak. Kamu tahu mama tidak bisa di buat emosi. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu malah buat mama begini. Kamu sungguh keterlaluan, kak."

"Ma. Tenanglah, Ma. Semua akan baik-baik saja."

"Hana. Mama ... sungguh tidak sanggup lagi. Mama ... tidak kuat lagi, Han. Tidak kuat lagi. Sangat tidak kuat."

"Ma. Jangan bicara begitu, Ma. Jangan ngomong yang nggak-nggak." Tangis Hana pecah.

Afi pun merasa sangat bersalah. "Maafkan aku, Ma. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti mama."

"Afi. Dunia ini kejam, Nak. Mama tidak bermaksud untuk memaksa kamu melakukan hal yang mama inginkan. Kamu tidak perlu minta maaf. Mama-- " Ucapan Nisa terputus karena sesaat setelah berucap, wanita tua itu langsung kehilangan kesadarannya.

Kakak beradik itupun langsung kelabakan bukan kepalang. Hati sedih bercampur takut mereka rasakan. Tak lupa, dalam hati mereka terus berdoa dengan penuh harap, memohon pada yang maha kuasa agar sang mama masih diberikan waktu untuk bersama dengan mereka.

1
yuni ati
Mantap/Good/
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
Patrick Khan
.kak anin apa nindi si.. typo ya.. 🙏😁😁anindia kadang anin kadang nindi ..
Patrick Khan: ayo up lg aja kak..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!