Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6.
Karin merasa bahagia setelah sekian lama akhirnya ia bisa melihat kembali sosok pria yang selalu ada di hatinya.
Saat semua karyawan sudah berdiri tegak, pada saat itu juga Zaian melewati Karina. Zaian sempat melirik kearah Karin namun karin paham, bahwa sekarang status dan posisi mereka sangatlah jauh berbeda.
Walaupun mengetahui Zaian meliriknya, tapi sedetik pun Karin tidak ingin membalas lirikan Zaian.
Tanpa mereka sadari, pertemuan kembali itu akan merubah kehidupan mereka.
Saat sudah berada di ruangannya Karin tidak fokus bekerja, ia terfikir bagaimana cara dia akan menghadapi Zaian nanti. 'Astaga Karin sekarang bukan waktunya buat jatuh cinta, sekarang kamu harus fokus dikarir.' Batin Karin menyadarkan dirinya
Tiba jam makan siang Karin sedang bersiap ke kantin saat tiba-tiba pintu ruangannya di buka dan terlihat yang datang adalah asisten sekaligus tangan kanan Zaian, siapa lagi kalau bukan dion.
"Pak Zaian meminta anda menemani dia makan siang dengan klien di restoran."
"Baik," Sahut karin
Dion dan Karin pun berjalan menuju ruang ceo, saat saat sudah berada di ruangan itu karin menyerahkan proposal kerja sama dengan klien
yang akan mereka temui.
Saat menyerahkan proposal, Karin sama sekali tidak ingin menatap atau pun melirik mata bosnya itu. Ada rasa canggung yang ia rasakan saat berhadapan langsung dengan Zaian.
"Siapkan mobil kita akan berangkat sekarang," Perintah Zaian kepada Dion
Ketika Dion pergi suasana di ruangan itu menjadi hening, di tengah keheningan itu tiba-tiba suara bariton Zaian memecah keheningan. "Bagaimana kabarmu?" Tanya Zaian
"Ba.. Baik," Jawab karin dengan tergagap
"Sepertinya kehidupanmu yang bak seorang putri itu sudah tidak terlihat lagi," Sahut Zaian sedikit mencibir
Karin hanya terdiam mendengar ucapan Zaian, dalam angannya ia teringat saat dulu dia mengeluarkan kata-kata yang membuat pria itu kini membencinya.
"Kemana kesombonganmu dulu, apa sekarang kau semudah itu untuk di hina," Ucap Zaian berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati karin
Melihat Zaian yang berjalan mendekatinya membuat karin spontan berjalan mundur. Saat karin sudah terpojok di dinding, Zaian kemudian berbicara di dekat telinga karin.
"Sekarang kau milikku," Ucap Zaian dengan senyum licik, membuat karin merinding dan hanya bisa berdiri diam tanpa sepata kata pun.
Saat sedang mengintimidasi karin, Dion pun tiba-tiba datang dan membuka pintu ruangan. Seketika saja Karin mendorong Zaian menjauh darinya.
"Maaf pak mobil sudah saya siapkan," Lapor Dion
"Ok kita berangkat sekarang."
Mereka berjalan menuju parkiran, setibanya di mobil karin duduk di kursi dekat sopir namun di hentikan oleh Zaian.
"Kamu duduk di belakang dengan saya," Sahut Zaian sambil memasukkan Karin ke dalam mobil
Mobil itu pun berjalan menuju restoran. Selama didalam mobil Karin merasa tegang dan hanya bisa meremas ujung rok yang ia pakai, tindakannya itu pun tak luput dari perhatian Zaian.
Kini mereka telah tiba di restoran tempat mereka akan melakukan meeting dengan klien, saat mereka masuk dan berada di ruangan yang memang sudah di reservasi sebelumnya Karin ingin duduk menjauh dari Zaian namun Zaian memaksa dia duduk di sebelahnya.
Klien yang di tunggu pun tiba, mereka pun mulai melakukan meeting. Karin mulai menjelaskan proposal kerja sama yang sudah ia susun sebelumnya, setelah meeting yang mereka lakukan selesai. Mereka pun kembali ke kantor namun saat kembali Dion tidak ikut bersama mereka karena di perintahkan oleh Zaian untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.
Di dalam mobil tinggal mereka berdua saja yang sedang berperang dengan pikiran mereka masing-masing.
"Bagaimana hubunganmu dengan suami tercintamu itu?" Tanya Zaian
Karin hanya diam tak ingin menjawab pertanyaan itu, bukan hanya sekedar tidak ingin menjawab tetapi ia juga ragu untuk mengatakan jika iya sudah bercerai.
Entah apa yang akan di pikirkan Zaian jika iya mengatakannya.
"Apa selama enam tahun ini pendengar mu bermasalah, mengapa setiap aku bertanya kamu hanya diam," geram Zaian karena karin hanya diam saat ia bertanya
"Iya," sahut karin membuat Zaian semakin naik pitam karenanya
"Kamu_!" perkataan Zaian terhenti, ia malas jika harus berdebat dengan hal sepeleh
Mereka pun tiba di kantor, tanpa pamit karin langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk ke kantor tanpa memperdulikan Zaian.