NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa / Tamat
Popularitas:55.3k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6 Pasti Tidak Mudah.

Namira bersama kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua suaminya sedang melakukan sarapan bersama dan juga ada Yuna yang ikut sarapan.

"Alhmdulillah acara kemarin berjalan dengan lancar, saya sangat mengucapkan terima kasih kepada kamu Farah dan juga kamu Andika," ucap Ahmad.

"Mas tidak perlu mengucapkan terima kasih dan memang sudah sebagai keluarga harus saling tolong-menolong," sahut Andika.

"Bian, Om meminta maaf kepada kamu yang sudah merepotkan kamu untuk semua ini, Om tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikan kamu yang telah menyelamatkan putri kami," sahut Ahmad.

"Tidak perlu berlebihan seperti itu," sahut Bian.

"Namira kamu sekarang sudah menjadi istri Bian. Kamu akan ikut ke Jakarta bersama dengan kami," sahut Farah.

Namira menghentikan makan yang sepertinya sangat berat hati jika dia harus meninggalkan pesantren.

"Namira bukankah Umi sebelumnya sudah mengatakan kepada kamu. Jika sudah menikah maka harus ikut dengan suami," sahut Umi yang sangat tahu apa yang dipikirkan putrinya saat ini.

"Tatapi Umi Namira bukan menikah dengan Mas Ferdi," ucapnya yang membuat Bian menghentikan makannya.

"Namira jangan berbicara seperti itu," tegur Umi melihat langsung ke arah Bian dan bagaimanapun sebagai seorang suami pasti sangat tersinggung dengan perkataan istrinya yang memperjelaskan bukan dia yang diinginkan.

"Namira kita semua tahu pernikahan kamu tidak seharusnya dilaksanakan dengan Bian yang kita juga tahu apa yang membuat alasan pernikahan kamu dibatalkan. Tetapi tetap kamu dan Bian sudah menjadi pasangan suami istri dan kamu harus bisa menjaga perasaan suami kamu. Kalian bukan lagi sepupu," sahut Farah dengan tegas.

"Maaf Tante. Kak Bian maaf," sahut Namira.

"Sudahlah kenapa harus membahas tempat tinggal di saat sarapan seperti ini. Tinggal bersama kami atau Bian tinggal bersama kalian itu sama saja," sahut Andika yang sangat bijak.

"Tapi bagaimanapun seorang istri harus ikut dengan suaminya dan Namira harus ikut bersama kita di Jakarta," sahut Farah.

"Itu sudah pasti," sahut Ahmad yang pasti akan membicarakan itu dengan putrinya terlebih dahulu.

****

Namira yang berada di dalam kamar bersama dengan dua sahabatnya Nayla dan Zahra.

"Kalau ekspresi wajahnya seperti itu yang artinya dia sangat tersinggung dengan apa yang kamu katakan," ucap Zahra.

"Tetapi bukankah memang wajah kalian memang seperti itu, wajahnya sangat dingin dan tidak mudah di tebak," ucap Namira.

"Tetapi tetap saja apa yang keluar dari mulut kamu adalah perbandingan antara calon suami dan suami kamu dan hal itu sangat tidak boleh," sahut Nayla.

"Aku tidak sengaja berbicara seperti itu," jawab Namira.

"Namira untuk ke depannya kamu harus menjaga perasaan suami kamu, aku tahu tidak mudah untuk kamu melupakan Mas Ferdi begitu saja, tetapi kamu sudah menikah yang artinya kamu memiliki tanggung jawab dalam pernikahan itu," ucap Zahra sangat bijak memberi nasehat kepada temannya.

"Tetapi Kak Bian sendiri mengatakan kepadaku jika dia tidak memaksakan pernikahan ini dan juga tidak akan menuntut apapun yang artinya dia juga masih menganggap bahwa kami adik kakak dan hanya pernikahan saja sebagai status. Aku sangat yakin bahwa dia biasa saja kepadaku," ucap Namira.

"Lalu maksud kamu akan membiarkan cara pernikahan seperti itu sampai seterusnya? Namira bagaimanapun pernikahan itu hanya terjadi satu kali seumur hidup dan masa iya rumah tangga kalian seperti itu sampai seumur hidup," sahut Nayla.

"Tapi aku tidak siap dengan pernikahan ini karena bukan Mas Ferdi suaminya," ucap Namira tertunduk.

"Tapi kamu adalah wanita yang mengerti dengan agama, kamu tahu tugas dan kewajiban kamu sebagai seorang istri dan kamu tahu dosa besar jika melanggar semua itu, jadi kembali lagi semua terserah kamu dan bagaimana cara kamu memandang semua ini," sahut Nayla yang membuat Namira terdiam.

***

Karena tidak punya pilihan lain yang akhirnya Namira ikut ke Jakarta bersama suaminya. Namira berada di dalam mobil yang duduk di kursi belakang dengan di sebelahnya ada Bian. Orang tua Bian berada di depan.

Mata Namira menoleh ke arah jendela yang mana kebetulan mereka melewati hotel di mana dia mendapatkan calon suaminya bersama dengan perempuan lain.

Wajah cantik itu terlihat murung dengan penuh kesedihan yang pasti masih tidak percaya bahwa dia tidak jadi menikah dengan Ferdi.

"Kamu mau mampir dulu untuk makan?" tanya Bian yang memang melihat di samping hotel tersebut ada Restaurant.

"Tidak. Kak! Namira hanya mengingat saja tempat itu sebagai tempat yang sangat jahat untuk kehidupan Namira," jawabnya.

"Maksudnya?" tanya Bian.

"Dia bersama wanita itu berbuat zina di sana," jawab Namira yang membuat Bian menghela nafas.

"Lalu kamu akan terus mengingat semua kejadian itu?" tanya Bian.

"Bukankah tidak mudah melupakan seseorang yang seharusnya menikah dengan kita?" Namira bertanya melihat ke arah suaminya.

"Namira kamu bukan anak kecil lagi, kamu sudah dewasa dan memiliki pikiran, lain kali jika berbicara kamu harus menata kalimat dengan baik dan lihat siapa yang kamu ajak berbicara," ucap Bian penuh dengan maksud dari kalimat tersebut.

Lagi dan Lagi Namira tidak menyadari bahwa pria di sampingnya itu bukanlah sepupunya tetapi sudah suaminya dan sangat tidak etis jika Namira harus membicarakan mantan.

"Maaf. Kak!" ucapnya tertunduk.

Bian menghela nafas melihat ke arah depan.

Mungkin saja Farah mendengarkan omongan dari kedua orang tersebut yang memang sama-sama berada di dalam mobil dan walau keduanya berbicara begitu pelan.

Farah melihat dari kaca spion dan melihat ekspresi bagaimana putranya semakin dingin.

"Namira mungkin sangat mencintai pria itu dan bahkan secara tidak sadar sering menyebutkannya, tetapi sangat tidak mungkin hal ini terus dibiarkan, bagaimanapun Namira sudah menikah," batin Farah.

***

Setelah melakukan perjalanan 5 jam yang akhirnya mereka tiba juga di Jakarta. Namira bersama keluarga suaminya turun dari mobil dengan pintu yang dibukakan oleh sopir. Farah memang tidak menggunakan hijab dan hanya di pesantren saja dia menggunakan hijab sebagai sopan santun.

"Namira kamu masih ingat kapan terakhir kali datang ke rumah kami?" tanya Farah yang membuat Namira menganggukkan kepala dengan tersenyum, kepalanya berkeliling melihat rumah tersebut sepertinya tidak ada perbedaan dan melihat taman bagaimana dia yang bermain bersama Bian dan juga Kakak laki-lakinya memang tidak bisa hadir di hari pernikahannya karena sedang berada di Kairo.

"Tidak ada yang berubah Tante. Namira merindukan suasana tempat ini," jawabnya.

"Kamu dulu terakhir kali datang masih sangat kecil lah kalau Tante tidak salah usia kamu 8 tahun dan waktu sangat cepat sekali berjalan sekarang kamu sudah sangat dewasa datang ke rumah ini sebagai menantu kami," ucap Farah yang membuat Namira mengganggukan kepala.

"Kalau begitu sekarang kita masuk!" ajak Andika.

"Pak tolong keluarkan semua koper-koper di dalam Bagasi," ucap Farah yang membuat sopir menganggukkan kepala dan akhirnya mereka memasuki rumah.

Kepala Namira berkeliling melihat bagaimana rumah itu yang memang tidak ada bedanya sewaktu dulu dia datang ke tempat itu yang penuh dengan kenangan.

Namira bersama kedua orang tuanya sejak kecil memang tinggal di Jakarta. Tetapi pesantren semakin besar yang akhirnya membuat mereka pindah dan Namira juga menuntut ilmu agama yang membuatnya tidak memiliki waktu untuk ke Jakarta.

"Saya harus ke kantor sebentar karena ada hal penting yang harus diurus," ucap Bian mencium punggung tangan Farah dan juga Andika yang langsung berpamitan pergi.

Bersambung....

1
🌷💚SITI.R💚🌷
baru baca lg
Angga Gati
❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍👍👍👍👍
Teh Euis Tea
wahhh tamat dan happy ending, makasih thor atas ceritanya yg luar biasa ada gemesnya, aku jg terbawa baper sm emosi sm namira pojoknya ceritanya keren
sehat selalu untuk othor
aku sudah baca novel othor baru
Teh Euis Tea
alhamdulilah nayra sudah ada jodohnya dan persahabatan mereka tetap terjalin, saling memaafkan, semoga bersahabatan mereka langeng punya anak sama2
Teh Euis Tea
syukurlah klu zahra udah ga panik lg, sudah iklas karna si ferdi jg sudah meninggal jd ga usah takut lg
Teh Euis Tea
innalilahiwainnailaihirojiun, turut berduka cita, ferdi yg tenang ya disana skrng aku jg sudah lega km punya anak wlu anak itu lahir karna kebodohanmu
Teh Euis Tea
si ferdy di bikin meninggal aj dari pd menganggu zahra sm rafa trs
zahra sudahi traumamu, kasihan suamimu beri dia hakmu sebagai suami dgn berhak nafkah bathin darimu
Teh Euis Tea
othor sayang, namanya suka ketuker tuker ya, ada beberapa dialog yg ketukar nama
Rieya Yanie
zahra harusnya diajak ke psikolog biar traumanya hilang
Endang 💖
udahlah pulangkan aja nayra tu ke tmpat orang tua nya tingkahnya udh kelewatan batas
Teh Euis Tea
nah hrs di bongkar semua bian, biar si nayra kapok
Oma Gavin
nah bener itu bian kuliti nayra didepan keluarga nya biar tau rasa dasar pelakor berkedok muslimah iri hati kok dipelihara bukannya tobat minta maaf malah sengaja jadi kompor buat pernikahan namira dan bian ricuh dan kamu dgn bangga nya akan nyusul sebagai penengah sambil menyelam mau bunuh namira sayang nya bian tetap kekeh mencintai Namira, sadar ngga loe pelakor malu tau ditolak mentah-mentah
Nifatul Masruro Hikari Masaru
kok nama pemeran sering ketukar ya
Endang 💖
aduh baik bgt Ilham,
Oma Gavin
bisa ngga nayra dijodohkan sama ferdi saja dua orang dgn kelakuan yg sama, gedeg banget lihat kelakuan nayra kok bisa namira dan zahra punya sahabat yg iri hati nya kelihatan banget
Teh Euis Tea
ilham suami yg sangat sabar dan mencintaimu zahra udahlah tutup masa lalumu hilangkan masa lalumu perlahan km pasti bisa zahra
nayra ngapain km nanya namira datang sm bian ga sopan bgt km
Teh Euis Tea
zahra jujur sm ilham biar ilham cari solusinya jgn biarkan ferdi menganggumu lg
Teh Euis Tea
mudah2an namira hamil ya kali ini
duhhh jgn sampe rafa anaknya ferdy ga iklas bgt klu sampe itu terjadi
Oma Gavin
feeling ku nayra tetap akan nekat selalu mendatangi bian di kantor tanpa sepengetahuan namira, tinggal nanti bian jujur tidak sama namira dan berani tegas mengusir nayra
Teh Euis Tea
nayra ya ampun ko km jd begitu sih ga tau malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!