NovelToon NovelToon
INDIGO

INDIGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ap

Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'

mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.


suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kiriman

Sepanjang kelas berlangsung aku sama sekali tidak bisa fokus dengan apa yang dosen ajarkan. Dari sudut mataku berkali kali ku lihat sebuah bayangan hitam muncul.

Tapi, saat aku menoleh bayangan itu hilang begitu saja. Perasaan ku jadi tak karuan

"Nadia, ada apa. Saya perhatikan dari tadi kamu tidak fokus" ucap dosen di depan sana

"eum gak papa pak, maaf saya kurang fokus" jawabku. Hingga jam kuliah selesai pun bayangan itu masih muncul hanya dari sudut mataku.

Jujur aku merasa takut, sosoknya punya energi yang sangat negatif. Aku berjalan ke kantin fakultas kedokteran, wita sudah berada di sana. Ku lihat dia sedang duduk bersama dua laki laki yang tidak asing

"Sorry lama" ucapku. Wita menoleh

"Kenapa, cemberut mulu tuh muka" jawabnya. Aku duduk di sampingnya lalu menyambar es teh miliknya

"Heh" seru wita melihat ku

"Haus" cuek ku. Ku minum es teh itu hingga tandas tak tersisa

"Ya elah, haus pesen bu. Bukan ngerebut punya gue" gerutunya tak ku hiraukan.

Lagi, bayangan hitam itu muncul dari ujung mataku. Aku menoleh dengan cepat, secepat aku menoleh secepat itu pula ia menghilang.

"Ada apa?" Tanya salah satu dari laki laki di hadapan kami. Kak joan, usut punya usut dia ini pindahan dari Belanda. Dan melanjutkan kuliah di sini

"Gak papa kak" jawabku

"Lo liat setan ya!" Sialan, tolong siapapun tenggelamkan sahabat ku ini.

Ku lirik tajam wita, dia hanya nyengir menatapku

"Lo bisa liat setan?" Kini laki laki yang duduk di samping kak joan bertanya

"Gak" jawabku cuek

"Eh udah udah hehe. Nad, kenalin cowo gue namanya Gilang. Dia kating gue" ucap wita mengalihkan pembicaraan.

Aku memata-matai Gilang

"Ohh ini yang lo ceritain ke gue" kali ini wita yang membekap mulutku. Tentu saja aku memberontak

"Heh, tangan lo bau ikan asin" ucapku asal. Wita menciumi tangannya

"Gak ya enak aja!" Seru nya tak terima. Perdebatan kami sukses menjadi pusat perhatian. Kak joan juga tertawa melihat kami

"Udah-udah. Di liatin orang tuh yang" lerai Gilang. Akhirnya kami berempat larut dalam obrolan di temani cemilan ringan, ternyata kak Joan dan Gilang sangat humble.

Dan ku pikir waktu itu di bioskop, kak joan ini juga bisa lihat mahluk halus, ternyata tidak. Saat itu dia hanya melihatku seperti sedang ketakutan saja.

Tidak ada perilaku senioritas, bahkan kami terkesan seperti teman yang sudah akrab. Tak terasa jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 5 sore.

"Jam 5 nih" ucapku. Wita mengangguk

"Gue pulang sama Gilang, lo pulang sendiri gak papa?" Tanya nya.

"Gak papa" jawabku

"Pulang bareng aku aja, rumah kita kan searah" ujar kak Joan menatapku. Ku lirik wita lalu ia mengangguk setuju

"Nah bener tuh, daripada lo pake taxi"

"eum.. oke deh, boleh" jawabku membuat kak Joan tersenyum. Kami bersama sama ke arah parkiran lalu berpisah di gerbang kampus. Ini kali keduanya kami pulang bersama. Ku lirik dia yang fokus nyetir

"Kita makan dulu ya, laper ga?" Tanya nya. Ku iyakan saja, memang perutku sudah lapar dari tadi hehe...

"Kakak punya rekomendasi tempat makan yang enak dekat taman" kadang aku ingin tertawa mendengar kak joan berbicara dengan aksen bule nya.

"Boleh kak" mobil kami melaju lebih cepat ke arah taman kota lalu berhenti di salah satu restoran yang terlihat ramai pengunjung. Saat aku turun dari mobil, aku terkejut karena restoran yang kak Joan maksud.

Resto yang ku kunjungi dengan mamah dulu.

Ku tahan tangannya saat hendak jalan, ia menoleh menatapku bingung

"Oh selamat rupanya, buat apa kamu kesini lagi" seru seorang laki laki yang keluar dari restoran. Bapak bapak yang sama seperti dulu.

Apa maksudnya aku masih selamat?

"Jangan kepedean deh, gue kesini juga gak sengaja." Sinis ku. Dia terkekeh, lalu menatapku remeh.

"Saya tidak yakin yang kali ini kamu akan selamat" ujarnya lagi, rahangku mengeras dengan tatapan tajam.

Jujur aku masih tidak mengerti apa maksudnya

"What happen. Apa maksud orang itu" kak Joan kebingungan dengan situasi ini

"Pergi kalian. Setelah ini kalian tidak akan selamat" ku tarik tangan kak Joan untuk pergi dari area restoran. Aku tidak tahan dengan aura negative dari sosok sosok peliharaan nya.

"Nadia what happen!"

"Shuttt, ayo pergi kak, bahaya" kataku. Selama perjalanan tiba tiba hujan deras turun di sertai petir. Jarak pandang kami juga mulai berkurang. Awan hitam memenuhi langit, padahal masih jam 5 sore tapi sudah seperti jam 7

Kami terus berjalan perlahan, lalu tiba tiba hujan berhenti seketika. Aku dan kak Joan saling tatap, bukannya merasa lega kami malah merasa heran. Di depan kami perkebunan rimbun, padahal sebelumnya mobil kami masih di area tengah kota

"Masa nyasar sih" gumam ku

"Wait..!! Ini kita dimana" nada khawatir bisa ku dengar darinya. Aku yakin ini semua karena ulah bapak itu. Pasti dia berusaha membuat kami celaka.

Sosok dengan energi hitam tiba tiba muncul di depan kami, dengan puluhan mahluk mahluk lain di belakangnya. Kak Joan memegang tanganku dengan gemetar, aku tau sosok di depan kami ini hanya sukma manusia yang berilmu hitam.

Dia seorang dukun. Kami turun dari mobil, ku tatap tajam dukun itu.

"Jadi lo yang buat kita nyasar kesini" lantang ku berucap, dukun itu tertawa

"Kalau aja kamu gak bertingkah, gak bakal celaka..!! " Puluhan mahluk melayang ke arahku. Banyak sosok kuntilanak, pocong, bahkan genderuwo. Ku raih tangan kak Joan yang diam membeku, kami segera berlari

"DOA KAK..!!" Teriakku. Aku tidak tau kak Joan ini islam atau bukan ngomong ngomong.

Suara tawa dari sosok sosok itu terdengar jelas di iringi angin yang kencang. Ku baca ayat ayat suci Al-Quran lalu dengan suara lantang aku teriak

"ALLAHUAKBAR...!!" Seekor harimau meloncat dari atasku, mengaum keras membuat para mahluk itu mundur seketika.

Kak Joan melotot kaget melihat ku.

"Rasain tuh, beraninya keroyokan huuuuu...!!!" Ejek ku menjulurkan lidah.

Pertarungan antara penjagaku dan mahluk itu berlangsung sengit.

"Maaf kak, harusnya ini jadi urusanku. Tapi kak Joan kena juga" jawabku tak enak. Kini ia menatapku

"What happen, What's wrong?" Tampaknya ia masih kebingungan. Duhhh,,, harus gimana aku memberitahunya

BUGHH...

Para mahluk sudah tumbang di jalan. Sedangkan sosok harimau putih itu masih berdiri gagah mengaum. Si dukun berdecak, lalu membenturkan tongkatnya ke tanah, tanah mulai retak sedikit demi sedikit satu mahluk bertanduk muncul dari dalam tanah .

Brughhh

Dalam sekejap harimau putih jatuh tersungkur lalu kembali berdiri. Aku mengeraskan rahang, hawa dingin menjalar dari belakangku. Aku menoleh, ustad Yusuf datang menghampiri kami. Rasanya lega sekali.

Tanpa basa basi mereka kembali bertarung. Ustad Yusuf dengan mudah mengalahkan mahluk itu. Teriakan sosok itu membuat telinga kami berdenging kencang serta tanah bergemuruh seperti gempa. Lalu tiba tiba

BUGHH....

Sebuah tongkat terlempar tepat di perutku, aku tersungkur di tanah, darah segar keluar dari mulut, rasanya perutku seperti remuk redam.

"Nadiaaaa..!!!" Kak Joan berusaha menggapai ku tapi suara lengkingan sosok sosok itu membuat telinga kami semakin sakit, hingga aku pingsan.

∆∆∆∆∆

Samar samar ku dengar suara orang yang mengaji. Ku buka mataku perlahan, rasa pusing mendera pandanganku.

"Alhamdulillah, Nadia sadar pah" suara mamah bisa ku dengar. Ustad Yusuf mengakhiri bacaan Qur'an nya. Beliau memandang ku tersenyum.

"Alhamdulillah" ucapnya

"Mah pah, kak Joan" ucapku lirih. Ku lihat semua orang berkumpul di kamarku, Mereka memandangku iba. Lalu aku ingat kejadian terakhir yang kami alami.

"Lain kali hati hati ya, Nad. Jangan berurusan sama yang sesat" ustad Yusuf mulai berbicara. Aku merasa bersalah karena merepotkan mereka terutama kak Joan yang tidak tau apapun

"Maaf ustad" jawabku menundukkan kepala

"Biar saya yang urus, kamu fokus sembuh dulu. " lanjutnya lagi. Ustad Yusuf juga menjelaskan apa yang terjadi pada kak Joan. Wajar saja jika ia masih bingung dengan situasi yang kami hadapi

"Maaf ya kak, kakak jadi kena batu nya gara gara aku yang ceroboh" ucapku. Ia tersenyum mengusap pucuk kepalaku

"No problem. Kamu jaga diri baik-baik"jawabnya.

Setelah ustad yusuf dan kak Joan pulang. Aku melirik mamah

"Kok ustad Yusuf bisa tau mah kalau aku lagi di ganggu?" Tanyaku penasaran

"Iya mamah yang minta tolong, karena kamu gak pulang pulang. Mamah khawatir" ucapnya

"Lain kali cuekin aja ya kak, kalau kamu liat sesuatu kaya gitu lagi. Mamah gak mau kamu kenapa-kenapa" mamah memeluk ku sayang sebelum beranjak pergi ke kamar nya

1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wahhh!!
Alexander
Nggak kebayang ada kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!