Pembalasan Istri Yang Dianggap Bodoh (Skenario Istri)

Orang di hadapan Alvaro menunduk memberi hormat, “Tuan muda, ada pesan dari Tuan besar.“

Alvaro memutar bola matanya malas, dia berbalik masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa kecil. Orang utusan dari Ayah Alvaro mengikuti masuk namun dia hanya berdiri dengan posisi tubuh sedikit merendah.

“Katakan! Apa pesan nya!?“

“Tuan besar bilang, apa Anda sudah mulai bertindak sesuai perintah Tuan? Sepertinya semalam Anda bersama wanita itu, bukan?“

Alvaro terdiam, dia menimang apa yang harus ia katakan. Ia tahu, gerak-gerik nya selalu dipantau oleh sang Ayah.

“Katakan pada Daddy, aku berhasil mendekati Grace. Tunggu kabar selanjutnya, jangan bertindak apapun untuk saat ini. Biarkan aku melakukan nya sendiri tanpa ada campur tangan Daddy.“

“Baik, Tuan muda. Ada lagi yang ingin disampaikan lagi pada Tuan besar?“

“Jangan sentuh Grace, aku tak ingin dia curiga.“

Alvaro bicara dengan tegas tanpa keraguan, bahkan wajahnya begitu serius. Sang utusan melihat Tuan muda nya tak berbohong lalu mengangguk patuh. “Saya pergi, Tuan muda.“

Suruhan itu keluar dari rumah Alvaro lalu pergi.

Alvaro menghembuskan nafasnya yang sempat ia tahan, dia harus berhati-hati kalau tidak ingin sesuatu yang tidak dia inginkan terjadi.

•

•

•

Sementara Grace terus kepikiran tentang Alvaro, dia menatap nomer ponsel laki-laki yang lebih muda darinya itu. Ia masih ragu untuk menghubungi, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tak beres. Namun itu hanya sebuah insting, dia tak bisa melalaikan kewajiban nya bertanggung jawab pada Alvaro sesuai janjinya.

Akhirnya Grace mengirim pesan pada Alvaro untuk bertemu di apartemen milik wanita itu, apartemen hadiah ulang tahun dari Kai saat ia berulang tahun yang 26 tahun beberapa bulan lalu.

[ Ini aku, Grace. Wanita yang semalam bersama mu! Temui aku di alamat yang aku kirim, pukul 2 siang ini ]

Tak lama ada balasan chat dari Alvaro. [ Oke, kakak cantik! ]

Grace sedang berendam di bathtub, dia menyegarkan tubuhnya sebelum pergi ke perusahaan untuk mengecek pekerjaan. Jabatan nya di perusahaan Kai adalah wakil CEO, dia bekerja di perusahaan Kakak tirinya ketimbang di perusahaan sang Ayah tiri. Ia berusaha mengalah pada Leoni dan tak ingin saling berebut warisan, Kai selalu meminta Grace untuk lebih pengertian pada Leoni.

Grace tahu, meskipun Kai terlihat lebih menyayangi nya namun Kai juga sangat sayang pada Leoni. Hanya saja, cara Kai menyayangi Leoni berbeda dengan cara Kai menyayangi dia. Leoni terlalu dimanja sang Ayah sehingga Kai tidak suka sifat Leoni yang tidak dewasa, sementara Grace sudah bisa diandalkan karena mampu bekerja dengan baik membantu Kai di perusahaan. Sedangkan Leoni hanya tau hidup bersenang-senang bersama teman-teman nya dari kalangan elit dan menghamburkan uang.

Tok tok tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi nya, Grace menoleh ke arah pintu. “Aku masih mandi!"

“Ini aku, Ayana!“

“Buka saja, nggak dikunci!“

Ayana membuka pintu lalu melangkah masuk, dia menatap cemas ke arah Grace yang malah terlihat baik-baik saja berendam di bathtub.

“Kau menakuti ku! Aku mencemaskan mu semalam!“

Grace tersenyum, “Untuk apa kau mencemaskan ku, aku bukan anak kecil! Tadi saat aku pulang, telingaku panas dimarahi Mama. Untung saja Papa menghentikan kemarahan Mama, kalau tidak... sampai berjam-jam aku akan terus diceramahi Mama.“

“Ck! Itu tandanya, Mama Dania sangat mengkhawatirkan dan menyayangi mu! Kau yang salah, menghilang setelah pergi dengan Darius. Orang tuamu menelepon Bang Kai pagi tadi, lalu tak lama kakakmu mendengar rumah penyekaapan Mona diserang jadi dia mencoba menelepon mu. Saat kau nggak angkat telepon, Bang Kai langsung menemui Darius.“

“Apa?! Diserang? Lalu Mona?!“

“Dia hilang, ada yang membawanya. Abang bilang, orang-orang ini sangat teliti dalam bekerja jadi tidak meninggalkan jejak. Kewaspadaan mereka sangat hebat dalam menghindari kesalahan.“

“Brengseeekk!!!" Grace memukul tepian bathtub dengan kepalan tangannya.

“Kata kakakmu, kita harus berhati-hati. Bisa jadi Mona akan membalas dendam, apalagi orang-orang yang membawa Mona seseorang yang mempunyai power besar!“

Grace memejamkan matanya dengan amarah bergejolak, harusnya sejak awal dia membunuuh Mona dengan tangannya sendiri.

“Kamu harus bawa pengawal kemana-mana, kakak mu juga memberiku lima bodyguard. Bukankah itu terlalu berlebihan?“

Grace terkekeh, “Kakak ku sudah bertekuk lutut padamu! Selamat Ay, aku menjamin dengan nyawaku sendiri jika kakakku akan menjadi suami terbaik mu. Kau akan menjadi ratu di sepanjang pernikahan mu... aku pun akan selalu mendoakan mu.“

Ayana terharu, dia berjongkok lalu memeluk tubuh Grace yang basah. Ujung-ujungnya mereka tertawa dan malah bermain air sampai akhirnya Ayana ikut berendam karena pakaian nya pun basah.

Sekitar pukul 2 siang, sesuai janji Grace pergi ke apartemen miliknya. Disana perabotan sangat lengkap, itu adalah rumah lain Grace saat ia sedang ingin menyendiri.

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai apartemen Grace, wanita itu berjalan ke arah unit apartemen nya. Setelah kunci otomatis terbuka, Grace masuk dengan menenteng kantong belanjaan. Dia ingin memasak dan saat nanti Alvaro datang mereka akan makan bersama.

Ting tong!

Bel apartemen berbunyi, sesuai dugaan Grace ketika ia membuka pintu yang datang adalah Alvaro. Mata Grace terpesona melihat penampilan manly Alvaro, tidak terlihat berantakan seperti malam tadi dan lebih terlihat menjadi sosok pria yang bisa diandalkan, bertanggung jawab dan tangguh.

“Hai, cantik! I'm coming! Apa kau merindukan ku?“ Alvaro langsung maju lalu menarik pinggang ramping Grace, tanpa aba-aba Alvaro langsung mengecup bibir Grace mencium bibir wanita itu dengan lembut namun menuntut.