NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan dalam keraguan

Tidak seperti biasanya weekend kali ini Alena melewati harinya sendirian, tadi pagi suaminya pamit saat dijemput Hamdani rekan dokternya sekaligus sepupu Danendra. Dua saudara itu mengaku ada kegiatan di luar kota mereka ada penelitian khusus, mau tidak mau Alena mengizinkan lagi pula Danendra sudah meminta izin dari seminggu yang lalu mana mungkin dia tidak memberi izin.

Mobil sedan bewarna hitam menjadi kendaraan perjalanan mereka bertiga, tanpa Alena ketahui di dalam mobil yang Hamdani bawa juga ada Livia, jadi saat Dani turun ke rumah sepupunya menjemput pria itu Via bersembunyi agar Alena tidak bisa melihat kehadiran dirinya di dalam mobil ini.

Kepergian ketiga dokter tersebut bukan tanpa alasan, ini sudah rencana lama rencana dari sebulan yang lalu. Hamdani menyetir membawa mereka ke sebuah gereja yang berada di kota sebelah di sana sudah ada seseorang yang menunggu.

Danen yang duduk sendirian di belakang terlihat melamun, pikirannya terus melayang kemana-mana. Benarkah keputusan dia kali ini, rasanya janggal ini semua di luar kendali dirinya tapi entah kenapa dia tidak bisa menolak, Danen selalu mengikuti apa pun yang keluar dari mulut Meisya termaksud untuk mengikrarkan janji suci pada hari ini.

Pria itu selama perjalanan wajah tegasnya kusut dengan hati yang terus menolak untuk melanjutkan perjalanan. Ini bukan perjalanan biasa ini sebuah perjalanan penuh dosa, Danendra sadar itu. Ketiga orang tersebut berniat pergi ke gereja kecil di sebuah desa untuk melangsungkan pernikahan Danendra dengan Meisya.

Hanya di gereja tersebut mereka bisa melangsungkan pernikahan sebab gereja yang hampir runtuh itu tidak bisa menolak saat sepasang manusia mengatakan ingin melangsungkan pernikahan di sana tanpa wali, mereka hanya ingin menikah meski tidak tercatat hukum. Pengurus gereja menyetujui meski awalnya pendeta menolak. Dengan sedikit kebohongan yang dibuat  pasangan itu membuat pendeta bersedia menikahkan mereka. Mei mengaku dia bersama Danendra adalah sepasang kekasih yang tidak mendapat restu dari orang tua tapi malangnya sosok perempuan itu mengaku sudah hamil, jadi mereka harus segera menikah agar saat bayi mereka lahir, terlahir sebagai  anak dari pasangan suami istri dan tidak mendapat cap anak di luar nikah.

Raut wajah masam tergambar jelas pada pria itu, sejak tadi dia tidak berbicara apa pun dia berusaha mengontrol dirinya agar bisa menerima perjalanan hari ini. Danen yang duduk di belakang terganggu dengan pasangan kekasih di depannya, Dani bersama Via selama perjalanan saling melempar gombalan manis dan saling  menyentuh satu sama lain. Mereka terlihat bahagia berbeda sekali dengan sosok yang duduk di belakangnya.

Danen merasa sekarang dirinya tidak ada beda dengan kedua orang itu, dia  tidak percaya sekarang ia terlibat dalam hubungan terlarang sama seperti Hamdani, bahkan lebih parah dia akan menikahi wanita lain dia mengkhianati istrinya di rumah.

“Ndra!” Danen yang terlelap langsung terbangun saat seseorang memanggilnya.

“Ndra kita sudah sampai ayo turun!” Hamdani sudah terlebih dulu turun ia memanggil sepupunya itu dari pintu luar.

“Ayo!” Tinggal selangkah lagi tapi Danen mendadak ragu, batinnya menolak untuk keluar dari mobil yang membawanya ke sini, dia harus turun? Menikahi Meisya? Ini sebuah kenyataan yang merenggut keberanian dirinya.

“Ayo, semua orang sudah menunggu di dalam.” Dani terus memaksa.

“Gue.. gue mau pulang!”

Kalimat yang diucapkan Danendra sungguh di luar dugaan, bukankah seminggu lalu saat bersama Mei dia terlihat bersemangat untuk merencanakan hari ini, dia bersama perempuan itu berjalan  bersama mencari gereja yang akan menjadi tempat mereka saling berikrar.

“Lo gila apa, kita udah pergi sejauh ini lo gak bisa pulang begitu aja Ndra.”

“Tapi gue gak mungkin melakukan ini, gue udah punya istri. Dani tolong gue!”

Karena jengah Dani membuka pintu dan menarik paksa tubuh kaku itu untuk keluar, satu tamparan ia layangkan.

Plak!

“Terus lo mau apa mau lari dari tanggung jawab begitu, lo gak bisa mengelak Meisya sudah terlanjur hamil darah daging lo sendiri Ndra. Lo juga udah menyetujui ini semua tapi sekarang  berubah pikiran hah? Udah telat kita udah bayar mahal untuk menyewa tempat ini.”

Danen dengan tatapan bimbangnya menatap putus asa sepupunya itu, “gue gak sengaja menghamili Meisya, gue udah berusaha tanggung jawab sebisanya tapi kalo pernikahan gue gak sanggup.”

“Tapi lo sendiri Ndra yang menyetujui pernikahan ini. Lo jangan jadi pengecut, perempuan itu udah berkorban banyak untuk menolong harga diri lo, lo harus tau diri.”

“Gue gak bisa, Dani antar gue pulang.” Danen memohon, dia terus memberontak saat Dani berusaha menyeret tubuhnya untuk masuk ke dalam.

Karena terus memberontak perkelahian kecil pun tidak dapat dihindari, Danen sedikit berantakan karena Dani berkali-kali memberinya pukulan. Kedua pria itu saling mengukung tatapan nyalang terpancar dari keduanya.

Karena ada suara keributan membuat seorang perempuan yang sudah cantik dengan gaun mahalnya keluar, “Danen?” suara lembut itu seakan menghipnotis Danendra.

Meisya menggunakan gaun pernikahan bewarna putih dengan berlian mahal sebagai bintangnya, wanita itu sudah cantik karena make up yang sempurna. Aura yang dipancarkannya mirip sekali aura putri kerajaan, lembut dan anggun.

Dia mendekat ke arah Danen memancarkan cahaya yang membuat calon mempelai pria membeku, “kenapa masih di luar sayang ayo bersiap-siap!” Seakan terhipnotis Danendra mengangguk, sama seperti biasanya dia tidak sanggup menolak apa pun yang diperintahkan wanita itu, seakan ada sesuatu yang  mengikat dirinya untuk terus tunduk oleh tatapan bercahaya yang dipancarkan Meisya.

Saat ini pria yang tadi terus memberontak sudah berada di ruang ganti, dia diam saja saat para MUA sibuk mendadani dirinya.

Ketika semuanya sudah siap Danen yang menggunakan setelan jas hitam dengan baju putih sebagai kemeja dalamnya berjalan mantap menuju altar, di sana sudah ada Meisya yang berdiri dengan anggun.

Danen menatap sekelilingnya rasanya aneh, hanya ada mereka berlima di sini. Dia melirik Dani dan Via yang berdiri di belakang mimbar, kedua pasangan juga tidak kalah berwibawa dengan setelan kasualnya.

Dengan tangan yang bergetar sosok mempelai pria meraih cincin yang disuguhkan padanya, ini sudah di ujung puncak tapi Danen masih sedikit bimbang.

Pendeta yang berdiri di tengah mereka menatap kedua pasangan itu bergantian, ia tersenyum lembut lalu membuka sebuah kalimat.

"Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan janji suci antara Danendra dan Meisya celestin putri. Pernikahan adalah anugerah yang kudus, lambang kasih Kristus kepada jemaat-Nya. Hari ini, mereka akan mengikat janji di hadapan Alah dan kita semua sebagai saksi."

Danen memainkan cincin tersebut secara gelisah, dengan susah payah pria itu mengikrarkan kalimat suci sebagai tanda bahwa dia akan mengikat wanita di hadapannya.

“Aku mengambil engkau, Meisya Celestin Putri, sebagai istriku. Di hadapan Tuhan dan semua yang hadir di sini, aku berjanji untuk selalu mencintaimu, menghormatimu, dan menjagamu. Dalam suka maupun duka, dalam kesehatan maupun sakit, dalam kelimpahan maupun kekurangan, aku akan tetap setia mendampingimu. Aku akan menjadi sandaranmu, sahabatmu, dan pasangan hidupmu. Dengan cincin ini, aku mengikatkan janjiku padamu, bahwa aku akan mencintaimu sekarang, esok, dan selamanya."

Dengan air mata tertahan Danendra meraih jari lentik wanita di hadapannya, ia pasangkan sebuah cincin berlian yang terukir namanya di jari manis wanita itu. Pria itu tertunduk menahan air matanya, dia merasa berdosa setelah selesai mengikrarkan kalimat panjang tersebut, tapi satu hal yang tidak dapat ia pahami kenapa saat mengucapkan kalimat itu dia sama sekali tidak tersendat padahal hatinya dalam keadaan gusar.

Mempelai wanita melakukan hal yang sama, dia berikrar dengan mengucapkan janji suci yang panjang dan memasangkan cincin yang terukir namanya pada jari manis Danendra. Mei melakukan itu dengan terharu, ada binar mata penuh cinta ia pancarkan.

Setelah melihat pasangan tersebut saling memasangkan cincin pendeta tersebut kembali berujar,

“dengan ini kalian berdua sudah resmi menjadi pasangan suami istri, sudah terjadi sumpah yang  begitu sakral, kalian sudah bersumpah di hadapan Tuhan. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu mengiringi perjalanan rumah tangga kalian.”

Livia menutup mulutnya dia tidak kuasa menahan haru saat melihat dua pasangan di depannya saling memberikan kasih sayang dengan Danendra yang berdiri lama mencium dahi mulus istrinya, pria itu awalnya gusar tapi saat mencium aroma khas yang  dikeluarkan Meisya mendadak rasa gusarnya hilang.

Tidak ada lagi wajah Alena yang terlintas dalam benaknya, tidak ada lagi penyesalan dan keraguan semua rasa itu sudah berubah menjadi rasa haru penuh bahagia. Danen yang  awalnya ragu dengan perasaannya sendiri sekarang  sudah yakin bahwa dia memang mencintai wanita itu, dia siap mencurahkan seluruh hidupnya.

Tidak lama setelah mengambil foto-foto mesra Danen merasa kepalanya memberat, dia tidak sanggup lagi untuk tersenyum pandangan matanya perlahan memburam dia tidak mendengar jelas arahan yang diteriakan seorang fotografer di depannya.

Dalam hitungan detik tubuh kokoh itu langsung ambruk, menciptakan kepanikan bagi orang-orang sekitarnya. Mei dengan gusar menggoyangkan tubuh itu dia terus memanggil nama suaminya.

Danen belum sepenuhnya kehilangan kesadaran diri, matanya menyepit. Tadi tidak sengaja dia menyentuh sebuah kitab injil yang berukuran kecil berfungsi sebagai akesoris gantungan kunci yang terpasang di salah satu tas pengurus gereja yang sibuk berkeliling merapikan apa yang harus dirapikan.

Saat tangannya secara tidak sengaja bersentuhan dengan kitab suci itu mendadak seperti ada rasa yang menyetrum dirinya dan membuat  Danen kehilangan keseimbangan.

Dalam posisi  kesadaran yang hampir lenyap Danen melihat  siluet Alena, istri sahnya yang selalu cantik, wanita itu tersenyum menyapanya dan bayang-bayangan saat dia bersama Alena saling bertukar cincin juga kembali berputar.

Danen menarik bibirnya ia tersenyum tipis, “Alena.” Gumamnya sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
kok cuma diam Bu.. harusnya ngadu sama orang tua.. minimal kakaknya biar i selidiki..kalo ngedumel doank ya percuma /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!