Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Hanya sebatas wanita simpanan
Safira terdiam karena dia bingung harus memakai pakaian yang mana, sedangkan pakaian nya cuma pakaian yang dari cafe tempat nya bekerja.
"Kunci pintu dan tidur pakai handuk kimono saja deh, biar pakaian ini untuk besok. "
ucap Safira saat menggantung pakaiannya di dalam lemari.
Pagi menjelang.....
Safira mengerjapkan matanya saat mendengar gedoran dari pintu kamar nya, Safira langsung terdiam karena dia sangat asing dengan sekitarnya.
"Aku kan di rumah nya Pak Al, oh tidak jangan jangan itu Pak Al. "
gumam Safira sambil beranjak lalu membenarkan handuknya dan segera membuka pintunya.
"Selamat pagi Neng, ini pakaian gantinya dan segeralah bersiap karena Den Al meminta sarapan bersama. "
ucap pelayan saat Safira membuka pintunya.
"Terimakasih Bibi dan saya akan bersiap. "
ucap Safira saat menerima sebuah tas berisi pakaian untuknya.
Safira langsung merapihkan ranjangnya lalu bergegas menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Di kamar Al saat ini, dia sudah rapih memakai pakaian santai nya karena memang sekarang hari sabtu, tidak ada kegiatan apapun dan dia akan mulai dengan rencananya yaitu "Menjerat Safira".
"Sudah di berikan pakaiannya Bi?? "
tanya Al saat memasuki meja makan dan Bibi mengiyakannya.
"Sudah Den, sepertinya Neng Safira nya sedang bersiap. "
jawab Bibi dan Al hanya mengangguk saja lalu duduk di kursi.
Al langsung menikmati teh hangat seperti biasanya sambil menunggu Safira yang sedang bersiap, hanya menunggu lima menit akhirnya Safira datang menghampiri dan di minta duduk di kursi samping Al.
"Sarapan dulu dan setelah sarapan barulah kita bicarakan masalahnya. "
ucap Al dan Safira mengangguk lalu menikmati makanannya.
Keduanya langsung menikmati sarapan dan Safira tidak canggung sama sekali saat memakan makanannya, Al hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Safira yang tidak di tutupinya.
"Saya sudah ijinkan kamu hari ini pada Arfan, jadi kamu hari ini gak perlu berangkat ke cafe dan kita selesaikan masalah kamu itu. "
ucap Al dan Safira kembali mengangguk menjawabnya.
Sarapan selesai dan Al langsung mengajak Safira menuju ruang kerja di rumahnya, Safira begitu kagum dengan ruang kerja Dosen nya itu, sangat rapih dan buku buku nya begitu lengkap.
"Baca dan tanda tangani suratnya. "
titah Al saat Safira duduk di sofa di ruangan kerjanya.
Safira membaca dengan sangat teliti setiap point nya dan saat selesai dia langsung menatap ke arah Al membuat Al langsung balik menatap Safira.
"Kenapa semuanya memberatkan saya Pak?? apa ini perjanjian sepihak yaa?? "
tanya Safira dan membuat Al tertawa sinis mendengarnya.
"Saya adalah aturan yang harus kamu patuhi, jadi lakukan semuanya karena saya juga akan memberikan fasilitas lengkap sama kamu dan apapun yang kamu inginkan akan saya penuhi kecuali lepas dari saya. "
jawab Al dengan nada penuh penekanannya dan membuat Safira hanya bisa mendesah saja.
"Ini namanya jeratan hidup dan aku harus mau menerimanya, semoga keputusan aku benar. "
gumam Safira dalam hatinya sambil menandatangani suratnya.
"Kamu tahu kan status kamu sekarang, kamu adalah wanita simpanan saya dan kewajiban kamu adalah melayani saya tanpa mengeluh, saya akan memberikan apapun yang kamu minta kalau kamu bisa membuat saya senang. "
ucap Al saat Safira memberikan surat perjanjiannya dan Safira hanya mengangguk menjawabnya.
"Apa saya masih bisa bekerja?? "
tanya Safira dan Al menggelengkan kepalanya.
"Saya gak mau saat saya datang kamu malah tidak ada, mulai sekarang kamu akan hidup dengan saya dan kamu harus melayani saya dari saya mau tidur sampai tidur lagi, hanya kuliah yang saya ijinkan karena kamu mahasiswi berprestasi jadi kamu wajib untuk kuliah Safira tapi tidak dengan bekerja. "
jawab Al dan Safira kembali hanya bisa mengangguk menjawabnya.
"Sudah jangan di fikirkan semua ini, kamu cukup jalani dengan sepenuh hati, sekarang kita akan membayar lunas hutang kamu itu, ayo kita berangkat sekarang karena setelah dari sana, kita akan ke rumah kamu mengambil barang penting saja, lalu ke cafe tempat kerja kamu untuk memberitahukan pengundur dirian kamu dari pekerjaan. "
jelas Al sambil beranjak dan mau tidak mau Safira pun ikut beranjak.
Al langsung meminta Safira menunjukkan jalan menuju orang yang akan di bayar hutangnya dan Safira langsung menyebutkan alamatnya.
"Tidak jauh dari rumah kamu ternyata. "
ucap Al setelah Safira menyebutkan alamatnya.
"Kenapa Pak Al tahu alamat rumah saya?? "
tanya Safira dan Al hanya tersenyum di balik kemudinya.
"Sebelum saya mendatangi kamu, saya mencari tahu latar kamu dulu dan saya bukan orang sembarangan yang akan menjadikan wanita sebagai simpanan saya. "
jawab Al dan Safira langsung diam mendengarnya.
"Ya Tuhan...... aku hanya sebatas simpanan, ampunilah dosaku. "
gumam Safira dalam hatinya sambil memalingkan wajahnya ke jendela sampingnya.
Tidak ada percakapan kembali setelah Al menjawab pertanyaan terakhir Safira, kedua nya sibuk dengan dunianya.
Tiba di gang depan rumahnya, Safira langsung keluar dari mobil namun di hentikan oleh Al dan membuat Safira langsung menatap ke arah Al.
"Ini uang sepuluh juta buat melunasi hutang kamu, minta sekalian tanda bukti pembayarannya. "
ucap Al sambil menyodorkan amplop nya dan Safira mengangguk lalu menerima uangnya.
"Terimakasih Pak Al. "
ucap Safira dan Al hanya berdehem menjawabnya.
"Satu jam lagi saya akan tunggu kamu disini, selesaikan urusan kamu dan bawa baju menurut kamu butuh dan berkas berkas yang menurut kamu penting. "
titah Al dan Safira mengiyakannya lalu keluar dari mobil.
Safira langsung keluar dan berjalan menuju rumah rentenirnya, dia tidak melirik atau berbalik menatap ke arah Al, hatinya sakit mendengar ucapan Al tadi dan Safira sangat sadar siapa dirinya.
Hanya lima menit berjalan kaki akhirnya Safira sampai di rumah rentenir itu dan ternyata begitu banyak orang yang datang.
"Mereka gak tahu kalau minjam uang disini membuat sengsara di dunia. "
gumam Safira dalam hatinya sambil duduk menunggu gilirannya di panggil.
Nama Safira di panggil dan langsung masuk kedalam rumah, ternyata sertifikat rumah dan berkas sudah ada di atas meja.
"Ini uang sepuluh juta nya, terimakasih karena memberikan pinjaman nya, saya minta tanda bukti pembayaran nya. "
ucap Safira yang menyodorkan amplop berisi uang.
"Uangnya pas dan silahkan cek sertifikat dan kwitansinya, karena uangnya sudah pas dan saya sudah tanda tangan tinggal kamu yang tanda tangan Safira. "
ucap rentenir dan Safira mengiyakannya lalu membaca berkasnya ternyata semua asli dan benar.
"Semua sudah benar dan saya sudah tanda tangan yaa. "
ucap Safira sambil merapihkan berkasnya kedalam. amplop.
"Senang bekerjasama dengan kamu Safira, kalau membutuhkan uang lagi kamu jangan sungkan datang kesini. "
ucap sang rentenir dengan nada ramahnya membuat Safira merasa mual seketika.
Safira memilih segera keluar dari rumah itu dan berlalu menuju rumahnya untuk membawa beberapa pakaian juga beberapa barang pentingnya.
.
.
Bersambung......