Rian. Seorang pemuda SMP berusia 15 tahun yang biasa saja Seketika hidupnya berubah 180 derajat setelah dia menelan pil Paracetamol saat dia pingsan di UKS tepat di hari Senin saat upacara bendera sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung dia mewarisi kekuatan Kaisar Sihir bintang 9 dari dunia lain.
Perlahan-lahan dia bangkit dari yang latar belakangnya biasa-biasa saja dan selalu hidup sederhana kini berubah menjadi pemuda berwibawa dihormati dan disegani kemanapun dia pergi. Dia yang awalnya hanya memiliki status rendah di masyarakat perlahan bangkit hingga berdiri di puncak tertinggi.
Inilah perjalanan seru Rian, yang mendapat berkah tersembunyi berawal sakit deman dan menelan sebuah pil paracetamol. Yang mana pil Paracetamol tersebut ternyata bukan pil biasa, tapi pil yang telah mengandung kekuatan dari seorang Kaisar Sihir bintang 9.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Prism Of Light
Bab 6. Prism Of Light
Rian, yang saat ini masih ada di hutan, akhirnya memutuskan untuk pulang. Dia tidak ingin lagi melakukan serangan pada hutan tersebut atau akibatnya akan menyebabkan bukan hanya kehancuran hutan, tapi juga kehancuran kota Daun Hijau.
dan yang jelas dia menyadari jika segalanya yang ia hitung tadi hanyalah 0,5 dari seluruh kekuatannya sementara total kekuatannya sendiri adalah 100 ribu ton yang artinya perisai yang dia gunakan masih jauh dari kata cukup. Akhirnya, Rian mulai duduk bersila, memejamkan matanya dan mulai menggali ingatan yang di wariskan oleh Julian, ayah angkatnya.
Dan dari ingatan itu, akhirnya dia menemukan
Satu teknik yang sangat ampuh yaitu Prism Of Light yang terdiri dari 10 level.
Level 1 : Menstabilkan aliran energi cahaya dalam tubuh.
Level 2 : Mengurangi tekanan gravitasi di sekitar tubuh.
Level 3 : Memperlambat waktu sekitar agar gerakan tampak normal.
Level 4 : Menahan ledakan kekuatan setiap gerakan.
Level 5 : Menyeimbangkan spektrum energi cahaya dalam tubuh.
Level 6 : Menjaga jiwa tetap stabil saat bergerak ekstrem.
Level 7 : Mengikat partikel cahaya agar tidak merusak ruang.
Level 8 : Mengunci inti energi agar tidak bocor.
Level 9 : Melindungi dimensi sekitar dari keretakan akibat kecepatan.
Level 10 : Lapisan astral pelindung terakhir.
Dengan adanya Prism Of Light ini, Rian sama sekali tidak khawatir jika setiap pergerakannya akan menciptakan kehancuran. Karena pada setiap levelnya, memiliki kemampuan untuk menekan laju kecepatan cahaya.
Akan tetapi, untuk memadatkan Prism Of Light dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi.
Berdasarkan ingatan yang diwariskan padanya.
Rian benar-benar harus memahami dengan sempurna apa itu elemen cahaya. Ketika dia sudah memahaminya, maka dia akan menyentuh hukum ruang dan waktu.
Di saat yang sama, dia harus menyadari pentingnya menciptakan keselarasan yang sempurna antara jalur energi Qi yang ada di dalam tubuhnya dengan elemen cahaya miliknya.
Setelah dia bisa memahami tentang apa itu elemen cahaya secara menyeluruh, kemudian dia segera menghubungkannya dengan penguasaan hukum ruang dan waktu yang telah di kuasainya dengan sempurna, dan menyelaraskan antara energi yang ada di dalam tubuhnya dengan elemen cahaya miliknya, barulah dia bisa menciptakan Prism Of Light.
Rian mulai tenggelam dalam pemahamannya tentang elemen cahaya dan dia menghubungkannya dengan ilmu fisika. Dalam ilmu fisika, cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang terdiri dari partikel-partikel kecil disebut foton. Dan foton sendiri adalah partikel elementer tanpa masa diam yang bergerak dengan kecepatan konstant di ruang hampa, yaitu sekitar 299.792.458 meter per detik.
Apa itu gelombang? Cahaya dapat berlaku seperti gelombang. Yang memiliki panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan rambat. Gelombang cahaya dapat mengalami pembiasaan, pemantulan, difraksi, dan interferensi. Yang kedua, foton. Foton disebut partikel. Cahaya juga memiliki sifat partikel, di mana energi cahaya dibawa oleh foton. Semakin tinggi frekuensi cahaya, semakin besar fotonnya. Sebagai contoh sederhana, sinar ultraviolet memiliki energi foton yang lebih tinggi dibandingkan cahaya yang tampak.
Rian terus tenggelam dalam pemahamannya karena dia adalah anak yang sangat cerdas dan jiwanya juga telah menyatu dengan jiwa Julian yang mana memiliki tubuh elemen cahaya. Jadi, sangat mudah baginya untuk memahami hal-hal ini.
Lalu, apa kaitannya cahaya dengan hukum ruang dan waktu?
Kecepatan cahaya sendiri adalah batas kecepatan maksimum di alam semesta. Itu ada dalam teori relativitas yang pernah dia baca di perpustakaan sekolah, cahaya bergerak di dalam ruang, menyusuri jalur-jalur dimensi.
Cahaya juga bergerak dalam waktu, karena kecepatannya tetap waktu dapat terlihat relatif tergantung dari kecepatan pengamatannya. terhadap cahaya.
Karena kecepatan cahaya yang bersifat konstan inilah yang menjadi penghubung antara cahaya itu sendiri dengan ruang dan waktu. Secara teori, cahaya menjadi faktor penentu antara energi dan massa.
Rian membuka matanya, kemudian seulas senyum tipis terukir di bibirnya. Akhirnya, setelah bermeditasi dan mendalami segalanya. Dia benar-benar mendapatkan pencerahan.
Setelah itu, dia mulai memahami apa itu Energi Qi. Energi Qi adalah energi kehidupan yang mengalir di jalur meditasi tubuh. Rian harus menyelaraskan aliran Qi ini dengan elemen cahaya yang ada di dalam tubuhnya. Dia harus menyesuaikan frekuensinya agar sejalan dengan getaran cahaya sehingga keduanya benar-benar menyatu dan menciptakan keseimbangan.
Satu hal lagi fakta yang paling penting. Mengapa tubuh Rian mampu bergerak dengan kecepatan cahaya? Jawabannya adalah..
Karena Rian telah berhasil membuka 999.999 jalur meridian yang aktif di dalam tubuhnya. Sederhananya, dengan membuka jalur meridian aktif sebanyak itu di dalam tubuhnya, Rian tak hanya dapat bergerak dengan kecepatan cahaya, tapi juga mengoptimalkan aliran energi dalam tubuhnya untuk meningkatkan kekuatan fisik, mental, dan juga elemen cahayanya sendiri.
Nah, karena inilah Rian bisa melesat dengan kecepatan cahaya, karena semua faktor yang mendukungnya saling terkait satu sama lain.
Setelah memahami semuanya, akhirnya Rian mencoba untuk memadatkan Prism of Light.
Yang perlu dilakukannya adalah memadatkan elemen cahaya, menyelaraskan energi Qinya dan juga menuangkan hukum ruang dan waktu secara seimbang. Semakin besar Energi yang dipadatkan, maka Prism Of Light juga akan semakin kuat.
Di bawah tekad kuat dan pantang menyerahnya, akhirnya, secara bertahap dia mulai mulai memadatkan perisai pertama, lalu setelah berhasil memadatkan perisai ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya hingga akhirnya berhasil memadatkan perisai ke-10.
Karena dia telah menguasai hukum ruang dan waktu, dia menciptakan ruang isolasi mandiri yang mengandung hukum ruang dan waktu untuk dirinya sendiri, sehingga waktu yang dibutuhkan dapat dipersingkat. Tidak mungkin dia akan berada di hutan ini selama berjam-jam. Karena jam 3 sore nanti dia harus mulai kerja part-time lagi di cafe dekat rumahnya.
Dan untuk itu, memasang Prism Of Light sangatlah penting. Jika tidak, dia akan merusak dan menghancurkan barang-barang.
Sekarang, dengan terciptanya Prism of Light, ia bisa mengerahkan seluruh kekuatannya tanpa khawatir. Bahkan, ia bisa mengerahkan kekuatan 100 ribu ton miliknya di bawah kecepatan cahaya tanpa takut merusak area sekitar.
Dan, jika ada orang yang berniat jahat padanya, seperti perempuan yang ingin memalaknya, ataupun Misalnya, para preman kecil di sekolah yang ingin mengeroyoknya, dia hanya perlu mengerahkan 1% kekuatannya.
Dan 1% itu setara dengan hantaman 1000 ton. Efeknya kekuatan ini hanya akan memberikan dampak seperti pingsan, memar parah di area tamparan, tulang retak, dan tidak terlalu fatal.
Kenapa bisa begitu? Karena Prism Of Light menghambat dan menekan secara drastis kecepatan cahaya sehingga kekuatan sebesar seribu ton benar-benar ditekan hingga ke batas maksimum dan hanya menyisakan 50 kg.
Merasa segala urusannya di hutan ini telah selesai, akhirnya, Rian memutuskan untuk pulang. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, dia mulai melesat, dan..
"WUSH!"
Jarak 150 km hanya ditempuh dalam waktu yang sangat singkat, bahkan lebih cepat daripada kedipan mata. Menyisakan sekelebat riak cahaya di udara yang tidak lama kemudian menghilang dan lenyap bersama angin.
Saat tiba di rumah Rian berbincang-bincang sebentar dengan ibunya kemudian setelah itu dia segera makan siang dan kembali masuk kamarnya duduk bermeditasi dan berusaha untuk mengembunkan lebih banyak titik Esensi cahaya.
Setelah 1 jam bermeditasi, dia berhasil mengembunkan dua titik esensi cahaya. Meskipun hanya dua titik Rian sama sekali tidak kecewa.
Kenapa demikian? karena berdasarkan pengalaman yang didapatkan dari ingatan Julian, ketika sudah mencapai 10 titik esensi cahaya, maka untuk mengembunkan titik-titik esensi cahaya berikutnya akan menjadi lebih sulit dan diperlukan waktu yang lebih lama,
Karena untuk mengembunkan titik selanjutnya konsepnya hampir mirip seperti proses jika seseorang hendak mendobrak level selanjutnya.
Memandang jam di handphone Oppo miliknya ternyata sudah menunjukkan waktu 15.00.
"Oh..ternyata sudah jam 03.00 sore, kalau begitu aku harus segera bergegas."
Dengan demikian Rian segera mandi dengan sangat cepat, berdandan ala kadarnya namun tetap kelihatan keren. Tidak lupa dia menyemprotkan minyak wangi agar tubuhnya tetap segar. Setelah itu dia bergegas untuk melaksanakan kerja part time-nya.
Sebelum berangkat dia tidak lupa berpamitan dengan ibunya mencium punggung tangannya dan setelah itu langsung melesat dengan kecepatan tinggi dan tidak sampai satu kedipan mata dirinya sudah sampai.
Rian merasa sangat senang karena sekarang Dia bebas menggunakan seluruh kekuatannya. Dengan Prism Of Light sebagai peredam, Rian tidak khawatir akan menghancurkan barang-barang ataupun menyakiti orang lain.