Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. suara orang mandi
Ridwan terengah Engan berlari dan saat menoleh tadi dia masih sempat melihat selendang merah itu menari, pikiran nya sudah kemana mana karena sangking takut dan juga cemas akan nasib nya ketika melihat sesuatu yang mengerikan begitu. Ridwan juga sudah tau hal ghaib, karena kematian orang tua nya bersangkutan dengan hal itu.
Malah sekarang dia mau bertemu seseorang ketemu nya dengan selendang merah yang sangat mengerikan sekali, sudah pasti Ridwan amat sangat ketakutan memikirkan nya. mana selendang itu juga seolah berjalan mendekati diri nya untuk membunuh, maka nya Ridwan pun lari untuk mencari orang yang sedang jaga di danau kelam ini.
"Kemana mereka semua pergi nya?" batin Ridwan saat belum menemukan juga orang orang itu.
Sedangkan dia ketika melihat danau masih ada selendang merah yang menari, bahkan jarak nya bisa cuma dua meter saja. Ridwan takut nya di belit oleh selendang itu dan nyawa nya melayang, sungguh dia takut sekali sehingga sampai merinding tidak hilang hilang.
"Mas tolong, Mas!" Ridwan berteriak saat melihat gerombolan orang.
Joko dan anak anak muda yang sedang jaga menjadi kaget mendengar teriakan nya Ridwan, mereka pun mendekati nya sambil berlari karena mengira ada apa pada Ridwan. apa lagi kelihatan sekali kalau Ridwan sangat ketakutan, maka nya mereka pun bergegas datang.
"Ada apa, Mas?" tanya Joko mendekati Ridwan.
"Ada hantu, di danau itu tadi ada hantu nya!" Ridwan terengah engah karena berlari.
"Hantu apa? bagai mana wujud nya, apa sangat seram!" tanya Hasan yang takut juga mendengar nya.
"Selendang merah, dia menari nari di sana dan kelihatan mengejar aku." cerita Ridwan sambil melihat danau.
Semua mata langsung melihat danau juga karena mereka penasaran dengan wujud hantu ini, apa mungkin dia juga yang sudah membunuh Paijo di atas sampan. karena keadaan sedang panas ini semua hal memang di kait kaitkan, sebab mereka juga belum dapat jawaban soal kematian Paijo.
"Demi Allah aku tidak bohong, dia menari dan saat semakin di lihat maka dia semakin dekat." seru Ridwan yang sangat ketakutan.
"Tadi di bagian mana, Mas?"Joko menyantet arah danau.
"Di pinggiran, dia mengikuti aku dan mungkin saja mau membunuh ku juga." seru Ridwan merinding disko.
"Ya Allah, ini apa kok tambah masalah nya." Tamrin yang ikut jaga ikut merinding pula.
"Mbak Pur dan Mas Arya sudah datang kok, kelihatan mereka memang kaget saat melihat danau." ujar Joko pula.
"Tapi mungkin saja para setan nya ini kabur saat di datangi, kok dia tidak dapat apa apa tadi siang." ujar Hasan.
Semua nya terdiam karena memang kurang paham lah hal begituan, yang paham memang Purnama dan juga Arya, tadi siang mereka sudah datang dan kelihatan Purnama sempat bercanda dengan Pak RT soal kejadian kejadian aneh. namun sampai sekarang tidak ada gerakan apa pun, apa mungkin saja Purnama tidak merasakan ada nya hantu lain.
Atau mungkin saja benar apa yang Hasan katakan kalau hantu nya sembunyi sehingga Purnama dan Arya tidak menemukan nya, namun Joko merasa kalau kemarin Arya merasakan kok saat di lorong danau. tapi entah kenapa mereka tidak mencari nya, susah juga mau banyak tanya karena mereka pun tidak tau.
"Bisakah antar kan saya pulang?" pinta Ridwan yang sudah ketakutan.
"Lah sampean saja loh naik mobil, terus kami mau antar pakai apa lah?" seru Joko.
"Oh iya saya pakai mobil, ini karena sangking takut nya menjadi lupa kalau saya bawa mobil." cengir Ridwan.
"Lain kali jangan termenung di sana, Mas!" pesan Tamrin yang menatap Ridwan.
"Dia nunggu orang, bukan asal termenung saja!" bisik Hasan pada Tamrin.
Tamrin menoleh dan mengangguk karena Hasan tau arti nya tatapan Tamrin, memang kelihatan Ridwan sedang menunggu seseorang. dan tidak masalah juga bila tetangga mereka ini mau move on, karena sudah lama di tinggal istri nya.
"Kalian dengar tidak suara kecipak seperti orang sedang mandi?" tanya Joko yang mendengar nya.
"Mana?!" Tamrin agak kaget juga.
"Kau jangan aneh aneh lah, Ko!" Hasan mepet karena takut juga.
"Diam dan dengarkan suara itu, aku barusan dengar soal nya dan itu sangat jelas sekali dari arah danau." bisik Joko.
Mereka pun diam sambil menatap danau yang luas ini, namun mereka sama sekali tidak melihat apa yang sedang mandi. hanya saja suara air yang di siramkan semakin jelas saja, bukan cuma sedikit air yang sedang di siramkan karena suara nya saja sangat kuat dan di pastikan orang lagi mandi.
"Suara nya ada tapi orang yang mandi tidak ada! mau gimana ini?" Tamrin gemetar ketakutan.
"Lihat lah di sana!" Joko menunjuk arah kanan mereka.
"Ya Allah, Allahu akbar!" Hasan berseru karena air itu naik sendiri dan kemudian jatuh lagi.
"Ini apa, Ya Allah?!" Joko juga ketakutan melihat air seperti naik dan kemudian turun lagi.
Ini lah yang menimbulkan kecipak sejak tadi seperti orang yang sedang mandi, ternyata jarak nya tidak jauh dari mereka berdiri. ketiga nya saling pandang satu sama lain, lalu mereka pun lari terbirit birit karena sangking takut nya melihat air yang naik turun itu dengan sendiri nya.
"Tungguin aku, tunggu aku woy!" Hasan ketinggalan di belakang.
"LARI YANG KENCANG, MAS! AKU TIDAK MAU BALIK LAGI." pekik Joko sudah ketakutan.
"Kita lari kemana ini?!" Tamrin juga berlari tidak tentu arah.
"Jangan sampai pas lari begini malah ketemu hantu nya Paijo!" cemas Joko pula karena dia memang penakut.
"Ya Allah aku di tinggal oleh teman ku, piye iki?" Hasan melepaskan sandal nya saja agar bisa lari cepat.
Mana danau ini kan tidak dekat dengan rumah nya warga, mereka harus lari jauh dan padahal motor mereka ada di sana. tapi karena panik jadi nya motor pun terlupakan, siapa yang tidak takut kalau sudah soal hantu begini, andai tau kalau akan ketemu setan maka mereka memilih untuk mengantar Ridwan saja.
"Loh kenapa kok lari begitu mereka?" Ridwan yang di dalam mobil dan mengendarai pelan pelan karena banyak jalan berlubang menjadi kaget.
"Kenapa lari kalian?" Ridwan mengejar dengan mobil nya.
"Mas numpang, Mas!" Hasan yang tidak sanggup lari lagi.
"Ayo lah masuk, ada apa kok kalian lari lari?" Ridwan kepo pula.
"Ngebut, Mas! kita di kejar setan masalah nya." ujar Tamrin ikut masuk.
Ridwan yang mendengar di kejar setan langsung ngebut memang, karena rasa takut nya tadi saja belum hilang. malah sekarang orang yang jaga di sana pada berlari ketakutan, tentu nya tambah lah rasa takut mereka.
Selamat pagi besty, kita up di sini empat ya nanti.
perlihatkan saja dukun nya di bantai sama hantu penunggu danau.biar tau tuh Bustamin dan harahap
iblis merah membunuh mereka itu Krn keserakahan mereka apa memang iblisnya aja yg kurang ajar sesuka hati membunuh warga?