NovelToon NovelToon
Cursed Cancer

Cursed Cancer

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kama Bertemu Baron

Matahari sore itu tak banyak membantu. Cahayanya yang keemasan justru menambah suram suasana di sekitar pintu air yang keruh. Kama sudah mencari saudari kembarnya dari siang, menyusuri setiap jengkal sungai kecil ini, memanggil namanya hingga suaraku serak. "Kalia. Saudari kembarku," batin Kama berbisik, membalas bisikan angin yang lewat di telinganya.

Saat ketiduran di siang hari, Kalia hadir di mimpinya dan mengajak Kama ke sungai ini. Saat Kama terbangun tanpa berpikir panjang dan tanpa memberitahu orangtuanya terlebih dahulu, dia pergi ke sungai yang ditunjuk oleh Kalia di dalam mimpinya. Kama mengandalkan Google Maps untuk mencari keberadaan sungai itu.

Angan Kama kembali ke masa-masa manisnya bersama Kalia. Kalia selalu bisa membujukku dengan senyumannya. Senyumnya yang manis, mata bulatnya yang berbinar, tak pernah bisa kutolak. Dan semalam senyum itu muncul di mimpiku dan terus menghantuiku. Di dalam mimpiku semalam Kalia kembali membujukku ke pintu air yang akan aku tuju ini meskipun aku terus menahan tanganku. Apakah benar kamu ada di sana Kalia, kalau iya, tunggu aku, ya.

Sementara itu, Jenar Ayu dan suaminya yang sudah beberapa Minggu berada di Paris sejak teman kuliah putrinya memberikan kabar bahwa Kalia tidak ada di apartemennya dan tidak masuk kuliah selama seminggu, mereka kini duduk di depan detektif yang Jenar Ayu kenal. Sebagai jaksa yang sangat terkenal, Jenar Ayu memiliki jaringan luas pertemanan dengan para detektif baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Karena tergesa-gesa ingin menemui detektif itu, mereka melupakan Kama. Mereka melihat pintu kamar Kama tertutup jadi mereka berpikir Kama masih tidur di dalam kamar.

"Saya belum menemukan petunjuk apapun. CCTV di sekitar klub malam tempat putri Anda bekerja sebagai penyanyi hanya menampakkan Putri Anda masuk ke sebuah mobil mewah dan lima menit kemudian dia keluar dari mobil mewah itu dan berlari menuju ke perempatan jalan. Dia hilang di sana karena CCTV di sekitar jalan itu mati dan karena saat itu hujan, banyak pemakai jalan yang tidak memperhatikan sekitarnya karena mereka ingin segera pulang sementara beberapa di antaranya sibuk mencari tempat berteduh atau sibuk mencari payung" Detektif lokal yang bernama Hiroko Akira. Akira panggilannya dan Hiroko nama keluarganya. Akira lahir di Jepang, tetapi orangtuanya terpaksa pindah ke Paris karena desakan krisis ekonomi ketika Akira masih berumur tiga tahun.

Jenar Ayu menunduk sedih dan Antares menggenggam tangan istrinya yang ada di atas meja dan setelah mengembuskan napas beratnya, Antares berkata ke Akira, "Putri kami bercita-cita menjadi penyanyi dan kami tidak mengijinkan dia mengambil jurusan seni. Itulah kenapa dia mengambil beasiswa yang diterima Kama, emm, Kama adalah saudari kembarnya Kalia. Kalia pergi ke Paris dengan passport dan kartu identitasnya Kama. Kalia yang pergi ke Paris bukan Kama. Padahal Kalia tidak menyukai semua hal yang berbau hukum. Entahlah apa dia bisa mengikuti perkuliahan di sini selama beberapa bulan ini" Suara Antares mulai serak menahan airmata. Antares menoleh ke istrinya saat istrinya mengusap bahunya.

Jenar Ayu kemudian menatap Akira saat suaminya menunduk dan mengusap kedua matanya. "Kalia yang kita cari selama ini karena sejak kami menerima telepon dari seseorang yang bernama Gladys bahwa putri kami hilang, Kama menghampiri kami dan menangis sambil berkata, "Yang ada di Paris itu Kalia bukan Kama. Kama ada di sini, Ma, Pa. Maafkan Kama yang mengijinkan Kalia pergi ke Paris memakai dan membawa semua identitasnya Kama"

"Kenapa bisa begitu? Padahal ada pemeriksaan sidik jari, kan? Kenapa putri Kalian yang bernama Kalia bisa masuk dengan mudahnya ke sini sebagai Kama?" Kening Akira mengkerut.

Kali ini Antares yang mengeluarkan suara, "Kalia menjadi cerdas dan cerdik kalau dia menginginkan sesuatu. Dia sebenarnya anak yang terlahir sangat cerdas, tetapi dia anaknya terlalu santai dan ceroboh"

"Begitu, ya. Saya sudah menemui si pemilik mobil mewah yang.....ah itu dia orangnya" Akira menunjuk ke pintu masuk. Kepala Antares dan Jenar Ayu sontak mengarah ke pintu masuk. Mereka melihat pemuda berbadan tinggi, atletis, sangat tampan, berwajah campuran Amerika atau British dan Tiongkok, berjalan mendekati meja yang dipesan oleh Akira.

Akira, Jenar Ayu, dan Antares bangkit berdiri secara bersamaan saat pemuda berwajah sangat tampan dan berbola mata cokelat itu membungkukkan badan di depan meja.

Pemuda itu kemudian menegakkan kembali badannya lalu berkata, "Nama saya Baron Smith. Senang bisa bertemu dengan Anda semua"

"Ah, silakan duduk!" Ucap Akira.

Semuanya duduk kembali saat pemuda yang bernama Baron Smith duduk di kursi di sebelahnya Akira.

Di saat kedua orangtuanya berbincang serius bersama Akira dan Baron Smith, Kama tengah berjalan pelan di atas lumpur, kaki-kaki Kama terasa berat melangkah di tepian lumpur. Desiran air yang mengalir di pintu air itu tiba-tiba terdengar seperti lolongan pilu. Lalu, mata Kama menangkap siluet pria tinggi besar. Pria itu memanggul kain berwarna biru muda atau seperti terpal? Karena sesuatu yang seperti kain jika dilihat dari jarak enam meter itu tampak kaku. Sesuatu yang mirip kain berwarna biru muda, tersangkut di antara tumpukan sampah dan ranting-ranting kayu yang terbawa arus. Warna itu, itu adalah warna kesukaannya Kama.

Jantung Kama berdebar kencang, "Apa itu?" Gumamnya lirih. Kama memukul-mukul dadanya seperti genderang perang sambil bergumam dengan wajah tidak percaya, "Kalia? Apa itu Kalia?" Kama berlari, tak peduli lumpur yang kini mencengkeram kakinya hingga lutut.

Pria bertopi baseball dan memakai masker sudah menghilang saat Kama ada di tepi pintu air. Ia hanya berdiri kaku memandangi sesuatu yang terbungkus terpal dan Kama hanya diam membisu saat seorang pria berteriak dalam bahasa Perancis yang tidak dia ketahui artinya. Kama kemudian melihat pria itu menelepon dengan wajah dan nada suara ketakutan bercampur panik.

Beberapa jam kemudian Kama sudah duduk di atas brankar bersama mama dan papanya. Mamanya terus menangis di dalam pelukan papanya dan Kama melihat tangannya digenggam erat oleh papanya. Kama kemudian melihat wajah papanya juga penuh dengan airmata. Kama tidak bisa menangis. Bayangan wajah Kalia dengan dahi bercap tanda zodiak Cancer masih melekat jelas di benaknya.

Dua Minggu kemudian,

Pagi itu, La-Chapelle, desa di sepanjang aliran sungai yang cukup sepi di Paris menyuguhkan hawa segar dan aroma tanah basah karena air hujan yang sangat Kama sukai. Kama sudah terlambat setengah jam untuk pergi ke kelas pertamanya. Kama terlambat bangun karena semalaman dia menangis dan tidak bisa tidur.

Begitu masuk lobi, Kama buru-buru mencari lift.

Bruk! Karena berjalan sambil sesekali melihat ke ponselnya, Kama menabrak sesuatu yang keras. Kama terpental mundur dan untungnya dia tidak terjatuh.

Kama mendongak dan dia terkesiap kaget untuk beberapa detik. Gila! Tampan banget nih orang.

Kama hendak mengucapkan kata maaf dalam bahasa inggris, tetapi cowok tampan di depannya terlebih dahulu mengeluarkan kata, "Kamu harus minta maaf karena sudah menabrak aku"

"Ka...mu bisa berbahasa Indonesia?" Kama membeliak kaget.

"Hmm dan kamu harus minta maaf"

Dhuaarrr! seketika itu juga rasa kagum Kama pada cowok super tampan di depannya menguap hilang. Gila! Dia galak dan nggak sopan banget orangnya.

"Tapi, kenapa kamu memakai bahasa tidak formal dan......"

"Minta maaf!"

Kama mendengus kesal lalu dia berkata, "Kalau aku nabrak kamu berarti kamu jalan sembarangan dan kamu juga harus minta maaf"

Kama melangkah ke samping cowok itu dan dengan sigap cowok itu menghalangi langkah Kama dan merebut paper bag yang ada di tangan kanan Kama.

Kama sontak memekik, "Kembalikan!" sambil berusaha meraih paper bag yang berisi bekal makan siang dan Tumbler kesayangannya.

Cowok itu menarik ke atas paper bag-nya Kama sambil berkata ke Kama dengan sorot mata tajam, "Minta maaf dulu!"

Kama menjejakkan kaki kanannya ke lantai lalu dia mendorong kasar bahu cowok tampan itu kemudian dia melangkah lebar meninggalkan cowok itu sambil berkata, "Terserah!"

Cowok itu membeliak kaget dan sontak memutar badannya sambil berteriak, "Hei! Minta maaf dulu!"

Namun, Kama tidak menoleh. Kama justru berlari mengejar pintu lift yang sudah terbuka.

Cowok itu kemudian tersenyum tipis lalu bergumam, "Kalau kamu saudari kembarnya maka kamu juga berzodiak Cancer. Untuk itulah aku harus menjadikan kamu pacarku bagaimanapun caranya agar aku bisa melindungi kamu"

"Ron!"

Baron menoleh kaget dan sontak menyemburkan, "Ada apa?!"

Teman Baron yang bernama Radit langsung nyengir lalu berkata, "Cantik juga inceran kamu dan cara kamu menarik perhatian cewek tadi oke juga"

Teman Baron yang bernama Nathan menyahut, "Aku juga mau dikenalin sama cewek cantik tadi"

"Tzk! Berisik" Sahut Baron sambil melangkah lebar meninggalkan Radit dan Nathan.

Radit dan Nathan adalah sepupunya Baron dari ayah angkatnya Baron. Ayah angkatnya Baron adalah orang Indonesia yang bekerja di Paris. Ayah angkatnya Baron adalah seorang hakim yang sangat terkenal dan kaya raya, tetapi tidak menikah lagi sejak istrinya meninggal. Istri ayah angkatnya Baron adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang dibunuh dan dimutilasi oleh si pemburu zodiak cancer. Ayah angkatnya Baron juga tidak memiliki anak untuk itulah kenapa dia sangat menyayangi Baron sejak dia menolong Baron lalu mengangkat Baron menjadi anaknya.

1
Osmond Silalahi
aq nitip jejak ya
Blue Angel
hadir kak
Blue Angel
hadiiiir kak
Osmond Silalahi
kasihan sih sebenarnya, tapi anak itu yg merasakan semua saat umurnya segitu
SONIYA SIANIPAR
yahhh dadadaa kamaa
Agasya
top banget
Osmond Silalahi
setuju aku
R 💤
hmm gombal
R 💤
wkwkwk kicep dia sama Kama
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
bunga iklan... 🌹👆
Osmond Silalahi
keren kawan.
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
iklan like👆👍
Osmond Silalahi
wuih ... sedap romansanya
Osmond Silalahi
setuju aq
Osmond Silalahi
mama pasti percaya anaknya
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget 😍
total 1 replies
R 💤
like komen iklan Thor.. smngttt
R 💤
weeehhh siapa nihhhh
SONIYA SIANIPAR
kalau sempat ceritanya ada di dunia nyata, gila. Betapa malangnya yg lahir cancer
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget, kak dan kebetulan aku cancer 😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!