Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Tahu
Disclaimer
Cerita ini fiktif belaka but TST ya ... Jika ada yang tidak suka, skip saja jangan jatuhkan mood author.
Tertanda
Mbak Lilis.
***
Ruang Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya
"Oke, kita kembali ke kasus masing-masing," ucap AKBP Victor.
Shea lalu menurunkan Sheva dari stroller baby nya dan memberikan kebebasan duduk di atas karpet tebal sambil bermain balok bersamanya. Di ruangan itu memang ada pojok anak-anak, karena biasanya Kenzie dan Zane juga suka datang kesana.
"Shea, kamu lahiran kapan?" tanya AKBP Nana.
"Insyaallah lima bulan lagi," jawab Shea sambil mengeluarkan bekal makan Sheva.
"Cowok pasti tuh!" celetuk AKP Arief.
"Kok tahu?" balas AKBP Nana.
"Taruhan?" seringai AKP Arief.
"Apa?" tanya Kombes Purn Jarot.
"Yang kalah, harus traktir di restauran Korea di SCBD Sudirman Park menu set premium. Gimana?" kerling AKP Arief yang mendapatkan pemasukan tambahan dari saham dan kripto yang diajarkan Aleksei Reeves, AKBP Victor, AKP Steven dan Dokter Lucky. Tak heran jika dirinya dan Iptu Fariz mendapatkan dana lebih karena mereka mendapatkan pelajaran finansial. Meskipun uang mereka lumayan, tapi AKP Arief dan Iptu Fariz meniru gaya hidup pimpinannya yang tidak suka hidup hedonisme.
"Deal!"
Shea hanya menggelengkan kepalanya mendengar tim suaminya sibuk taruhan. Memang bukan sekali ini mereka hobi taruhan dan pasti tidak jauh-jauh dari makanan.
"Mbak Shea ... Ada arwah datang," ucap Pak Longga yang muncul bersama Pak Sakera.
Shea dan Sheva pun menoleh ke arah kanannya dimana sudah ada arwah Theo dengan Darussalam.
"Mbak Shea? Namaku Theo. Aku mau minta tolong," ucap Theo.
"Kamu dibunuh?" tanya Shea membuat tim divisi kasus dingin terdiam.
"Siapa sayang?" tanya AKP Steven.
"Kasus baru," jawab Shea. Seiichi pun melihat ada pria Cindo disana.
"Apakah kalian selalu begini?" tanya Sasikirana.
"Selalu bagaimana Sasi?" balas Seiichi.
"Menolong arwah?"
"Namanya juga kasus dingin dan biasanya korban sudah meninggal lama jadi ya, membantu arwah ceritanya," jawab Seiichi.
"Gimana ceritanya?" tanya Shea ke Theo sambil memeluk Sheva yang tampak penasaran. Abraham duduk tidak jauh-jauh dari Sheva dan entah kenapa dia ingin melindungi balita cantik itu.
"Namaku Theo Tan. Papaku Yoshua Tan, ibuku Linda Tan, cicik ku bernama Yolanda Tan. Aku punya paman bernama Hendrik Tan ... Dia memegang usaha rumah duka yang sebenarnya adalah milik keluarga Tan tapi dia kompeni sendiri. Papa sudah bilang sama paman Hendrik untuk berbagi dengan Tante aku yang janda, masuk ke dalam usaha keluarga tapi paman Hendrik menolak ...."
"Papamu tidak ikut dalam bisnis itu?" tanya Seiichi.
"Nggak ... mas?"
"Seiichi Park. Aku sepupunya Shea," jawab Seiichi.
"Oh. Aku lanjut ya. Jadi papa aku memang tidak ikut di perusahaan itu karena sudah punya perusahaan sendiri dan Puji Tuhan, kami berlebihan. Tapi memang paman Hendrik tidak pernah memberikan bagi hasil ke Papa atau pun tanteku. Padahal itu usaha keluarga dari kakek aku," cerita Theo.
"Tante kamu tinggal dimana?" tanya Shea.
"Di Bandung. Buka toko roti kecil-kecilan. Tahu karena paman Hendrik tidak ada niat membagi hasil, tanteku buka usaha sendiri."
"Greedy!" celetuk Sheva membuat semua orang menoleh ke balita yang mirip dengan Shea. "Kata Kak Brem-Brem."
"Abe, tolong ...." Shea menatap lembut ke Abraham yang nyengir.
"Oke. Jadi pamanmu memang greedy ( serakah ). Lalu bagaimana kamu bisa mati?" tanya Seiichi.
"Waktu aku datang kesana untuk melihat-lihat karena teman kerjaku minta tolong perbandingan harga, neneknya sudah sekarat by the way, aku tidak sengaja mendengar paman Hendrik mendapatkan komplain dari seorang klien yang mengatakan jenazah suaminya tertukar dengan jenazah pria lain. Paman Hendrik bersikeras jika itu sudah sesuai dengan prosedur dan tidak ada jenazah yang tertukar. Wanita itu tetap ngeyel dan paman Hendrik kekeuh tidak bergeming. Wanita itu pulang dan aku melihat paman Hendrik mengikuti. Aku pun mengikuti mereka." Theo tampak terdiam. "Paman Hendrik menyerempet mobil wanita itu hingga kehilangan kendali dan menabrak tiang listrik."
Shea dan Seiichi terkejut, begitu juga dengan para pengawal mereka.
"Dimana?" tanya Seiichi.
Theo menyebutkan areanya dan Seiichi meminta tolong pada AKP Steven untuk mencari tahu kasus kecelakaan lalu lintas disana.
"Ada, Ichi. Korban meninggal di tempat," jawab AKP Steven.
Shea menggelengkan kepalanya. "Lalu kamu konfrontir paman kamu?"
"Bukan yang soal menyerempet tapi lebih ke kelalaian dalam salah penyerahan jenazah anggota keluarga. Aku bilang kalau paman Hendrik menyepelekan keluarga yang meninggal. Saat itu aku diusir tapi aku tetap melakukan penyelidikan dan bukan sekali ini saja salah kirim jenazah pada saat hendak dimakamkan dari rumah duka."
"Ada berapa kasus?" tanya Seiichi.
"Ini yang ketiga kalinya. Sebelumya terjadi lima tahun lalu dan tujuh tahun lalu."
Shea dan Seiichi saling berpandangan. "Kok bisa salah kirim jenazah ya? Bukannya biasanya ada misa arwah terus tutup peti ...." Seiichi terdiam. "Proses pengiriman."
"Bisa jadi."
Suara ketukan di pintu ruang kerja divisi kasus dingin terdengar dan AKBP Victor membukanya. Tampak Seiya dan Iptu Fariz datang dengan wajah tegang.
"Ada kasus! Ada orang hilang sudah dua Minggu!" seru Seiya.
"Siapa?" tanya AKBP Nana.
"Namanya Theo Tan!" jawab Seiya sambil menyapu ruangan itu.
Shea dan Seiichi hanya menunjuk ke arah arwah Theo. "Arwahnya disini," jawab Shea.
Seiya melotot. "EEEEHHHHHH?"
***
"Sorry koh Theo, aku pinjam laptop kamu. Jadi ini apa?" tanya Seiya dengan Seiichi sebagai penerjemah karena Shea sedang menemani Sheva tidur di karpet.
"Itu daftar jenazah yang tertukar," jawab Seiichi berdasarkan ucapan Theo.
"Lalu, Theo konfrontir ke pamannya?" tanya AKBP Victor.
"Iya, dan disertai ancaman. Kalau tidak memberikan hak ayah dan tantenya, maka dia akan melaporkan ke polisi kalau dia melihat Hendrik membunuh wanita itu," jawab Seiichi.
"Wrong move!" celetuk Seiya.
"Iya ... Makanya Hendrik membunuh Theo di kuburan karet Bivak," jawab Seiichi. "Mayatnya Theo dimasukkan ke dalam peti yang sudah disiapkan terus disimpan di lemari pendingin. Sayangnya, Theo tidak ingat dia dikubur dimana."
"Apakah masih ada di ruang pendingin rumah duka?" tanya AKBP Atikah.
"Semoga masih ada jenazahnya. Kalau sudah dikremasi ... Sulit untuk membuat kasus ini terbangun. No body, no case ( tidak ada mayat, tidak ada kasus ). Kita juga susah membuktikan, dan jaksa serta hakim akan mendelik karena kita tahu dari arwah ... Bisa-bisa kita diruqyah massal!" ucap AKBP Nana.
"Coba aku cek sinyal ponsel Theo terakhir dimana," ucap AKP Steven.
"Jika ketahuan di rumah duka?" tanya AKP Arief.
"Ya kita kesana. Kan ibunya Theo sudah membuat laporan orang hilang. Sekalian kita lihat-lihat, apakah ada mayat Theo di ruang pendingin," jawab AKBP Victor.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂